Pengguna Tak Perlu Lagi Antre di ATM

Reporter

Minggu, 19 Oktober 2014 17:17 WIB

Pak Adriaan S Djojorahardjo, CEO PT. Skye Sab Indonesia. (istimewa)

TEMPO.CO, Jakarta -Mobile money atau alat pembayaran elektronik telah digunakan oleh perusahaan nonbank dan nontelekomunikasi. Salah satunya PT Skye Sab Indonesia, yang memiliki izin dari Bank Indonesia sejak 2009. (Baca: Bertransaksi dengan Dompet Virtual.)


Menurut Presiden Direktur PT Skye Sab Indonesia, Andrian Djojorahardjo, pengguna aplikasi Skye telah mencapai 125 ribu. Terakhir, Skye bekerja sama dengan vendor lokal ponsel Accessgo dalam meluncurkan mobile money di Kafe Pisa, Menteng, Jakarta, Kamis, 9 Oktober 2014. (Baca: Ponsel Lokal Accessgo 4E Dilengkapi NFC.)


Menurut dia, mobile money akan menjadi tren di Indonesia. "Kami tidak khawatir dengan kompetitor bank dan perusahaan telekomunikasi, karena kami pemain independen," kata Rian lebih lanjut dalam surat elektroniknya kepada Martha Warta Silaban dari Tempo, Selasa malam, 14 Oktober 2014. (Baca: BI Permudah Izin Agen Layanan Keuangan.)


Siapa yang menjadi target utama Skye dalam penggunaan mobile money?


Target utama penggunaan Skye mobile money adalah seluruh pengguna smartphone berbasis Android, BlackBerry, dan iOS yang sedang kami kembangkan.


Advertising
Advertising

Apa yang menjadi alasan Skye bekerja sama dengan ponsel lokal Accessgo?


Alasan utamanya adalah kesamaan visi dengan Accessgo untuk memberi kemudahan bagi user. Aplikasi Skye sudah terinstal (preload) di dalam handset Accessgo, sehingga pengguna tak perlu mengunduh dari Google Play Store. Accessgo memberi nilai tambah untuk penggunanya dengan menambah aplikasi Skye yang sangat berguna untuk bertransaksi lebih dari 100 merchant dan akan terus bertambah.


Apakah kerja sama dengan ponsel lokal ini menjadi yang pertama?


Menurut catatan kami, Accessgo menjadi yang pertama melakukan kerja sama preload aplikasi Skye di dalam handset-nya.


Bagaimana Skye bersaing menghadapi mobile banking/SMS banking dan mobile money milik perusahaan telekomunikasi?


Kami tak khawatir dengan kompetitor bank dan perusahaan telekomunikasi, karena kami pemain independen. Pertama, pengguna dapat melakukan top up (isi saldo) dari bank mana saja dengan cara transfer dan yang akan datang dapat melakukan top up (isi saldo) di minimarket. Kedua, pengguna dapat menggunakan sim card operator apa saja sepanjang memiliki akses mobile internet, atau bahkan via koneksi Wi-Fi. Ketiga, dalam menambah merchant, kami bebas menambahnya dalam katalog yang dinamis.


Aplikasi kami juga sangat user friendly dan mengemasnya seperti media sosial atau kami menyebutnya social payment. Pengguna dapat mereferensikan aplikasi Skye ke teman-temannya dan mendapat benefit khusus. Penawaran-penawaran menarik dan reminder untuk pembayaran tagihan dapat kami broadcast melalui push notification, dan yang terpenting kami berikan adalah pengalaman pengguna yang sangat berbeda dari sekadar mobile banking.


Apakah mobile money akan menjadi tren di Indonesia?


Ya. Mobile money akan menjadi tren. Kita lihat sekarang, manusia di Indonesia selalu ingin bergerak cepat, malas antre di ATM hanya untuk pembayaran tagihan. Kami menjawabnya dengan kemudahan yang akan didapat saat bertransaksi melalui aplikasi Skye.


Pada masa mendatang, apa rencana Skye?


Kami akan terus menambah merchant, mitra komunitas, mitra pengembang aplikasi mobile sebagai alat pembayaran elektronik yang resmi sesuai dengan aturan Bank Indonesia, serta vendor ponsel lokal untuk bekerja sama. Kami ingin pengguna tidak perlu lagi antre ke ATM dan menggunakan uang kartal untuk transaksi pembelian dan pembayaran. Selain itu, kami sedang mengembangkan mobile POS bagi UKM, yang nantinya mereka tidak perlu ribet menggunakan beragam EDC untuk menerima pembayaran non-tunai.

Berita terkait

2025, Bukalapak Prediksi Uang Beredar di Bisnis Digital USD 130 M

28 Februari 2019

2025, Bukalapak Prediksi Uang Beredar di Bisnis Digital USD 130 M

Bukalapak memperkirakan jumlah uang yang beredar dalam bisnis digital pada tahun 2025 bakal mencapai US$ 130 miliar.

Baca Selengkapnya

Upaya Bukalapak Hadapi Persaingan dengan Ecommerce Dunia

24 November 2018

Upaya Bukalapak Hadapi Persaingan dengan Ecommerce Dunia

Bukalapak bakal menggenjot kualitas dari 4 juta pelapak yang berdagang di platform tersebut.

Baca Selengkapnya

Bekraf Ajak Pegiat Ekonomi Kreatif Belajar Storytelling

3 Oktober 2018

Bekraf Ajak Pegiat Ekonomi Kreatif Belajar Storytelling

Yoseph Payong Masan, Kasubdit Hubungan Antarlembaga Pemerintah Dalam Negeri, Bekraf, Ajak Pegiat Ekonomi Kreatif Belajar Storytelling.

Baca Selengkapnya

Tokopedia Jual 51 Ton Kurma Online Selama Ramadan 2018

14 Juni 2018

Tokopedia Jual 51 Ton Kurma Online Selama Ramadan 2018

Animo warga untuk berbelanja online selama Ramadan meningkat signifikan. Tak hanya Tokopedia, semua perdagangan online menunjukkan peningkatan omzet.

Baca Selengkapnya

Alibaba Kucurkan Lagi Rp 13 Triliun untuk Lazada

28 Juni 2017

Alibaba Kucurkan Lagi Rp 13 Triliun untuk Lazada

Lazada didirikan pada tahun 2012 dengan kantor pusatnya di Singapura

Baca Selengkapnya

Berlibur? Manfaatkan Situs Penyedia Diskon Tiket Pesawat, Hotel

20 Juni 2017

Berlibur? Manfaatkan Situs Penyedia Diskon Tiket Pesawat, Hotel

Dengan memanfaatkan situs penyedia harga tiket pesawat dan hotel, semakin banyak pengeluaran yang bisa dihemat.

Baca Selengkapnya

Jakarta Great Online Sale 2017 Berlangsung Tujuh Hari

14 Juni 2017

Jakarta Great Online Sale 2017 Berlangsung Tujuh Hari

Jakarta Great Online Sale (JGOS) 2017 hadir memberikan diskon
hingga 95 persen.

Baca Selengkapnya

Amazon Diprediksi Dahului Apple Jadi Perusahaan USD 1 Triliun

13 Juni 2017

Amazon Diprediksi Dahului Apple Jadi Perusahaan USD 1 Triliun

Amazon diprediksi bakal mengalahkan Apple dan Google untuk menjadi perusahaan pertama bernilai US$ 1 triliun.

Baca Selengkapnya

Keamanan dan Harga, Dua Hal Penting Saat Anda Belanja Online

10 Juni 2017

Keamanan dan Harga, Dua Hal Penting Saat Anda Belanja Online

Selain faktor keamanan, pertimbangan harga menempati peringkat kedua sebesar 85,5 persen, diikuti oleh kenyamanan 85,1 persen.

Baca Selengkapnya

Berita Teknologi Terbaru: Bukalapak Luncurkan Program BukaEmas  

4 Juni 2017

Berita Teknologi Terbaru: Bukalapak Luncurkan Program BukaEmas  

Bukalapak meluncurkan program BukaEmas, jual beli emas secara online dan murah.

Baca Selengkapnya