Bertransaksi dengan Dompet Virtual  

Reporter

Minggu, 19 Oktober 2014 17:03 WIB

Dompetku Indosat. (indosat)

TEMPO.CO, Jakarta - Mari bertransaksi dengan menggunakan dompet virtual. Katakanlah Anda sedang berbelanja di sebuah supermarket. Uang ternyata tak ada di dompet, sedangkan kartu kredit dan kartu debit tertinggal di rumah. Yang ada hanya telepon seluler pintar di tangan. Apa yang harus dilakukan untuk membayar?




Untung, Anda segera teringat ponsel di genggaman itu telah terpasang layanan mobile money. Apalagi ponsel itu sudah dilengkapi dengan fitur near field communication (NFC), yang bisa digunakan untuk bertukar file melalui jaringan nirkabel. Tinggal mendekatkan punggung ponsel dengan alat pembayaran di kasir, transaksi pun selesai dalam beberapa detik. Tak ada fitur NFC? Bukalah aplikasi layanan mobile money, kemudian cari merchant yang dimaksud. Tinggal tap dan masukkan nilai belanjaan Anda, urusan bayar-membayar pun beres. (Baca: Ponsel Lokal Accessgo 4E Dilengkapi NFC.)




Transaksi dengan uang virtual atau dompet virtual itu kini tengah gencar dipromosikan oleh perusahaan perangkat bergerak dan telekomunikasi di Indonesia. Operator seluler besar, seperti Indosat, Xl Axiata, dan Telkomsel, merambah bisnis ini. Perusahaan nonbank dan nontelekomunikasi yang telah mendapat izin dari Bank Indonesia pun ikut terjun di bisnis ini.




Pemain internasional jelas lebih dulu siap menyedot pasar yang menggiurkan ini. Apple, misalnya, meluncurkan Apple Pay yang bekerja sama dengan perusahaan kartu kredit. BlackBerry juga punya BBM Money. Indonesia, yang menjadi salah satu negara dengan pengguna BlackBerry terbanyak, bakal menjadi pasar empuk. (Baca juga: 2015, BlackBerry Usung BBM Money Lintas Platform.)




Di kancah lokal, PT Indosat, misalnya, menghadirkan dompet atau uang virtual yang diberi nama Dompetku. Layanan ini memungkinkan pelanggan melakukan transaksi di merchant, pembayaran tagihan, pengisian pulsa, pembelian tiket, serta pengiriman uang melalui ponsel. Sebagian fitur layanan ini memang ada di mobile banking yang sudah banyak digunakan nasabah. Tapi layanan mobile money bergerak lebih jauh.




Advertising
Advertising

Dompetku, misalnya, bekerja sama dengan 15 merchant, antara lain Alfamart, Indomaret, dan 7Eleven. Kemitraannya juga dilakukan dengan toko online, antara lain, PadiTrain, Orange TV, dan Cipika Store. Mereka membaginya dalam dua layanan, yakni reguler dan premium. Batas saldo pengguna reguler adalah Rp 1 juta, sedangkan premium Rp 5 juta.




“Masih ada kesalahpahaman yang menganggap e-money adalah pulsa untuk membeli barang. Padahal, untuk menggunakannya, pengguna harus mengisi saldo terlebih dulu,” kata Mobile Financial Services Manager Indosat, Calindra da Cunha, atau akrab disapa Rio.




Menurut Rio, faktor kebiasaanlah yang mempengaruhi keyakinan masyarakat dalam menggunakan layanan tersebut. Karena itu, Indosat getol melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai uang virtual, terutama di 20 kota di Jawa yang menjadi fokus Dompetku dan di beberapa kota besar di luar Jawa. “Selama ada sinyal Indosat, Dompetku tetap bisa digunakan,” ucapnya.




Di luar negeri, Dompetku dapat digunakan sebagai remitensi. Negara yang sudah dijangkau adalah Malaysia, Arab Saudi, Hong Kong, dan sejumlah negara di Eropa.




Operator seluler lain yang juga menghadirkan uang virtual adalah XL Axiata lewat XL Tunai dan Telkomsel melalui TCASH. Keduanya memiliki layanan serupa, yang terdiri atas transaksi dan pengiriman uang.




Adapun produsen global seperti BlackBerry sudah menghadirkan uang virtual sejak Maret 2013. Layanan ini memungkinkan pengguna membeli barang di toko retail dan toko online. Selama ini, BBM Money dikenal sebagai aplikasi untuk mentransfer uang.




Untuk mendukung penggunaan BBM Money, BlackBerry meluncurkan BBM Channels sebagai perantara merek dan toko retail guna berinteraksi dengan konsumen. Pada masa mendatang, BlackBerry bakal menyederhanakan fungsi belanja dan metode pembayaran menjadi satu aplikasi. “Kami masih melihat tanggapan terhadap BBM Money terlebih dulu,” kata Senior Vice President of Emerging Solutions BlackBerry, Mathhew Talbot, di Jakarta, akhir September lalu.




BBM Money juga akan hadir secara lintas platform pada 2015. Layanan tersebut dijadwalkan meluncur pada akhir tahun ini untuk platform Android. Sedangkan untuk perangkat iOS dapat digunakan mulai awal 2015. “Ini menyesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang belum semuanya akrab dengan kartu kredit,” ujar Talbot.




BBM Money juga dapat digunakan untuk mentransfer pulsa lewat layanan TransferTo. TransferTo dapat digunakan oleh 350 operator seluler di 100 negara. Di Indonesia, BlackBerry menggandeng mitra Bank Permata.




BlackBerry optimistis layanan tersebut bakal berkembang di Tanah Air meski saat ini pangsa pasarnya tengah merosot. Lembaga riset International Data Corporation menyebutkan, pada 2011, pangsa pasar BlackBerry di Indonesia mencapai 43 persen. Angka tersebut merosot menjadi 13 persen pada 2013. Sedangkan tahun ini pangsa pasarnya diperkirakan tak sampai 10 persen.




Perusahaan asal Swedia yang selama ini dikenal sebagai penyedia jaringan telekomunikasi, Ericsson, melakukan penelitian terhadap tren financial mobile di Asia. Data Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyebutkan bahwa 52 persen populasi masyarakat Indonesia berada di area urban rupanya menarik perhatian Ericsson.




Anggota keluarga yang berpindah kota untuk belajar atau bekerja memiliki ketergantungan dalam hal finansial. “Ada permintaan yang tinggi akan layanan pengiriman uang yang cepat,” tulis Ericsson melalui blog resminya, akhir September lalu.




Layanan yang dibutuhkan pun tak hanya cepat, tapi juga harus ditunjang oleh keamanan. Masyarakat Indonesia dihadapkan pada pertanyaan: apakah penyedia mampu menghadirkan keamanan atau tidak. Laporan Ericsson Consumer Lab M-Commerce di Asia menyebutkan, kartu kredit dan rekening bank sudah menjadi hal yang umum di wilayah ini. Di Indonesia, pengguna kartu kredit memilih layanan tersebut lantaran merasa lebih aman dan sederhana saat membeli barang di toko.




Mereka pun mengadakan survei mengenai kesiapan masyarakat terhadap layanan financial mobile. Sebanyak 57 persen masyarakat menyatakan tertarik menggunakannya dalam membayar tagihan fasilitas. Sedangkan 28 persen tertarik untuk membeli makanan. Lalu 42 persen mengatakan tertarik berbelanja menggunakan ponsel pintar.




Ericsson menyimpulkan, Indonesia sangat fleksibel dari segi pengembangan alat pembayaran. Hal tersebut memberikan banyak opsi bagi masyarakat dalam memilih metode pembayaran sesuai dengan kebutuhan.




