Panda Ternyata Dapat Bersosialisasi  

Reporter

Editor

Erwin prima

Senin, 30 Maret 2015 22:00 WIB

Wei-wei panda besar asal Tiongkok, menjulurkan lidahnya untuk menikmati salju. Wei sangat menikmati, ketika datangnya musim dingin, 2 Februari 2015. Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Beijing - Mereka adalah salah satu beruang paling langka di bumi, dan sedikit yang diketahui tentang kehidupan pribadi mereka. Namun, panda raksasa yang tertutup tidak sesoliter yang dipikirkan. Para peneliti mengatakan pada kenyataannya, mereka dapat bersosialisasi.

Sebuah tim dari Michigan State University (MSU) telah menguntit lima panda di alam liar menggunakan GPS. “Panda adalah spesies yang sulit dipahami dan sangat sulit untuk mengamati mereka di alam liar," kata Vanessa Hull, peneliti di Center for Systems Integration and Sustainability MSU, kepada Dailymail akhir pekan lalu.

"Setelah kami mendapat semua data di komputer, kami bisa melihat di mana mereka pergi dan memetakannya,” Hull menambahkan.

Lima panda–tiga betina dewasa bernama Pan Pan, Mei Mei, dan Zhong Zhong, betina muda Long Long dan jantan Chuan Chuan-ditangkap, dan dilacak dari 2010 hingga 2012, di Cagar Alam Wolong di barat daya Cina.

Pemerintah Cina melindungi panda yang terancam punah dan selama lebih dari satu dekade melarang menempatkan GPS pada mereka. Ini adalah yang pertama kali teknologi telah digunakan dan memberikan informasi lebih rinci tentang gerakan panda dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain dari waktu ke waktu.

Salah satu kejutan terbesar: panda tampaknya kadang-kadang saling tolong-menolong.

Tiga dari kelompok ini-Chuan Chuan, Mei Mei, dan Long Long-ditemukan di bagian yang sama dari hutan pada saat yang sama-selama beberapa pekan pada musim gugur. "Ini mungkin bukti bahwa panda tidak sesoliter seperti yang pernah diyakini," tambah Zhang.

Pemerintah Cina baru-baru ini mengeluarkan laporan konservasi panda. Populasi panda liar, kata mereka, telah meningkat hampir 17 persen menjadi 1.864 panda dan habitat panda juga telah ditingkatkan.

Tapi Jianguo 'Jack' Liu, salah seorang penulis penelitian, mencatat bahwa fragmentasi habitat, dampak manusia, dan perubahan iklim masih membayangi masa depan panda.

ERWIN Z. | DAILYMAIL

Berita terkait

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

30 Oktober 2023

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

Lumba-lumba air tawar yang sangat langka mati di tempat baru di sepanjang Sungai Amazon.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

26 September 2019

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

Keberadaan binatang langka atau unik, Hydrophis cyanocinctus, ular laut yang bernapas dari dahinya bernama, dipublikasikan oleh The Conversation.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

7 Februari 2019

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

Seekor bulus sepanjang 1 meter dititipkan dan dirawat di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

19 September 2018

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

Seorang wanita, Nadhila Utama, mengajukan gugatan perdata Rp 1,3 miliar terhadap dokter hewan ke Pengadilan Tangerang karena anak anjingnya mati.

Baca Selengkapnya

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

6 Maret 2018

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

Harimau Sumatera yang mati ditombak warga di Mandailling Natal ternyata sudah tak utuh lagi. Beberapa bagian tubuh Harimau Sumatera itu hilang.

Baca Selengkapnya

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

28 Januari 2018

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

Pada peringatan Hari Primata Indonesia, IAR akan melepasliarkan 15 ekor kukang jawa di Gunung Sawal, pada Selasa 30 Januari 2018.

Baca Selengkapnya

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

7 Juli 2017

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

Sekelompok nelayan menemukan bayi porpoise (mamalia mirip lumba-lumba) berkepala dua.

Baca Selengkapnya

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

26 Juni 2017

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

Bayi lutung perak berusia 1 bulan ini masih disusui induknya dan bakal berubah warna dalam setahun.

Baca Selengkapnya

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

11 Mei 2017

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar BBKSDA wilayah Jawa Barat di Taman Nasional Gunung Ciremai.

Baca Selengkapnya