Masuk 4 Besar Dunia, Indonesia Punya 1.666 Spesies Burung  

Reporter

Senin, 19 Oktober 2015 10:52 WIB

Kawanan burung terbang saat terjadi fenomena alam Super Moon di Mir, 95 km dari Minsk, ibukota Belarusia, 27 September 2015. Tahun ini, Super Moon terjadi bersamaan dengan Gerhana Bulan Total, fenomena alam yang jarang terjadi. AP/Sergei Grits

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga pelestarian burung, Burung Indonesia, mencatat keragaman jenis burung di Indonesia sebanyak 1.666 spesies. Angka ini sebagian besar merupakan hasil pemisahan jenis yang sudah ada akibat perbedaan morfologi ataupun suara sesuai dengan hasil penelitian terbaru.

"Meskipun jenis baru di Indonesia didominasi hasil pemisahan jenis, ada juga jenis yang merupakan temuan baru," kata Jihad, Bird Conservation Officer Burung Indonesia, dalam sebuah pernyataan pada laman resminya.

BACA JUGA
Mahasiswi Jember Menghilang Usai Pamer Foto Bunuh Kucing
Setelah Ida Tri, Dua Pria Juga Pamer Foto Mutilasi Kucing

Contoh spesies baru dari hasil pemisahan jenis adalah sempidan merah Kalimantan (Lophura pyronota). Burung yang sebelumnya dimasukkan dalam jenis sempidan merah (Lophura erythrophthalma) ini tersebar di Sumatera, Semenanjung Malaysia, dan Kalimantan.

Hasil analisis terbaru menunjukkan bahwa sempidan di Kalimantan memiliki perbedaan. Warna bulu lehernya abu-abu pucat, sementara di Sumatera dan Semenanjung Malaysia berwarna biru gelap mengkilat. Selain itu, sempidan di Kalimantan memiliki corak garis-garis putih tebal dari leher sampai bagian tengah perut, serta pada bagian belakang leher hingga bulu mantelnya.

Atas dasar beberapa perbedaan itu, sempidan merah di Kalimantan ditetapkan sebagai jenis tersendiri. Adapun jenis di Sumatera dan Semenanjung Malaysia dianggap sama seperti sempidan merah Melayu dan tetap menyandang nama latin L. erythrophthalma.

SIMAK JUGA
Duit Dikembalikan, Bagaimana Nasib Rio Capella di KPK?
Kisah Tom Iljas, Diusir dari Indonesia karena Ziarah ke Makam Orang Tua


Adapun spesies yang benar-benar baru, Jihad mencontohkan, antara lain serak Seram (Tyto almae). Sayangnya, masih sangat sedikit informasi yang diketahui tentang burung hantu endemis yang tinggal di Pulau Seram, Maluku, ini. Badan konservasi dunia IUCN memasukkan serak Seram dalam kategori data deficient alias masih minim data.

Penambahan 61 spesies baru ini menempatkan Indonesia pada posisi keempat dunia dalam hal kekayaan jenis burung. Sedangkan dalam hal endemisitas, Indonesia tetap paling unggul ketimbang negara-negara lain. Bahkan 75 persen jenis baru yang diakui pada tahun ini merupakan jenis endemis.

Kekayaan khazanah itu berarti penambahan jenis baru yang semakin memperkokoh posisi Indonesia sebagai negara dengan jenis burung endemis terbanyak sejagat, yakni 426 spesies atau bertambah 46 spesies ketimbang tahun lalu.

AMRI MAHBUB

BERITA MENARIK
Piala Presiden, Polisi Hapus Foto Ricuh Milik Jurnalis Ini

Tragedi Gunung Lawu, Korban Tewas Bertambah Jadi 7


Berita terkait

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

4 Desember 2023

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

11 Agustus 2023

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.

Baca Selengkapnya

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

23 Desember 2022

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

Perempuan ternyata punya peran besar dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

1 Juni 2022

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

Tim SBI dan ULM didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan wisata alam minat khusus Pulau Curiak.

Baca Selengkapnya

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

30 Maret 2022

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

Kehidupan terumbu karang sepanjang 500 kilometer di Great Barrier Reef tersebut mulai kehilangan warna.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

26 Maret 2022

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

Orchidarium Ranu Darungan dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata minat khusus, seperti penelitian anggrek dan flora lain serta pemantauan burung.

Baca Selengkapnya

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

12 Februari 2021

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

Hari Konservasi Alam Nasional digelar di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, NTT.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

13 Oktober 2020

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

Pulau Siberut yang ada di Kepulauan Mentawai terancam karena eksploitasi hutan.

Baca Selengkapnya

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

2 Juli 2020

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

Gusti Wicaksono, wildlife photographer muda berbagi tips memotret hidupan alam liar. Gusti membicarakannya di acara Obrolan Online Tempo Institute.

Baca Selengkapnya