TEMPO.CO, Jakarta - Hidrogen adalah unsur yang paling berlimpah di Bumi dan berpotensi menjadi bahan bakar yang bisa merevolusi pasar energi. Soalnya, hidrogen tidak menghasilkan emisi. Sayangnya, hidrogen berbentuk gas ringan dan kerap naik ke atmosfer. Artinya, jarang yang ditemukan dalam bentuk murni karena membuatnya akan menghasilkan emisi.
Erik Koepf, seorang mahasiswa postdoctoral teknik mesin di Universitas Delaware telah menemukan cara membuat bahan bakar hidrogen murah. Ia menggunakan sinar matahari, seng oksida dan air.
Erik Koepf membangun sebuah perangkat yang memiliki cermin dan ruang yang menahan seng oksida. Cermin berkonsentrasi dengan sinar matahari untuk memenuhi ruangan yang menahan seng oksida tadi. Lampu terkonsentrasi begitu kuat sehingga menghasilkan suhu sampai 3500 derajat Fahrenheit. Ketika panas terjadi, oksida seng akan memisahkan diri menjadi seng dan oksigen. Seng tersebut akan menjadi uap.
Dalam fasilitas yang lebih besar, uap seng akan ditambahkan ke dalam air. Mereka akan bereaksi dan berubah menjadi oksida seng lagi dengan melepas hidrogen. Perangkat Koepf tidak melakukan proses yang kedua ini yang sebetulnya sangat mudah. "Proses pertama sangat menantang karena memerlukan suhu yang sangat tinggi," kata Ajay Prasad, profesor teknik mesin di Universitas Delaware dan penasehat penelitian Koepf.
Produk outputnya adalah seng oksida, bahan yang sama seperti saat reaksi pertama dimulai. Maka dapat digunakan berulang-ulang. Limbah yang dihasilkan hanyalah oksigen. Sumber daya sinar matahari dapat menggantikan sejumlah besar listrik untuk menghasilkan reaksi hidrogen, seperti pada proses mengelektrolisis air.
Perangkat Koepf sedang diuji di Institut Federal Swiss. Sejauh ini jumlah hidrogen dan seng yang telah diproduksi sangatlah kecil. Ruang reaksi Koepf dirancang hanya untuk melakukan proses pertama hingga membuat uap seng. Tahap berikutnya akan disiapkan rekasi air dan seng untuk lebih efisien memproduksi hidrogen.
Koepf juga akan menguji sebuah reflektor yang dirancang untuk fokus terhadap sinar matahari. Awalnya ia menggunakan cermin tetapi tes uji berikutnya ia akan menggunakan desain versi water-cooled untuk mencapai suhu yang diperlukan dalam reaksi itu.
DISCOVERY NEWS | ISMI WAHID
Berita teknologi lainnya:
Inilah Gambar Pornografi Kuno Pertama Dunia
Dendang Musik Rock Mirip dengan Partikel Gas
Penolak Serangga Kurang Efektif Tolak Nyamuk
Kenapa Tanaman Karnivora Pendarkan Cahaya Biru?
Strategi Yahoo Mengail Pengunjung Baru
Bagaimana Anjing Laut Tidur dengan Separuh Otak?
Berita terkait
4 Manfaat Bioetanol, Bisa Mengurangi Emisi
10 Juni 2023
Bioetanol, sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang menjanjikan, muncul sebagai bahan bakar alternatif.
Baca SelengkapnyaDKI Bakal Olah 2.000 Ton Sampah di Bantargebang per Hari Jadi Bahan Bakar
21 Februari 2022
Pemprov DKI Jakarta akan mengolah 2.000 ton sampah setiap hari yang ada di TPST Bantargebang menjadi 750 ton bahan bakar alternatif.
Baca SelengkapnyaMobil Balap Porsche di Le Mans Pakai Bahan Bakar Terbarukan, Mesinnya Twin-Turbo
29 Januari 2022
Baik Porsche maupun Audi akan menggunakan sasis Multimatic pada mobil balap LMDh masing-masing. Mesin hybrid V8 twin-turbo diuji di Weissach.
Baca SelengkapnyaRDF Cilacap Mampu Olah Sampah 140 Ton Sehari, Hasilkan Energi Terbarukan
3 Maret 2021
Pakar teknologi lingkungan ITB Enri Damanhuri menyebut RDF cocok untuk pengelolaan sampah di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMaskapai KLM Belanda Terbangkan Pesawat dengan Bahan Bakar Kerosin Sintetis
9 Februari 2021
Maskapai penerbangan Belanda, KLM, menjadi yang pertama menerbangkan pesawat dengan campuran bahan bakar kerosin sintetis dari Amsterdam ke Madrid.
Baca SelengkapnyaKementerian Lingkungan Hidup Kembangkan Bioethanol dari Nira Aren
10 Maret 2017
Bioethanol nira aren sangat prospektif dan sangat membantu masyarakat perdesaan memenuhi bahan bakar rumah tangga.
Menteri Darmin: NTB Bisa Jadi Sentra Bioetanol
11 Februari 2017
Riset pengembangan biosolar dengan mencampurkan solar dengan hasil olahan kelapa sawit sudah dilakukan di Indonesia barat.
Baca SelengkapnyaPT Enero Tagih Janji Pertamina Serap Produksi Bioetanol
9 September 2015
Sambil berharap serapan bioetanol oleh Pertamina, PT Enero menandatangani kontrak dengan PT Total Oil Indonesia yang akan membeli 135 ribu liter/tahun
Baca SelengkapnyaPTPN X Jual Bioetanol ke Total Oil
1 September 2015
PTPN X optimistis bioetanol makin menarik perhatian pasar.
Baca SelengkapnyaPertalite Hadir untuk Memberikan Pilihan yang Lebih Banyak
15 Juli 2015
Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite hadir untuk memberikan pilihan yang lebih banyak
Baca Selengkapnya