Kampus Ini Operasikan Simulator Gempa Raksasa  

Reporter

Senin, 3 Maret 2014 21:05 WIB

Seorang petugas memandangi alat perekam kegempaan "seismograf" yang tidak berfungsi di Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau (GAK) Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan, Senin (3/9). ANTARA/Kristian Ali

TEMPO.CO, Reno - University of Nevada di Reno, Amerika Serikat, mengoperasikan fasilitas simulasi seismik terbesar kedua di dunia. Di laboratorium teknik gempa sudah terpasang tiga alat penguji gempa baru yang masing-masing berbobot 27 ton. Setiap alat simulasi gempa raksasa tersebut mampu menahan bobot hingga 50 ton.

Alat simulasi itu berbentuk seperti meja yang bisa digoyangkan. Dengan kapasitas bobot yang lebih besar, pengujian daya tahan material terhadap gempa bisa dilakukan lebih detail dalam kondisi semirip mungkin dengan kenyataan. Ilmuwan memakai alat simulasi gempa itu untuk membantu pemerintah dan industri melakukan pengujian dalam membangun konstruksi jembatan, jalan, dan properti yang lebih aman.

"Alat ini memiliki beragam kemampuan dengan fleksibilitas yang lebih baik sehingga kita bisa melakukan pengujian pada struktur raksasa dengan berbagai konfigurasi di dalamnya," kata David Sanders, profesor teknik sipil di University of Nevada, Senin, 3 Maret 2014.

Meja-meja itu ditopang oleh tonggak-tonggak hidrolik raksasa yang dikendalikan melalui sistem komputer saat melakukan simulasi gempa. Laboratorium itu memiliki tinggi setara gedung tiga lantai. Luasnya bangunan tersebut memungkinkan para ilmuwan melakukan pengujian material dengan bentuk dan ukuran berbeda yang merepresentasikan kondisi struktur asli ketika terjadi gempa.

Alat penguji gempa ini merupakan yang terbesar di Amerika Serikat. Sedangkan alat penguji gempa terbesar di dunia berada di Cina. "Ini adalah salah satu fasilitas terbaik untuk melakukan simulasi gempa," kata Sanders, seperti dikutip Associated Press.

Pembangunan fasilitas yang dimulai pada November 2010 itu menelan dana sekitar US$ 20 juta. Departemen Perdagangan Amerika Serikat merupakan pemberi dana terbesar, yaitu sekitar US$ 12,1 juta. Departemen Energi menyumbang sekitar US$ 3,1 juta, sedangkan sisanya didapat dari lembaga donor. Fasilitas tersebut akan diresmikan pada 24 Juni mendatang.

AP | GABRIEL TITIYOGA




Berita Terpopuler
Di Hotel Sultan, Prabowo Disambut Soetrisno Bachir
Ini Penuturan Saksi Penolong Keluarga Tewas Bunuh Diri
Martino Menghitung Hari di Barca
Prabowo: Gerindra Belum Tentu Partai Bersih

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

6 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

47 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

47 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

47 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya