Manusia Purba Song Gentong Sudah Bercocok Tanam

Reporter

Jumat, 13 Desember 2013 02:55 WIB

Berbagai macam fragmen tulang manusia purba, hewan purba, serta moluska yang ditemukan di Situs Song Gentong dipamerkan di Museum dan Pusat Kajian Etnografi, Universitas Airlangga, Surabaya, Rabu (11/12). TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Surabaya -- Tim arkeolog Universitas Airlangga dan Universitas Gadjah Mada menarik benang merah bahwa manusia purba Song Gentong hidup dari berburu dan bercocok tanam. Hal itu dibuktikan dari temuan fragmen alat berburu binatang yang terbuat dari batu dan tulang vertebrata.

Gajah termasuk binantang yang mereka buru untuk dimakan dagingnya. Selain berburu di hutan, manusia purba Song Gentong juga mengonsumsi kerang-kerangan yang didapat dari sungai purba dan pesisir pantai. Sebab, tim menemukan fosil cangkang mollusca air tawar dan air laut.

Adapun untuk tumbuh-tumbuhan, mereka biasa memakan kemiri dan kacang-kacangan yang merupakan sumber protein nabati. "Tanpa karbohidrat, mereka bisa hidup," ujar Toetik, penanggung jawab eskavasi situs yang juga dosen Antropologi Unair, Rabu kemarin, 11 Desember 2013.

Namun tim eskavasi tidak menemukan fosil tengkorak di Song Gentong, sehingga belum bisa merekonstruksi wujud manusia purba di kawasan itu. Toetik dan kawan-kawan hanya mendapatkan fosil gigi yang ukurannya lebih besar dan panjang dibanding gigi manusia zaman sekarang. "Dari kajian kami, manusia di Song Gentong hidup secara berkelompok," kata dia.

Bagi Toetik, temuan fosil kuno di selatan Pulau Jawa itu tak mengherankan. Sebab sebelumnya juga pernah ditemukan fosil-fosil serupa di Gunung Kidul, Yogyakarta serta di Ponorogo dan Pacitan, Jawa Timur. Artinya, kemungkinan besar peradaban manusia dimulai dari pegunungan Karst atau tak jauh dari pantai Laut Selatan. "Kami menduga, peradaban Song Gentong sendiri berpusat di Pantai Sine, Kecamatan Kalidawir, Tulungagung," ujar Toetik.

Sayangnya, karena terletak di pusat pertambangan batu marmer, Situs Song Gentong sudah dalam kondisi acak-acakan. Sisa-sisa goa tempat tinggal manusia purba juga nyaris tak berbekas. Bahkan, kata Toetik, tim arkeolog harus berbagi waktu dengan penambang marmer saat akan melakukan eskavasi. "Saat kami mau memulai eskavasi, penambang pas akan menghancurkan batu. Kami disuruh minggir karena bahaya," kata Toetik.

Departemen Antropologi Unair memamerkan ratusan fosil, fragmen dan artefak hasil eskavasi di Situs Song Gentong, Desa Besole, Besuki, Tulungagung. Pameran yang digelar di Laboratorium Kajian Etnografi Fisip Unair itu akan berlangsung hingga Sabtu, 14 Desember 2013. Eskavasi benda-benda prasejarah tersebut dilakukan pada 2010 - 2013 dengan melibatkan mahasiswa Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada.

Dari hasil kajian Laboratorium Arkeologi Forensik Unair serta Laboratorium Bioantropologi dan Paleoantropologi Fakultas Kedokteran UGM diduga bahwa peradaban di Song Gentong ada pada 6.000 - 8.000 tahun yang lalu.

Mereka tergolong Homo Sapiens yang sudah hidup semi sedenter di dalam goa. "Dilihat dari usianya, mereka sepantaran dengan Homo Wajakensis yang letaknya tak jauh dari Song Gentong. Artinya, ketika itu Homo Wajakensis tidak sendiri," kata Toetik.

KUKUH S.WIBOWO

Berita terkait

Adhy Karyono Jadi Pj Gubernur Jawa Timur

16 Februari 2024

Adhy Karyono Jadi Pj Gubernur Jawa Timur

Adhy menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang berakhir masa jabatannya pada 13 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Pemprov Jatim Santuni Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Rp 10 Juta

2 Oktober 2022

Pemprov Jatim Santuni Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Rp 10 Juta

Gubernur Jawa Timur Khofifah mengatakan pemerintah akan bertanggung jawab atas biaya perawatan dan pengobatan korban Tragedi Kanjuruhan.

Baca Selengkapnya

Jawaban Pemprov Jawa Timur Soal Saldo Pemda Nganggur di Bank Paling Banyak

3 Mei 2022

Jawaban Pemprov Jawa Timur Soal Saldo Pemda Nganggur di Bank Paling Banyak

Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa dana Pemerintah Daerah Jawa Timur di perbankan memiliki saldo tertinggi per Maret 2022.

Baca Selengkapnya

Fosil Gading dan Pantat Gajah Purba Ditemukan di Madiun

6 Februari 2020

Fosil Gading dan Pantat Gajah Purba Ditemukan di Madiun

Diperkirakan fosil milik hewan yang hidup di zaman pleistosen, ratusan ribu tahun yang lalu. Ada juga banteng, kudanil, dan kura-kura.

Baca Selengkapnya

Perbaikan Rumah akibat Gempa Situbondo Diharapkan Selesai 3 Pekan

12 Oktober 2018

Perbaikan Rumah akibat Gempa Situbondo Diharapkan Selesai 3 Pekan

Berdasarkan catatan Pemprov Jatim, Soekarwo mengatakan ada sebanyak 210 rumah rusak di Kecamatan Gayam, Pulau Sapudi akibat gempa Situbondo.

Baca Selengkapnya

Gempa Situbondo, Pemda Jatim Bangun RS Sementara di Pulau Sapudi

12 Oktober 2018

Gempa Situbondo, Pemda Jatim Bangun RS Sementara di Pulau Sapudi

Pulau Sapudi adalah wilayah yang paling parah terdampak gempa Situbondo berkekuatan 6,3 SR.

Baca Selengkapnya

Alasan Pasar Mobil Jatim Tetap Stabil Atas Pelemahan Rupiah

15 September 2018

Alasan Pasar Mobil Jatim Tetap Stabil Atas Pelemahan Rupiah

Pasar penjualan mobil di Jawa Timur masih stabil dan tak terpengaruh pelemahan rupiah atas dolar AS

Baca Selengkapnya

AHY Ajak Milenial di Jawa Timur Tidak Golput pada Pemilu

21 Juni 2018

AHY Ajak Milenial di Jawa Timur Tidak Golput pada Pemilu

Menurut AHY, generasi milenial sangat penting untuk sadar dan berpartisipasi dalam politik, seperti berpartisipasi dalam Pemilu.

Baca Selengkapnya

Hasil UN SMP 2018 Turun, Jawa Timur Minta Soal Dipermudah

25 Mei 2018

Hasil UN SMP 2018 Turun, Jawa Timur Minta Soal Dipermudah

Hasil UN SMP 2018 Jawa Timur, kata Saiful, masih cukup baik dibandingkan dengan daerah lain. "Jatim masih cukup baik, bayangkan yang di luar Jawa."

Baca Selengkapnya

PWNU Jatim Desak Kepolisian Usut Tiga Penyerangan Ulama

20 Februari 2018

PWNU Jatim Desak Kepolisian Usut Tiga Penyerangan Ulama

Sejak sepekan ini serangkaian penyerangan tokoh agama/ ulama dan tempat ibadah terjadi di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya