TEMPO.CO, Pekanbaru - Satu dari tiga ekor gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) mati setelah dievakuasi tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau. Induk gajah berusia 20 tahun itu mati di Pusat Pelatihan Gajah Minas, Riau, Rabu malam, 1 Januari 2013.
"Benar, satu dari tiga ekor gajah mati," kata Kepala Humas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Zanir saat dihubungi Tempo, 2 Januari 2014. "Kita tunggu hasil otopsi untuk mengetahui penyebab kematian."
Zanir mengatakan, induk gajah tidak sadarkan diri ketika dievakuasi. Sebab, petugas telah menembakkan peluru bius. Gajah itu pun sempat pingsan selama dua hari setelah dipindahkan ke Pusat Latihan Gajah Minas.
"Biasanya gajah akan sadar setelah 15 jam pasca-ditembak bius. Tapi induk gajah ini malah tidak sadarkan diri setelah ditembak bius," katanya.
Kini personel BBKSDA tengah melakukan otopsi untuk mengetahui penyebab kematian si induk gajah. Sempat tersiar kabar bahwa gajah mati akibat kelebihan dosis bius ketika penangkapan. Namun, anggapan ini dibantah Zainir. "Tidak benar itu. Kami sudah bekerja bertahun-tahun secara profesional menangkap gajah," katanya.
Petugas BBKSDA menangkap ketiga gajah di Kecamatan Kepenuhan Hulu, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, Senin, 30 Desember 2013. Ketiga gajah itu terdiri atas dua induk dan satu anak. "Penangkapan gajah itu permintaan dari Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu, untuk melindungi populasi gajah serta mengurangi konflik gajah dan manusia."
RIYAN NOFITRA
Terpopuler:
Makan Nikotin, Ulat Ini Mengusir Laba-laba
Telpon Cerdas untuk Kalangan Menengah
Peretas Pro-Suriah Sukses Bobol Akun Skype
Mereka yang Terkenal di 2013 Lantaran Internet
Berita terkait
Papua Dorong Penetapan Kawasan Ekosistem Penting untuk Lindungi Flora dan Fauna
22 Mei 2022
Kawasan ekosistem penting tersebut akan dikelola oleh berbagai pihak, termasuk masyarakat adat setempat.
Baca SelengkapnyaBeberapa Fauna Unik dari Hutan dan Sungai Amazon
9 Maret 2022
Trenggiling raksaan terancam punah. Tapi lembah Sungai Amazon yang luas, berawa, dan tak dapat ditembus, memberi populasi mereka tempat untuk tinggal.
Baca SelengkapnyaMengenal Tarsius, Primata Terkecil di Dunia Asal Sulawesi
25 Agustus 2021
Tarsius, primata terkecil di dunia ini merupakan endemik Sulawesi ini, bisa melompat cukup jauh dan sangat romantis terhadap pasangannya.
Baca SelengkapnyaBiodiversity Warriors Data Keanekaragaman Hayati di Taman Menteng
23 Mei 2018
Memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia, Biodiversity Warriors dari Yayasan KEHATI menggelar pendataan keanekaragaman hayati di Taman Menteng.
Baca SelengkapnyaWow, Macan Tutul Kalimantan Tertangkap Kamera di Suaka Malaysia
12 November 2017
Macan tutul Kalimantan dan dua anaknya tertangkap kamera saat menembus hutan lindung Malaysia, pekan lalu
Baca Selengkapnya40 Jalak Kebo akan Dilepasliarkan dari Kebun Binatang Bandung
9 November 2017
Kebun binatang Bandung akan melepasliarkan 40 burung jalak kebo yang merupakan hasil breeding di kebun binatang tersebut.
Baca SelengkapnyaUps, Seekor Macan Kumbang Tertangkap Kamera di Nusa Kambangan
6 November 2017
Seekor macan kumbang tertangkap kamera seorang pekerja di Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Baca Selengkapnya17 Burung Maleo Dilepasliarkan di Suaka Margasatwa Bakiriang
7 Agustus 2017
Tujuh belas burung maleo (Macrocephalon maleo), satwa langka endemik Sulawesi Tengah, hasil penangkaran PT Donggi Senoro LNG dilepasliarkan ke habitatnya.
Baca SelengkapnyaKelelawar Kembar Siam Ditemukan di Brasil
1 Agustus 2017
Hanya dua pasangan kelelawar kembar siam lainnya yang telah dilaporkan dalam literatur ilmiah, satu pada tahun 1969 dan satu lagi di tahun 2015.
Baca SelengkapnyaSeekor Buaya Nyelonong di Sungai Tempat Anak Bermain di Kotabaru
12 Juli 2017
Warga Baharu Selatan, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, digegerkan penemuan buaya di tempat bermain
Baca Selengkapnya