TEMPO.CO, Florida - Layaknya hewan lain, ular laut juga butuh minum. Masalahnya, sebagian besar hidup mereka dihabiskan di laut yang airnya tidak bisa diminum. Ular laut mengembangkan trik untuk tetap bisa minum dan menjaga tubuhnya tidak dehidrasi.
Para peneliti dari Universitas Florida di Gainesville mempelajari perilaku ular laut perut kuning dalam mencari minum. Ular laut itu adalah salah satu hewan paling beracun dan reptil dengan persebaran luas di dunia. Banyak ular laut yang hidup di perairan terbuka jauh dari daratan. Beberapa spesies, termasuk ular laut perut kuning, diperkirakan tak pernah meninggalkan lautan.
Dalam studi yang dimuat di jurnal Proceedings of the Royal Society, Harvey Lillywhite dan koleganya menemukan bahwa ular laut mencari minum dengan pergi ke wilayah perairan yang sedang dilanda hujan lebat. Di sana ular-ular laut itu menunggu terbentuknya kumpulan air tawar, peneliti menyebutnya sebagai "lensa", di permukaan. Dari lensa-lensa itulah ular laut mendapatkan air minumnya.
Menurut Lillywhite, saat terjadi hujan badai banyak sekali air tawar yang mengambang di permukaan laut. "Air tawar lebih encer dari air laut sehingga tetap mengambang," kata Lillywhite seperti ditulis Livescience, 28 Maret 2014. "Ukuran, kemurnian dan berapa lama lensa air tawar itu bertahan tergantung pada intensitas hujan dan kondisi alam seperti angin."
Ketebalan lensa air tawar di laut bisa mencapai satu meter dan bisa bertahan selama beberapa hari. Ular-ular laut itu berenang dari bawah dan masuk ke dalam lensa air tawar sambil meminumnya. Tak ada yang tahu bagaimana ular-ular laut bisa mendapatkan wilayah yang dilanda hujan di perairan yang luas. "Rasanya mereka tak pergi jauh untuk mencari hujan," kata Lillywhite. "Saat mereka bernapas di permukaan kemungkinan mereka bisa mendeteksi perubahan udara dan hujan."
Habitat ular laut perut kuning berada di pesisir Afrika bagian selatan, perairan Indo-Pasifik hingga pantai-pantai Amerika Tengah. Mereka bisa tumbuh sepanjang satu meter. Ekornya yang pipih berfungsi sebagai kayuh saat berenang. Seperti ular lainnya dan mamalia laut, ular laut juga bernapas dengan menggunakan paru-paru meski menghabiskan hidupnya di air.
Ular laut sangat lambat kehilangan cairan tubuh. Kulit mereka juga tak tertembus air laut. Tubuh ular laut dirancang untuk menghadapi kondisi ekstrem dengan kadar cairan minim yang bisa membunuh manusia jika mengalami kondisi serupa.
Cairan dalam tubuh ular laut yang terhidrasi mencapai 80 persen. Sementara kebanyakan tubuh hewan, termasuk manusia, hanya mengandung 60 persen cairan. "Mereka juga punya kelenjar yang efektif mengeluarkan garam dari tubuhnya ketika mereka menelan air laut," kata Jack Cover, kurator di National Aquarium, Baltimore.
LIVESCIENCE | DAILYMAIL | GABRIEL TITIYOGA
Berita Lain:
Telkomsel Perkuat Konten Digital
LIPI: Drainase Buruk Picu Longsor Rel Malabar
Ke Mana Partikel Infeksi Saat Kita Bersin?
Galaxy Ace Style, Ponsel Pintar Kelas Menengah
Lubang Hitam Akan Telan Awan Gas Bima Sakti
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya