Boediono: Indonesia Harus Cepat Adaptasi Teknologi

Reporter

Editor

Eni Saeni

Minggu, 2 Desember 2012 16:58 WIB

Wakil Presiden Boediono. ANTARA/ Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden RI Boediono mengatakan Indonesia patut mencontoh Jepang yang mengembangkan inovasi teknologi untuk kemajuan bangsanya. "Buat negara seperti Indonesia, barangkali langkah tercepatnya melalui adaptasi teknologi yang ada untuk memenuhi kebutuhan bangsa," kata Boediono, saat berpidato di hari terakhir acara Indonesia-Japan Innovation Convention di gedung Sasana Budaya Ganesha, Bandung, Ahad, 2 Desember 2012. Acara tersebut digelar selama tiga hari.

Menurut Boediono, Indonesia saat ini sedang berusaha melepaskan diri dari pembangunan yang bertumpu pada bahan mentah, dan mulai masuk dari pengetahuan, pengembangan inovasi, dan kreativitas sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. "Banyak tantangannya, salah satu caranya kerja sama produktif dengan negara-negara yang lebih maju," ujarnya.

Mengutip laporan Bank Dunia pada 2010, kata Boediono, transformasi teknologi menjadi inovasi pada dasarnya merupakan tugas swasta dan para wirausaha. Namun, jumlah wirausaha di Indonesia masih kecil. Berdasarkan survei 2008 oleh Bank Dunia, angkanya baru 1,56 persen dari total penduduk.

Bandingkan, katanya, dengan Malaysia dan Thailand yang sudah mencapai 4 persen, serta Singapura sebanyak 7,2 persen. "Indonesia jelas butuh banyak wirausaha yang mampu berinovasi," kata Boediono.

Mantan Perdana Menteri Jepang yang menjabat sebagai Presiden Japan Indonesia Association (JAPINDA), Fukuda Yasuo, mengatakan, memajukan inovasi merupakan tema atau permasalahan yang sangat vital untuk dunia di abad ke-21. Upaya itu memerlukan strategi dan penanganan yang melibatkan kalangan politik, akademikus, pengusaha, birokrat, dan masyarakat.

"Masyarakat internasional abad ke-21 diprediksikan harus menghadapi berbagai tantangan yang tidak pernah dialami, seperti kekurangan sumber daya energi serta perusakan lingkungan, di samping menghadapi ledakan jumlah penduduk di tengah terbatasnya sumber daya alam," katanya, di podium acara yang sama.

Fukuda mencontohkan pengalaman Jepang yang pada 1970-an mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi di atas 10 persen terus-menerus selama 10 tahun. Dampak negatifnya, sebagai raksasa kedua di dunia, Jepang dilanda masalah polusi dan kerusakan lingkungan lainnya.

"Jepang akhirnya dapat mengatasi berbagai permasalahan tersebut dengan memanfaatkan kekayaan hasil pertumbuhan ekonomi serta teknologi yang kami miliki, serta melalui berbagai inovasi teknologi," katanya.

Fukuda menambahkan, Indonesia dan negara-negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi amat pesat pada abad ke-21 menghadapi berbagai permasalahan di bidang lingkungan, sumber daya energi, dan lainnya. "Masalah harus dipecahkan sambil tetap melanjutkan pertumbuhan ekonominya. Sehingga diperlukan kecepatan yang lebih tinggi lagi dalam menangani permasalahan-permasalahan tersebut," katanya.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

13 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

14 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

15 hari lalu

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

Gagasan kereta cepat Jakarta-Surabaya muncul pada 2008, awalnya Indonesia menggandeng Jepang

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

38 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

41 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

41 hari lalu

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

KPPU memberikan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha kepada PT Grab Teknologi Indonesia atau Grab.

Baca Selengkapnya

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

42 hari lalu

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

Berikut ini deretan rekomendasi laptop Rp3 jutaan dengan fitur lengkap dari berbagai merek, mulai dari Asus, Axioo, HP, hingga Lenovo.

Baca Selengkapnya

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

46 hari lalu

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

Kemampuan Notion terlihat dalam kesanggupannya menyediakan lingkungan kerja yang terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

51 hari lalu

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengkritik pengiriman dan bongkar muat beras impor oleh Bulog yang terbilang lama.

Baca Selengkapnya

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri

55 hari lalu

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri