Cuma Ada 100 'Dalang' Serangan Cyber Global
Editor
Rindu pradipta hestya TECO
Minggu, 12 Oktober 2014 12:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kejahatan cyber makin sering terjadi belakangan ini di berbagai belahan dunia. Namun siapa sangka, menurut laporan kepla Europol's Cybercrime Centre, Troels Oerting, peretasan dan pembajakan sistem Internet di seluruh dunia sebenarnya hanya dimotori oleh 100 orang.
"Sebenarnya, dengan jumlah sebanyak itu, kita bisa mencegah dan mengatasi masalah. Namun mereka memiliki banyak bawahan dan jaringannya sangat luas. Motivasi mereka kebanyakan adalah mendapatkan keuntungan dan menghasilkan malware yang sulit dilacak," kata Oerting kepada BBC News, Sabtu, 11 Oktober 2014.
Oerting menjelaskan, kelompok "dalang peretasan" ini memiliki banyak pasukan programmer yang tangguh dan tersebar di seluruh dunia. Peretas juga tidak perlu datang ke suatu negara untuk melakukan suatu peretasan karena mereka bisa meretas dari jarak jauh. Hal ini menyebabkan tim keamanan cyber kesulitan melacak keberadaan mereka. (Baca: AS Kembali Tuding Militer Cina Lakukan Peretasan)
"Kami mungkin tahu siapa saja otak peretasan global, tapi sulit dicari. Ini bukanlah angka statis, jadi masih mungkin jumlahnya meningkat," kata Oerting.
Oerting menjelaskan, salah satu "gembong" penjahat cyber diperkirakan berada di negara yang menggunakan bahsa Rusia. Untuk itu, tim Europol's Cyber Centre telah melakukan kunjungan ke Moskow, Rusia, untuk membahas empat kasus kejahatan cyber yang cukup besar yang baru terjadi belakangan ini.
"Peretas ini menyebar malware sebagai layanan forum online. Lalu, malware ini bisa diunduh oleh semua penjahat cyber yang terletak di Eropa Timur, Eropa, Afrika, dan Amerika Serikat," kata Oerting. (Baca: Pendukung ISIS Retas Sony PlayStation)
Pada dasarnya, Oerting menjelaskan, pengguna harus tetap waspada dalam menggunakan data mereka untuk akun media sosial--termasuk Facebook--Google, dan Apple. "Sebab, Anda tidak tahu pasti mana orang-rang yang baik dan mana yang jahat yang memanfaatkan data di Internet," kata Oerting.
RINDU P. HESTYA | BBC NEWS
Berita Lain:
Google Street Pakai Unta Jelajahi Padang Pasir
Ke Indonesia, Zuckerberg Mampir ke Candi Borobudur
Zuckerberg Lihat Sunrise di Borobudur Luput dari 'Radar'