TEMPO.CO, Jakarta: Founder dan CEO Sebangsa, Enda Nasution, mengatakan Indonesia memiliki daya tarik terhadap para investor startup dalam dan luar negeri yang ingin berinvestasi. Sayangnya, kondisi tersebut tidak didukung dengan talenta yang memadai.

“Yang jadi masalah talenta. Kita belum punya ekosistem di mana mereka membuat produk yang siap untuk menerima investasi,” ujar Enda akhir pekan lalu di sela acara Startup Weekend Jakarta.

Akibat kondisi itu, jika sebelumnya para pemodal ventura ingin berinvestasi langsung, saat ini mereka berubah menjadi inkubator. “Karena begitu mereka mau investasi, teman-teman pengembang yang mau bikin startup belum siap, jadi mereka kerepotan,” ujar Enda.

Enda mengatakan dari sudut kualitas, pengembang Indonesia tidak diragukan, cuma dari sisi kuantitas tidak cukup banyak yang tersedia. Untuk itu, menurutnya, perlu peran pemerintah. “Pemerintah harusnya punya target tidak hanya dari sisi infrastruktur keras, tapi juga dari sisi SDM kalau kita mau jadi tuan rumah di negara sendiri. Misalnya menyiapkan 1 juta engineer IT pada 2020,” ujarnya.

Enda menyambut baik digelarnya Startup Weekend akhir pekan lalu. “Dengan adanya acara tersebut, teman-teman yang mau bikin startup mulai mengerti, sehingga pemodal ventura tidak banyak lagi PR-nya. Sekarang mereka harus turun daari awal,” ujarnya.

Startup Weekend Jakarta digelar 3-4 Oktober 2015 di Conclave Coworking Space, Jakarta Selatan. Acara ini adalah ajang bagi para developer, desainer, marketer, product manager, serta orang-orang yang memiliki talenta di berbagai bidang dan memiliki antusiasme berwirausaha berkumpul bersama untuk bertukar pikiran dan ide, membentuk tim, membangun produk, dan meluncurkan sebuah startup pada akhir pekan.

Enda mengatakaan acara startup weekend memberi banyak manfaat, karena di antara peserta ada yang belum kenal sama sekali dengan startup. Selain itu juga mempertemukan orang dari berbagai latar belakang, seperti dari bisnis, developer, dan desain. “Pertemuan itu bermanfaat karena dengan saling bertukar pikiran, ide masing-masing orang menjadi tervalidasi,” ujarnya.

Sebuah startup dituntut berangkat dari masalah yang ingin diselesaikan. “Jadi membangun startup akan memberi suatu kepuasan pribadi karena memberi manfaat menyelesaikan masalah. Di Indonesia masih banyak persoalan yang harus diselesaikan,” ujarnya.

ERWIN Z