Tawon Ini Bangun Sarang dari Bangkai Semut  

Reporter

Kamis, 3 Juli 2014 14:21 WIB

Pegolf asal Spanyol, Pablo Larrazabal lompat ke danau karena diserang tawon, pada saat mengikuti turnamen golf Malaysian Open di Kuala Lumpur, Malaysia, (18/4). AP/Joshua Paul

TEMPO.CO, Washington - Ilmuwan berhasil mengidentifikasi spesies tawon baru yang ditemukan di Cina tenggara. Laporan yang dimuat dalam jurnal Plos One, 2 Juli 2014, menyebut spesies itu punya perilaku unik. Mereka membangun sarang untuk para tawon muda dengan menumpuk semut-semut mati.

Tawon-tawon betina tidak memburu semut untuk dijadikan makanan. Mereka menggunakan bangkai-bangkai semut yang dibunuhnya untuk membangun sarang sekaligus melindungi dari ancaman. "Kebanyakan dari spesimen semut yang ditumpuk berasal dari spesies dengan sengat mematikan, sehingga tawon betina berisiko terluka atau terbunuh," kata Michael Staab, ahli biologi dari Universität Freiburg, Jerman, yang meneliti tawon itu.

Apa yang dilakukan tawon itu mirip dengan yang dikerjakan suku Aztec dan peradaban Mesoamerika lain yang membangun tumpukan dari tengkorak korban ritual mereka untuk menimbulkan rasa takut. "Konsepnya sama dengan rak tengkorak itu, bukan secara visual, tapi dari aroma. Sarang dari bangkai semut itu mengeluarkan aroma koloni semut ganas sehingga dijauhi oleh musuh alaminya," ujar Staab.

Sesuai dengan kelakuannya, spesies tawon itu dinamai Deuteragenia ossarium alias pembangun rumah dari tulang. "Temuan kami menunjukkan contoh strategi menakjubkan tentang perlindungan terhadap keturunan yang berkembang di dunia hewan, terutama serangga," tuturnya.

Tawon ini ditemukan di hutan subtropis Cina berwarna hitam dengan bintik cokelat di sayapnya. Tawon betina memiliki panjang sekitar 15 milimeter. Sedangkan ukuran tubuh pejantan lebih kecil dengan bintik putih di bagian wajah.

Tawon dewasa mengkonsumsi serbuk sari dan nektar. Namun tawon betina berburu laba-laba dengan ukuran tubuh yang lebih besar sebagai makanan untuk anak-anak mereka. Tawon itu menggunakan sengatnya untuk melumpuhkan mangsa lalu membawanya ke sarang.

Sarang tawon itu berupa lubang di atas vegetasi hutan yang di dalamnya terdapat beberapa ruang individu. Ruangan itu menjadi tempat meletakkan telur dilengkapi dengan laba-laba yang sudah lumpuh sebagai makanan saat larva tawon menetas.

Michael Ohl, ahli biologi dari Museum für Naturkunde, Berlin, mengatakan belum menemukan perilaku serupa pada hewan lain ketika bangkai spesies berbeda digunakan untuk melindungi sarang dan keturunannya.

REUTERS | SCIENCEDAILY | GABRIEL WAHYU TITIYOGA


Berita Terpopuler:
Emojli, Media Sosial Khusus Emoji
Pemerintah Ogah Layani Gugatan Newmont
Jokowi-JK Banjir Dukungan Lewat Lagu
Diskriminasi, Muslim di Xinjiang Dilarang Berpuasa













Advertising
Advertising




Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya