TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan pembuat drone asal Cina, DJI, mendapatkan modal dari lembaga investasi Accel Partners senilai $ 75 juta (sekitar Rp 980 miliar).
Dana ini akan digunakan untuk mengembangkan ekosistem piranti lunak berbagai drone buatan DJI untuk berbagai keperlua.
"Misalnya, DJI bakal membuat drone untuk pertanian, pertambangan minyak dan gas, penambangan mineral, dan berbagai keperluan komersial lainnya," demikian tertulis di situs Techcrunch, Rabu, 6 Mei 2015.
Untuk keperluan ini, DJI juga bakal melibatkan lebih banyak pengembang aplikasi pihak ketiga. Dengan cara ini, manajemen DJI berharap para pembeli akan terus mengikuti produk terbaru perusahaan dan membelinya.
Menurut situs Techcrunch, DJI memang sedang menjajaki permodalan dari Accel Partners dan Kleiner Perkins. Valuasi perusahaan diperkirakan lebih dari $ 10 miliar (sekitar Rp 130 triliun). Namun sumber lain yaitu majalah Fortune mengatakan valuasi DJI sekitar $8 miliar (sekitar Rp 104 triliun).
Menurut juru bicara DJI, Michael Perry, manajemen memilih bekerja sama dengan Accel karena lembaga investasi itu memiliki reputasi dan kredibilitas internasional. "Mereka mampu membantu startup untuk mengembangkan layanannya menjadi platform."
Sebelum ini, DJI menggunakan pendanaan dari Sequoia, yang merupakan lembaga investasi terkenal dari Silicon Valley. Jumlah dana yang diperoleh pada tahun lalu itu sekitar $ 30 juta (sekitar Rp 390 miliar).
Ini membuat total dana investasi yang telah diterima DJI sekitar $105 juta. Sebelum ini, manajemen DJI berusaha memenuhi kebutuhan modal dengan mendanai sendiri.
Berdiri sejak 2006, DJI berhasil membangun perusahaan pembuat drone untuk keperluan komersial. Produk andalanya berupa drone dengan empat baling-baling atau yang disebut quadcopter.
Produk buatan DJI berkisar dari drone mainan seharga sekitar Rp 8 juta hingga drone berharga sekitar Rp 40 juta, yang dinamai Inspire 1. Pada 2013, perusahaan membukukan pendapatan sekitar $130 juta (sekitar Rp 1,7 triliun). Pada tahun ini, pendapatan perusahaan diperkirakan sekitar $1 miliar (sekitar Rp 13 triliun).
TECHCRUNCH | BUDI RIZA
Berita terkait
Oppo, Merek Smartphone Terlaris Kedua di Indonesia
14 November 2017
Pangsa pasar Oppo Electronics mencapai 24 persen, terpaut 8 persen dari pemimpin pasar.
Baca SelengkapnyaAnak Suka Main Gadget, Kapan Waktunya Periksa Mata
30 Oktober 2017
Untuk mengurangi pemakaian gadget dan pengaruhnya pada mata, ajak anak beraktivitas di luar ruangan.
Baca Selengkapnya2 Gangguan Perilaku Anak yang Candu Gadget
21 Oktober 2017
Kondisi anggota keluarga yang berjarak satu sama lain gara-gara gadget disebut technoference.
Baca SelengkapnyaJawab Pertanyaan Ini Tanda Ayah Bunda Mencandu Gadget
21 Oktober 2017
Ayah bunda harus tahu, gara-gara gadget, anak merasa bersaing dengan teknologi demi menarik perhatian orang tua.
Baca SelengkapnyaAnak Candu Gadget? Atasi dengan 'Deal Bersama'
20 Oktober 2017
Tips bagaimana berkompromi antara orang tua dan anak soal gadget
Baca SelengkapnyaMau Beli Headphone? Simak Ini, Suaranya Sejernih Berlian
16 Oktober 2017
Headphone ini disebut sebagai beberapa headphone bluetooth terbaik yang ada di pasaran. Harganya 7 jutaan
Baca SelengkapnyaWaspada Ada Situs Penipuan Mencatut JD.ID, Jual Samsung S7 2 Juta
14 Oktober 2017
Situs penipuan mencatut nama dan logo JD.ID yakni www.jd.id-promo-murah.com.
Baca SelengkapnyaSehari, Anak Usia 2-5 Tahun Maksimal 1 jam Bermain Gawai
30 September 2017
Steve Jobs dan Bill Gates membatasi anak-anak mereka dalam bermain gawai.
Baca SelengkapnyaPonsel Aman dari Kuman dengan Menggunakan PhoneSoap
25 September 2017
Selain membersihkan ponsel dengan inovasi sinar ultraviolet, PhoneSoap juga membuat ponsel terisi penuh.
Baca SelengkapnyaXiaomi Mi A1 Dirilis di Indonesia, Apa Kelebihannya?
20 September 2017
Xiaomi merilis ponsel terbarunya Mi A1 di Jakarta, yang dibandrol dengan harga Rp 3,09 juta.
Baca Selengkapnya