ASEAN Harus Satu Suara Hadapi Perubahan Iklim  

Reporter

Senin, 22 September 2014 20:00 WIB

Sejumlah aktivis lingkungan melakukan aksi teatrikal saat berlangsungnya Konferensi Perubahan Iklim di Copenhagen, Senin (07/12). Mereka menuntut keputusan yang tepat untuk mengatasi pemanasan global di bumi ini. AP Photo/Anja Niedringhaus

TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan iklim telah membawa dampak negatif ke wilayah Asia Tenggara. Dalam satu dekade terakhir, bencana akibat perubahan cuaca ekstrem telah memakan ribuan korban jiwa dan kerugian lebih dari US$ 4 miliar per tahun.



Koalisi lembaga swadaya masyarakat ASEAN for a Fair, Ambitious and Binding Global Climate Deal (A-FAB) menyatakan para anggota Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) harus bekerja sama menghadapi dampak cuaca ekstrem yang diperkirakan akan semakin buruk.

Koalisi yang terdiri dari Oxfam, Greenpeace Asia Tenggara dan EROPA (Eastern Regional Organization for Public Administration) meluncurkan laporan bertajuk Weathering Extremes: The need for stronger ASEAN response pada Senin, 22 September 2014. Laporan itu berisi tentang potensi kerugian dan bencana yang berhubungan dengan efek perubahan iklim.

Koalisi juga menyebutkan ASEAN harus segera bertindak untuk meredam dampaknya. "Perubahan iklim bukan lagi menjadi masalah bagi satu atau dua negara saja, hal ini telah berkembang menjadi isu untuk seluruh wilayah di Asia Tenggara," kata penulis studi, Dr. Tun Lwin, dalam telekonferensi dari Manila, Filipina.

Laporan itu diluncurkan menjelang dimulainya Climate Summit yang diselenggarakan Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York pada 23 September 2014. Pada pertemuan itu sekitar 120 kepala hadir untuk memberikan sikap dan komitmen negara mereka terhadap perubahan iklim. (Baca juga: Leonardo DiCaprio Ikut Kampanye Perubahan Iklim)



Lwin yang berasal dari Myanmar mengatakan negara-negara ASEAN perlu bekerja sama terutama di bidang adaptasi dan mitigasi bencana. Laporan yang disusun Lwin dan koleganya juga menjelaskan bidang pertanian yang menjadi sumber kehidupan utama di Asia Tenggara menjadi hal paling terancam oleh cuaca ekstrem akibat perubahan iklim.

"Di Myanmar, pola muson yang terganggu sudah mempengaruhi produksi agrikultur. Musim muson menjadi lebih pendek sehingga hasil panen menurun," kata Lwin yang juga merupakan direktur eksekutif Myanmar Climate Change Watch.

Riza Bernabe, Koordinator Kebijakan dan Riset Oxfam Asia Tenggara, mengatakan apa yang terjadi di Myanmar dan penjuru Asia Tenggara menjadi petunjuk bagi ASEAN untuk mengambil tindakan menghadapi isu perubahan iklim. Bernabe mengatakan perubahan iklim mengancam pertanian yang nantinya menempatkan jutaan penduduk dalam risiko besar. "Bakal ada dampak besar pada keamanan pangan, kita tak perlu menunggu sampai semuanya terjadi dan terlambat untuk beraksi," kata Bernabe.

Zalda Soriano, Penasehat Politik Greenpeace Asia Tenggara, mengatakan ASEAN perlu mempertimbangkan dukungan kebijakan untuk program energi terbarukan dan mitigasi kontribusi wilayah Asia Tenggara terhadap pemanasan global. "Pemerintah harus menghentikan subsidi bahan bakar fosil dan mulai bekerja untuk membangun transisi ke energi terbarukan yang rendah karbon," katanya.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA


Advertising
Advertising


Berita Terpopuler:
Beludru dan Kekayaan Hati Warga Banyuwangi
Jangan Anggap Sepele Soal Sikat Gigi
Efek Angelina Jolie, Rujukan ke Klinik Meningkat

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

3 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

4 hari lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

8 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

8 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

9 hari lalu

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

11 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

14 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya