Benarkah Rasa Cokelat Ditentukan Bentuknya?  

Reporter

Editor

Erwin prima

Rabu, 25 September 2013 22:02 WIB

Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, London - Perubahan bentuk cokelat Dairy Milk di Inggris telah memicu perdebatan sengit. Beberapa pecinta cokelat mengatakan Dairy Milk yang baru rasanya berbeda karena bentuknya berubah.

Bentuk cokelat itu yang batangan mengalami perubahan tahun lalu menjadi melengkung. Namun, yang menjadi perdebatan panas adalah klaim perubahan rasa yang menurut konsumen kini "berminyak" dan "membuat mual".

Sementara produsennya, Cadbury, mengatakan resep cokelat itu tidak berubah, hanya bentuknya. "Bentuk ini pasti membantu meningkatkan pengalaman 'meleleh di mulut' dan umpan balik dari konsumen sangat positif," kata juru bicara Tony Bilsborough. Tapi apakah perubahan bentuk bisa mengubah rasa cokelat?

Tentu saja, kata para ilmuwan, chocolatiers dan koki. Bentuk menentukan seberapa cepat cokelat meleleh di mulut dan ini menentukan urutan dan kecepatan molekul makanan yang berbeda dilepaskan pada lidah dan ke hidung.

Karena Dairy Milk telah berubah bentuk, ia akan mencair secara berbeda di mulut. Hal itu berpotensi mengubah pelepasan molekul dari bahan-bahannya, dan dengan demikian mengubah rasanya.

"Kecepatan cokelat melumer dari keras menjadi cair menentukan waktu pelepasan citarasa," kata Prof Barry C Smith, direktur dan pendiri the Centre for the Study of the Senses.

"Bentuk baru bisa berarti cokelat mencair lebih cepat karena dipanaskan dalam mulut lebih cepat. Itu akan mengubah rasa," ujarnya.

<!--more-->

Penelitian juga telah dilakukan dalam subjek ini. Hasil penelitian baru-baru ini oleh para ilmuwan di Nestle menyimpulkan bahwa bentuk akan mempengaruhi tekstur dan persepsi cita rasa. Bentuk bulat adalah salah satu yang terbaik dalam hal melumer dan kehalusan.

"Jika satu bentuk memiliki area permukaan besar Anda akan mendapatkan pelepasan molekul lebih cepat dari makanan itu," kata Prof Peter Barham, seorang ahli dalam ilmu makanan dan gastronomy molekuler di University of Bristol.

Bentuk melengkung Dairy Milk bersamaan dengan penyusutan berat dari bentuk batangan, yaitu dari 49g ke 45g. Karena lebih sesuai dengan bentuk mulut, bentuk baru mencair lebih cepat. "Hal ini dapat menjelaskan klaim bahwa sekarang rasanya lebih "berminyak"," kata chef Simon Rimmer.

"Jika meleleh di mulut lebih cepat, minyak dari kakao dalam cokelat akan sampai ke indra pengecap lebih cepat. Anda mungkin mendapatkan kesan berminyak dari itu," katanya.

Alasdair Garnsworthy, kepala chocolatier di Chocolate Society, mengatakan ia menggunakan bentuk yang berbeda tergantung pada cita rasa yang dia gunakan dalam cokelatnya.

"Jika saya menggunakan cita rasa kuat seperti rosemary saya tidak ingin cita rasanya muncul terlalu kuat sehingga saya menggunakan bentuk yang akan meleleh di mulut perlahan-lahan. Jika saya menggunakan bahan seperti karamel, saya akan menggunakan bentuk yang akan meleleh cepat di mulut." Simak berita tekno lainnya di sini.


BBC | ERWIN Z

Berita lain
7 Penantang BBM di Berbagai Platform
BBM Android Masih Tertunda, Tim Bekerja Non-Stop
Ini Cara Aneh Buka Touch ID iPhone 5S
Setelah Diakuisisi, Mampukah BlackBerry Bangkit?
Ini yang Bisa Dilakukan dengan Teknologi 4G





Berita terkait

Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

31 Agustus 2017

Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

Alpukat dikenal kaya dengan kandungan lemak baik dan potasium, mineral yang ampuh menjaga tekanan darah dan mencegah stroke.

Baca Selengkapnya

Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

8 Agustus 2017

Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

Makanan yang saat ini terbuang di Eropa misalnya, dapat memberi makan 200 juta orang.

Baca Selengkapnya

Alpukat Kaya Manfaat, Benarkah Dapat Meningkatkan Fungsi Otak?

8 Agustus 2017

Alpukat Kaya Manfaat, Benarkah Dapat Meningkatkan Fungsi Otak?

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers in Aging Neuroscience baru-baru ini mencoba membuktikan apakah alpukat bermanfaat untuk otak.

Baca Selengkapnya

Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

1 Agustus 2017

Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

Ahli kesehatan menegaskan tidak ada satu pun makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh.

Baca Selengkapnya

BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

3 Juni 2017

BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

Ketua BPOM Penny Kusumastuti Lukito memaparkan adanya penurunan jumlah makanan yang tidak memenuhi ketentuan dari BPOM secara nasional.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

21 April 2017

Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

Indonesia dan Thailand bekerja sama mengembangkan teknologi pascapanen untuk buah-buahan.

Baca Selengkapnya

Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

2 Maret 2017

Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

Disperindag Provinsi Jawa Timur bersama dengan BBPOM Surabaya telah melakukan investigasi atas cabai impor asal Cina dan India.

Baca Selengkapnya

Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

1 Februari 2017

Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

Dengan begitu, kata Sumarsono, pemerintah dapat mendeteksi makanan yang mengandung racun dan bahan berbahaya.

Baca Selengkapnya

Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

12 Desember 2016

Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

"Makanan kaya protein berbasis kacang-kacangan mengandung serat lebih banyak daripada daging babi dan sapi"

Baca Selengkapnya

Peneliti Menyimpan Ragi Bir yang Sempurna

18 November 2016

Peneliti Menyimpan Ragi Bir yang Sempurna

Belgia terkenal memiliki ratusan bir berbeda tetapi tidak sebanding dengan ragi yang digunakan untuk membuatnya, sekitar 30.000 disimpan di es

Baca Selengkapnya