Facebook, Youtube, Twitter Perketat Ujaran Kebencian

Reporter

Rabu, 1 Juni 2016 05:25 WIB

Ilustrasi Facebook. telegraph.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Facebook, Twitter, YouTube dan Microsoft menyepakati sebuah pedoman berperilaku (code of conduct) Uni Eropa untuk melawan ujaran kebencian online selama 24 jam di Eropa.

Pemerintah di Uni Eropa pada beberapa bulan belakangan ini berusaha meminta platform sosial menangkal rasisme online yang terus meningkat menyusul krisis pengungsi dan serangan teror. Mereka antara lain mengancam mengambil tindakan kepada perusahaan-perusahaan internet itu.

Sebagai bagian dari janji yang disepakati bersama Komisi Eropa, raksasa-raksasa web itu akan mengkaji ulang mayoritas permintaan valid untuk menghilangkan ujaran kebencian dalam kurang dari 24 jam atau mematikan akses ke konten itu jika diperlukan.

Mereka juga akan memperkuat kerja sama dengan organisasi masyarakat sipil yang membantu menandai konten kebencian.

"Serangan teror belakangan ini telah mengingatkan kita pada tindakan segera untuk menghadapi ujaran kebencian online. Media sosial sayangnya adalah salah satu alat yang digunakan kelompok teroris untuk meradikalisasi orang muda," kata Komisioner Keadilan Uni Eropa Vera Jourova.

Jerman telah berhasil memaksa Google, Facebook dan Twitter untuk menyetujui menghapus ujaran kebencian dari laman-laman mereka dalam jangka 24 jam tahun lalu dan bahkan melakukan investigasi terhadap Facebook Eropa atas dugaan gagal menghapus ujaran kebencian rasis.

"Tidak ada tempat untuk ujaran kebencian di Facebook," kata Monika Bickert, Ketua Manajemen Kebijakan Global di Facebook. "Dengan komunitas global 1,6 juta manusia kami bekerja keras untuk menciptakan keseimbangan dengan memberikan orang kekuasaan dalam mengekspresikan dirinya sendiri sembari memastikan kami menyediakan lingkungan yang terhormat."

Pedoman berperilaku sebagian besar adalah kelanjutan dari upaya yang sudah dilakukan perusahaan-perusahaan itu dalam menangkal ujaran kebencian pada laman-laman mereka, seperti mengembangkan tool untuk orang agar melaporkan konten kebencian.

Twitter telah menonaktifkan 125.000 akun sejak pertengahan 2015 karena mengancam atau mempromosikan aksi teror, terutama yang berkaitan dengan ISIS, demikian Reuters.

ANTARA

Berita terkait

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

6 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

13 hari lalu

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

Selain CEO Apple Tim Cook, Jokowi tercatat beberapa kali pernah bertemu dengan bos-bos perusahaan dunia. Berikut daftarnya:

Baca Selengkapnya

Sudah Bisa Diakses, Facebook Bikin Pembaruan Fitur Video Jadi Mirip di TikTok

26 hari lalu

Sudah Bisa Diakses, Facebook Bikin Pembaruan Fitur Video Jadi Mirip di TikTok

Pada aplikasi TikTok telah menjadi pedoman tetap namun bagi Facebook, ini sebuah inovasi dan kemajuan.

Baca Selengkapnya

Cara Unblock Akun Seseorang di Facebook dengan Mudah

28 hari lalu

Cara Unblock Akun Seseorang di Facebook dengan Mudah

Ada beberapa cara unblock teman di Facebook, bisa melalui handphone maupun laptop. Cukup ikuti beberapa langkah berikut ini.

Baca Selengkapnya

Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

32 hari lalu

Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

Hari Paskah dapat dirayakan menggunakan twibbon beragam pilihan. Berikut memilih twibbon Hari Paskah yang sesuai selera dan cara menggunakannya!

Baca Selengkapnya

Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

33 hari lalu

Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

Sebanyak 87 persen responden dalam survei Meta menyatakan bahwa media sosial adalah platform efektif untuk sampaikan pesan dan mendorong perubahan.

Baca Selengkapnya

WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

33 hari lalu

WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

WhatsApp dibuat 2 mantan karyawan Yahoo, Brian Acton dan Jan Koum pada 2009 di sebuah garasi rumah di California. Begini perkembangannya.

Baca Selengkapnya

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

35 hari lalu

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

Meta menambahkan fitur khusus untuk membatasi konten politik pada platform yang dinaunginya, terutama Instagram.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Download Stiker WhatsApp Edisi Ramadan

46 hari lalu

Begini Cara Download Stiker WhatsApp Edisi Ramadan

WhatsApp meluncurkan paket stiker terbarunya di Indonesia berkaitan dengan bulan Ramadan. Begini cara downlioad stiker WhatsApp edisi Ramdan.

Baca Selengkapnya

Facebook Disebut Memblokir Akun Jurnalis Foto Gaza Motaz Azaiza

46 hari lalu

Facebook Disebut Memblokir Akun Jurnalis Foto Gaza Motaz Azaiza

Jurnalis foto terkenal Palestina asal Gaza, Motaz Azaiza, memposting di akun X-nya bahwa dia telah dilarang di Facebook.

Baca Selengkapnya