Badak Ditemukan di Kalimantan

Reporter

Editor

Anton William

Kamis, 28 Maret 2013 15:41 WIB

Badak Sumatera betina bernama Ratu terlihat pada tahap akhir kehamilannya di Way Kambas Nasional Taman di Lampung. Ratu, Badak Sumatera yang terancam punah. (AP Photo/Benn Bryant, International Rhino Foundation)

TEMPO.CO, Jakarta - World Wildlife Foundation (WWF) Indonesia menemukan jejak badak di hutan Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Inilah temuan jejak badak pertama di Kalimantan.

Penemuan pertama terjadi pada pertengahan Januari lalu. Ketika itu tiga anggota tim pemantauan orang utan WWF mendapati jejak hewan dengan tiga kuku. Temuan ini ditindaklanjuti dengan mengirim tim survei yang lebih lengkap sebulan setelahnya. Survei kedua inilah yang kemudian menemukan bukti lebih lengkap.

"Hewan tersebut teridentifikasi sebagai badak," ujar Forest Management Coordinator WWF Indonesia, Yuyun Kurniawan, kepada Tempo, Kamis, 28 Maret 2013.

Bukti yang mereka temukan pada Februari berupa jejak kaki badak, bekas kubangan, bekas gesekan tubuh badak pada pohon, gesekan cula pada dinding kubangan, serta bekas gigitan dan pelintiran pada pucuk tanaman. Ahli badak dari Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Chandradewana Boer, menyimpulkan, ciri-ciri ini mengarah pada spesies badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) dewasa bercula dua.

Penemuan badak Sumatera di Kalimantan merupakan catatan pertama. Sebelumnya, tim ahli pernah menemukan badak di hutan Sabah, yang merupakan wilayah Malaysia. Meski berada di pulau yang sama, badak di Kutai Barat tak berinteraksi dengan spesies badak di Sabah.

"Jarak hutannya terlalu jauh sehingga dipastikan berbeda habitat," ujar Yuyun.

WWF enggan menyebutkan kawasan hutan Kalimantan yang menjadi tempat tinggal badak Sumatera. Cula badak merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi sehingga sering menjadi target perburuan. Pengungkapan kawasan hutan penemuan bisa mengundang para pemburu untuk membinasakan badak.

Habitat badak Sumatera di Kalimantan sendiri berada di kawasan yang disebut WWF sebagai Heart of Borneo. Kawasan hutan perawan seluas 220 ribu kilometer persegi ini melintang dari selatan ke utara, melintasi tiga negara. Di hutan ini, hidup 10 spesies endemik, lebih dari 350 jenis burung, serta 150 reptil dan amfibi. Terdapat pula 10 ribu jenis tumbuhan.

Di antara keragaman jenis tersebut, tim survei menemukan 30 spesies tumbuhan yang cocok sebagai pakan badak. Kelimpahan variasi ini diharapkan bisa menyangga keberlangsungan spesies badak Sumatera di Kalimantan.

Badak Sumatera merupakan jenis badak bercula dua--badak Jawa di Ujung Kulon bercula satu. Di antara lima spesies badak dunia, badak Sumatera merupakan yang berukuran tubuh paling kecil dengan tinggi mencapai 145 sentimeter. Penelitian sebelumnya menunjukkan badak Sumatera hanya hidup di Bengkulu dan Lampung. Di Vietnam, badak Sumatera terakhir mati di tangan pemburu. Karena itu, temuan badak Sumatera di Kalimantan menjadi harapan baru bagi konservasi spesies yang diperkirakan tersisa sekitar 200 ekor.

ANTON WILLIAM | FIRMAN HIDAYAT

Berita terkait

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

7 hari lalu

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

Badak ditembak di bokong lalu disembelih dan diambil culanya terekam camera trap di dalam Taman Nasional Ujung Kulon. Kamera juga dicuri.

Baca Selengkapnya

Sekali Gagal, Badak Pahu Akan Kembali Diambil Sel Telurnya untuk Teknologi Bayi Tabung

27 Februari 2024

Sekali Gagal, Badak Pahu Akan Kembali Diambil Sel Telurnya untuk Teknologi Bayi Tabung

Terinspirasi keberhasilan pada Badak Putih di Afrika dan hewan cerpelai. Tantangan antara lain bawa sel telur cepat-cepat ke lab IPB di Bogor.

Baca Selengkapnya

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

26 November 2023

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.

Baca Selengkapnya

Bayi Badak di TN Way Kambas Tumbuh Normal, Menunggu Nama dari Menteri

22 November 2023

Bayi Badak di TN Way Kambas Tumbuh Normal, Menunggu Nama dari Menteri

Taman Nasional Way kambas memiliki penghuni baru berupa seekor badak.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali dalam 1 Dekade, Populasi Badak Afrika Naik

24 September 2023

Pertama Kali dalam 1 Dekade, Populasi Badak Afrika Naik

Total ada 23.290 ekor badak sampai akhir 2022 atau naik 5.2 persen dibanding tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Hari Badak Sedunia: Berikut Sederet Keistimewaan Badak, Kulit Tebal Tapi Sensitif

22 September 2023

Hari Badak Sedunia: Berikut Sederet Keistimewaan Badak, Kulit Tebal Tapi Sensitif

Kulit badak sangat lembut, dan rentan terhadap luka dan sengatan matahari. Hari Badak Sedunia, intip keistimewaan binatang badak ini.

Baca Selengkapnya

Awal Mula 22 September sebagai Hari Badak Sedunia, Bermula dari Afrika Selatan

22 September 2023

Awal Mula 22 September sebagai Hari Badak Sedunia, Bermula dari Afrika Selatan

Hari ini, 22 September 2010 Hari Badak Sedunia diumumkan WWF Afrika Selatan. Berikut asal mula pencanangannya.

Baca Selengkapnya

Badak Ujung Kulon di Ujung Tanduk? Ini Jawab Kepala Taman Nasional

14 April 2023

Badak Ujung Kulon di Ujung Tanduk? Ini Jawab Kepala Taman Nasional

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Anggodo, bilang, "Inikan bukan kebun binatang yang setiap hari badak bisa dilihat."

Baca Selengkapnya

Auriga Nusantara: Badak Jawa di Ujung Tanduk

12 April 2023

Auriga Nusantara: Badak Jawa di Ujung Tanduk

Hingga tiga dekade sebelumnya, tidak satu pun kematian badak jawa yang terhubung ke perburuan.

Baca Selengkapnya

Bayi Badak Putih Afrika Lahir di Taman Safari Bogor, Diberi Nama Ramadani Jumat Agung

9 April 2023

Bayi Badak Putih Afrika Lahir di Taman Safari Bogor, Diberi Nama Ramadani Jumat Agung

Seekor badak putih Afrika baru saja lahir di Taman Safari Bogor dengan kondisi sehat bugar. Lahir di bulan suci Ramadan di hari Jumat agung.

Baca Selengkapnya