Lapan Gelar Festival Sains Antariksa

Reporter

Sabtu, 10 Oktober 2015 11:21 WIB

Planet Merkurius. scitechdaily.com

TEMPO.CO, Bandung - Pusat Sains Antariksa menghelat Festival Sains Antariksa di kantor Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bandung, Sabtu, 10 Oktober 2015. Peserta yang sebagian besar pelajar dan guru dari berbagai daerah di Indonesia, mengikuti berbagai kuis, lomba dan menyaksikan beberapa alat peraga sains dan antariksa, planetarium mini, dan pengamatan matahari.

Festival tersebut digelar berkaitan dengan World Space Week yang dideklarasikan oleh PBB. Selama sepekan, 4-10 Oktober, dunia memperingati kegiatan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kontribusinya dalam kehidupan manusia. Tanggal itu dipilih karena pada 4 Oktober 1957 untuk pertama kali diluncurkan satelit bumi buatan manusia, Sputnik 1, yang membuka jalan bagi eksplorasi antariksa.

Lapan ikut berperan melakukan sosialisasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan keantariksaan kepada masyarakat dan kalangan pendidikan agar wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang alam semesta bertambah.

Dalam festival kali ini, Lapan mengambil tema Discovery, yang menekankan masa kejayaan penemuan angkasa luar pada saat ini. Selama satu dekade terakhir misalnya, ada teleskop luar angkasa, wahana antariksa antar planet, penemuan planet di luar tata surya, serta galaksi yang jauh.

Festival Sains Antariksa itu diikuti oleh siswa SD hingga SMA sederajat bersama guru pendamping dan tamu undangan lainnya dari berbagai daerah di Indonesia. "Jumlah peserta siswa ada sekitar 300 orang," ujar staf hubungan masyarakat Lapan, Bandung, Iwan Sodikin, Sabtu, 10 Oktober 2015. Acara berlangsung dari mulai pukul 08.00-15.00 WIB.

Setelah ceramah umum, peserta diajak mengikuti berbagai acara, seperti Lomba Menggambar Estafet bagi siswa kelas 1-3 SD, Kuis Acak Kata bagi siswa kelas 4-6 SD, dan Kuis Cerdas Cermat bagi siswa SMP sederajat.

Khusus bagi pelajar SMA sederajat, lombanya bertema Eksperimen Klinostat. Alat itu merupakan perangkat simulasi yang bisa menurunkan hingga menihilkan gaya tarik bumi atau gravitasi. Peneliti Lapan dan ITB diantaranya memakainya untuk menguji pertumbuhan benih tanaman, untuk menguji apakah tumbuhan itu bisa hidup dan berkembang di luar angkasa yang tanpa gravitasi.

Selain itu, panitia menggelar pameran sains dengan menampilkan beberapa alat peraga sains antariksa dan sains atmosfer, Planetarium Mini, Ular Tangga Antariksa, serta pengamatan matahari.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

5 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

15 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

20 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

25 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

45 hari lalu

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

51 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

58 hari lalu

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

58 hari lalu

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

29 Februari 2024

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?

Baca Selengkapnya

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

17 Februari 2024

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.

Baca Selengkapnya