Mahasiswa Ini Bikin Baterai dari Kaktus Centong

Reporter

Sabtu, 4 Mei 2013 06:47 WIB

ANTARA/Teresia May

TEMPO.CO, Malang--Tiga mahasiswa Universitas Brawijaya Malang berhasil menemukan energi alternatif berasal dari Kaktus Centong (Opuntia cochenillifera). Ketiganya, Riska Amalia mahasiswa teknik informatika komputer, Susilowati mahasiswa teknik kimia dan Windy Antika mahasiswa jurusan statistika. Mereka memanfaatkan tanaman kaktus yang berbentuk seperti centong ini karena banyak tumbuh di Magetan, kota asal Riska.

"Kaktus hanya menjadi tanaman hias, tak termanfaatkan," kata Riska, Jumat 3 mei 2014. Sementara accu bekas justru menjadi sumber pencemaran lingkungan karena menggunakan bahan kimia berbahaya. Untuk mengatasi persoalan lingkungan, ketiganya meneliti kandungan listrik yang dihasilkan kaktus centong. Hasilnya, listrik yang dihasilkan mencapai 19,2 volt.

Proses pengolahan kaktus centong pun mudah. Tanaman kaktus centong diparut halus, kemudian dimasukkan dalam wadah bekas accu. Selain itu, dipasang katoda dari tembaga serta anoda terbuat dari seng. Masing-masing dipasang di sel accu yang diisi parutan kaktus centong. Mengunakan rangkaian seri, setiap sel.

Energi listrik yang dinamai batuscen atau baterai kaktus centong ini menghasilkan energi yang mampu bertahan selama tiga bulan penuh untuk meyalakan lampu pijar. Setiap sel menghasilkan 1,6 volt. Dua buah batuscen dipasang paralel masing-masing menghasilkan energi sampai 19,2 volt. Daya yang dihasilkan, katanya, setara dengan tengahan 25 lampu LED, sebuah jam digital, sebuah kalkulator digital dan sebuah jam dinding.

Sebanyak 12 batang kaktus centong menghasilkan dua batuscen. Ketiganya berbagai peran sesuai disiplin ilmu, Susilowati mahasiswa Teknik Kimia meneliti kandungan dan potensi aliran listrik dalam kaktus. Sedangkan Windy dari statistika merekapitulasi data hasil penelitian seperti data tegangan, populasi, sampel dan variable. Sementara Riska menentukan jenis rangkaian listrik dan membuat prototipe batuscen.

"Kaktus centong menghasilkan voltase paling besar dibandingkan kaktus lain," katanya. Kandungan energi, katanya, juga lebih besar dibandingkan kulit pisang dan buah blimbing. Sebelumnya, mereka telah meneliti kedua jenis energi terbarukan ini. Kaktus centong memiliki kandungan kation, penghasil listrik yang paling tinggi.

Atas temuannya, ketuganya diganjar juara dua dalam Innovative Material Engineering Competition (IMEC). IMEC merupakan kompetisi bidang inovasi penemuan sumber energi baru yang digelar Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Kini, ketiganya tertantang mengembangkan dan memperbaiki kemasan batuscen. Serta mendaftarkan paten hak intelektual untuk diproduksi massal.

EKO WIDIANTO

Topik terhangat:
Susno Duadji
| Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional


Baca juga:

The LumiTab, Tablet Pertama dengan Proyektor

Samsung Galaxy S4 8 Core Tiba di Indonesia

Sayembara Puisi NASA untuk Perjalanan ke Mars

Keuntungan Facebook Meningkat 58 persen

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya