60 Persen Terumbu Karang Kota Makassar Rusak  

Reporter

Jumat, 26 Desember 2014 14:58 WIB

Terumbu karang di Selat Bali. TEMPO/Ika Ningtyas

TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi terumbu karang di perairan Kota Makassar, Sulawesi Selatan, cukup memprihatinkan. Berdasarkan hasil reef check atau pemantauan tutupan karang yang dilakukan Marine Science Diving Club Universitas Hasanuddin (MSDC-Unhas), kerusakan karang di daerah tersebut mencapai 60 persen.

"Pemantauan kami lakukan di tiga pulau kecil di Makassar," ujar Ketua MSDC-Unhas, Syamsu Rizal, dalam pernyataan pers yang diterima Tempo, Jumat, 26 Desember 2014. Ketiga pulau itu yakni Barrang Lompo, Barrang Caddi, dan Samalona.

Syamsu mengatakan setiap pulau dilakukan pendataan pada dua stasiun pantau dengan dua kedalaman berbeda, masing-masing tiga dan 10 meter. Hasilnya, kata dia, cukup mengejutkan.

Jumlah tutupan karang di dua stasiun Pulau Samalona masih cukup tinggi. Di stasiun satu, tutupan karang di kedalaman tiga meter sekitar 41 persen, sementara di kedalaman 10 meter mencapai 44 persen. Adapun tutupan karang di stasiun dua sekitar 27 persen pada kedalaman tiga meter dan 69 persen di kedalaman 10 meter.

Di stasiun satu Pulau Barrang Caddi, tutupan karang mencapai 49 persen (3 meter) dan 46 persen (10 meter). Di stasiun dua, tutupan karang sekitar 38 persen (3 meter) dan 34 persen (10 meter).

Syamsu menyebutkan, kondisi terumbu karang terparah berada di Pulau Barrang Lompo. Tutupan terumbu karang hidup di stasiun ini hanya 26 persen (3 meter), sedangkan di kedalaman 10 meter hanya 38 persen.

Tutupan karang di stasiun dua di pulau itu juga sama rendahnya. Di kedalaman tiga meter tutupan karang mencapai 46 persen. Sedangkan di kedalaman 10 meter hanya 21 persen. "Di semua pulau kerusakan semakin meningkat tiap tahunnya," ujar Syamsu.

Melihat kondisi tutupan karang tersebut, Syamsu mengatakan, perlu ada kegiatan konservasi berkala. "Data tersebut bisa menjadi referensi pemerintah dan pemangku kepentingan," kata Syamsu.

Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Peternakan Kota Makassar, Abdul Rahman Bando, mengatakan pihaknya selalu berusaha untuk menjaga terumbu karang. Namun, menurut dia, belum ada kesadaran tinggi dari masyarakat untuk menjaga karang.

"Kendala ini cukup menggangu," ujar Abdul. Sebab, Abdul menambahkan, pihaknya tak bisa melarang nelayan menangkap ikan. "Kami belum memiliki solusi untuk masalah ini."

AMRI MAHBUB

Berita Terpopuler:

Keliling Gereja, Aher Ucapkan Selamat Natal
Menteri Pariwisata Target 10 Juta Wisman di 2015
Penunggak Pajak Dicekal, Termasuk Bos Epiwalk


Berita terkait

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

4 Desember 2023

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

11 Agustus 2023

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.

Baca Selengkapnya

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

23 Desember 2022

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

Perempuan ternyata punya peran besar dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

1 Juni 2022

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

Tim SBI dan ULM didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan wisata alam minat khusus Pulau Curiak.

Baca Selengkapnya

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

30 Maret 2022

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

Kehidupan terumbu karang sepanjang 500 kilometer di Great Barrier Reef tersebut mulai kehilangan warna.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

26 Maret 2022

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

Orchidarium Ranu Darungan dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata minat khusus, seperti penelitian anggrek dan flora lain serta pemantauan burung.

Baca Selengkapnya

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

12 Februari 2021

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

Hari Konservasi Alam Nasional digelar di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, NTT.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

13 Oktober 2020

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

Pulau Siberut yang ada di Kepulauan Mentawai terancam karena eksploitasi hutan.

Baca Selengkapnya

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

2 Juli 2020

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

Gusti Wicaksono, wildlife photographer muda berbagi tips memotret hidupan alam liar. Gusti membicarakannya di acara Obrolan Online Tempo Institute.

Baca Selengkapnya