MARTHA WARTA SILABAN| SATWIKA MOVEMENTI




Terpopuler
Tanpa Ahok, Veronica Kunjungi Jokowi, Ada Apa?
Bertemu Prabowo, Jokowi Dianggap Punya Bank Emosi
Istri Ahok Ungkap Alasan Tak Tinggal di Rumah Dinas Gubernur
Band Arkarna Tiba di Jakarta untuk Selamati Jokowi
Veronica: Ahok Bukan Punya Saya Lagi

Berita terkait

2025, Bukalapak Prediksi Uang Beredar di Bisnis Digital USD 130 M

28 Februari 2019

2025, Bukalapak Prediksi Uang Beredar di Bisnis Digital USD 130 M

Bukalapak memperkirakan jumlah uang yang beredar dalam bisnis digital pada tahun 2025 bakal mencapai US$ 130 miliar.

Baca Selengkapnya

Upaya Bukalapak Hadapi Persaingan dengan Ecommerce Dunia

24 November 2018

Upaya Bukalapak Hadapi Persaingan dengan Ecommerce Dunia

Bukalapak bakal menggenjot kualitas dari 4 juta pelapak yang berdagang di platform tersebut.

Baca Selengkapnya

Bekraf Ajak Pegiat Ekonomi Kreatif Belajar Storytelling

3 Oktober 2018

Bekraf Ajak Pegiat Ekonomi Kreatif Belajar Storytelling

Yoseph Payong Masan, Kasubdit Hubungan Antarlembaga Pemerintah Dalam Negeri, Bekraf, Ajak Pegiat Ekonomi Kreatif Belajar Storytelling.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Bos Indosat Joy Wahjudi Undur Diri

26 September 2018

Ini Alasan Bos Indosat Joy Wahjudi Undur Diri

Presiden Direktur dan CEO PT Indosat Ooredoo Joy Wahjudi mengakui telah mengajukan pengunduran diri dari jabatannya.

Baca Selengkapnya

Tokopedia Jual 51 Ton Kurma Online Selama Ramadan 2018

14 Juni 2018

Tokopedia Jual 51 Ton Kurma Online Selama Ramadan 2018

Animo warga untuk berbelanja online selama Ramadan meningkat signifikan. Tak hanya Tokopedia, semua perdagangan online menunjukkan peningkatan omzet.

Baca Selengkapnya

Registrasi Kartu Prabayar, Indosat dan Tri Janjikan Bonus

13 Februari 2018

Registrasi Kartu Prabayar, Indosat dan Tri Janjikan Bonus

Pemerintah memberi waktu registrasi kartu prabayar hingga 28 Februari 2018. Kartu Prabayar akan diblokir secara bertahan jika tidak mendaftar.

Baca Selengkapnya

Sebanyak 53 BTS Indosat Sempat Terganggu Akibat Gempa Kemarin

24 Januari 2018

Sebanyak 53 BTS Indosat Sempat Terganggu Akibat Gempa Kemarin

Sebanyak 53 menara telekomunikasi atau base transceiver station (BTS) milik PT Indosat Tbk di wilayah Malingping, Lebak kareha gempa.

Baca Selengkapnya

Indosat Ooredoo Luncurkan 17 BTS Baru

22 Januari 2018

Indosat Ooredoo Luncurkan 17 BTS Baru

17 BTS baru dibangun melalui program USO (Universal Service Obligation) program Indosat

Baca Selengkapnya

Registrasi Kartu Prabayar, Kominfo: Dalam 3 Pekan 68 Juta Nomor

20 November 2017

Registrasi Kartu Prabayar, Kominfo: Dalam 3 Pekan 68 Juta Nomor

Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan jumlah nomor kartu prabayar yang telah teregistrasi mencapai 68 juta nomor pada Senin, 20 November 2017.

Baca Selengkapnya

Industri Telekomunikasi Tak Meredup, Bos Indosat: Ada Transisi

16 November 2017

Industri Telekomunikasi Tak Meredup, Bos Indosat: Ada Transisi

Joy Wahjudi mengatakan tak ada peredupan pada industri telekomunikasi tahun ini, yang terjadi adalah transisi dari bisnis telepon ke data.

Baca Selengkapnya