Profesor Riset LIPI Ingin Ubah Sejarah Sumatera

Reporter

Rabu, 21 Agustus 2013 18:11 WIB

Peta lempeng tektonik bumi. wikimedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan bidang geologi dan geofisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Iskandar Zulkarnain, ingin mengubah pemahaman mengenai sejarah Pulau Sumatera melalui penelitiannya yang bertajuk "Geokimia Batuan sebagai Jendela Proses Geologi Masa Lalu dan Lentera Pemandu Penemuan Endapan Logam". Lewat penelitian ini Iskandar dikukuhkan sebagai profesor riset.

Dalam orasi ilmiahnya di Auditorium LIPI, Rabu, 21 Agustus 2013, Iskandar mengatakan selama ini Pulau Sumatera secara keseluruhan dianggap bagian dari tepian Benua Eurasia. "Melalui pendekatan geokimia batuan untuk menentukan lingkungan tektonik suatu wilayah, terbukti Sumatera bukan merupakan segmen homogen dari tepian Eurasia," kata dia.

Data geokimia terpilih dari batuan vulkanik yang tersebar di sepanjang pantai barat Sumatera, mulai dari Lampung hingga Sumatera Utara, menunjukkan bahwa wilayah dari zona patahan Sumatera ke arah barat dibentuk oleh komponen busur kepulauan atau island-arc. Sedangkan komponen benua terbukti di wilayah zona patahan Sumatera bagian timur. Data yang sama juga menunjukkan bahwa komponen busur kepulauan ini, yaitu Sumatera tengah hingga utara, terbukti pernah berkembang sebagai lingkungan.

"Bukti tersebut mengindikasikan bahwa zona patahan Sumatera merupakan zona subduksi purba," ujar Iskandar. Artinya, zona itu berusia lebih tua dibanding Kala Miosen, periode waktu geologi ketika kerak samudera menunjam ke bawah tepian Benua Eurasia.

Menurut Iskandar, patahan Sumatera tak lain adalah sebuah crustal border yang menyebabkannya mudah bergerak sebagai sebuah patahan geser ketika didorong oleh gaya kompresi dan sistem subduksi yang ada sekarang.

Dia mencontohkan patahan yang mudah bergerak itu tidak lain adalah asal-usul gempa bumi yang kerap mengguncang kawasan Sumatera Barat. "Makanya gempa di Sumatera Barat seringkali terjadi di wilayah yang itu-itu saja seperti Padang Panjang dan Solok," ucap dia.

"Pemahaman sejarah geologi Sumatera terbuka untuk direvisi dan diperbarui," imbuhnya, mengacu pada perubahan yang berdampak pada pemahaman akan potensi endapan mineral di pulau tersebut.

Ia mengatakan, selama ini aktivitas pencarian sumber mineral cenderung dilakukan di Sumatera bagian barat. Padahal penelitiannya membuktikan potensi endapan logam justru berada di wilayah timur. Konsekuensi logis temuan ini yaitu memberi alternatif baru bagi siapapun untuk menemukan potensi mineral di Sumatera.

Penelitian Iskandar berfokus pada pendataan unsur kimia yang terakam dalam batuan. Selanjutnya penelusuran data dilakukan melalui elemen utama dengan menyusuri unsurnya. Melalui unsur kemudian dilihat pola apa saja yang ditunjukkan oleh batuan. "Pola ini digunakan untuk mengetahui terbentuknya batuan," ujarnya.

Ia mengatakan, perbedaan pola ditentukan dari mana batuan itu berasal. Batuan yang diambil dari kepulauan dan tepian memiliki pola yang berbeda. Ia mencontohkan jenis batuan titan dan fosfor. Kedua batuan itu jika disandingkan mungkin sekilas tampak sama, padahal sebenarnya berbeda.

Yang tak kalah penting, penelitian Iskandar juga menunjukkan bahwa potensi sumber daya alam juga berkaitan erat dengan potensi bencana. Menurutnya, jika terdapat gempa lokal dengan frekuensi yang tinggi di tempat sama, maka perlu dipelajari penyebabnya. "Ini bisa jadi karena adanya potensi sumber daya alam," ujarnya.

SATWIKA MOVEMENTI

Berita Terpopuler:

5 Teknologi yang Mengancam Manusia

Lima Tokoh Ini Politikus Idola Anak Muda

Mau Dites Keperawanan, Siswi SMA Ketakutan

Ini Kronologi Aksi Gadis Pemotong 'Burung'

Mantan Napi Ungkap Kengerian Penjara Korea Utara

Beragam Penyebab Rupiah Terjun Bebas

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

18 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

24 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

17 Maret 2024

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

17 Maret 2024

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

17 Maret 2024

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya