TEMPO Interaktif, Jakarta - Jupiter mengalami oposisi pada Sabtu, 29 Oktober 2011, pukul 09.00 WIB. Planet terbesar di tata surya ini akan bersinar hingga -2,9 magnitudo selama beberapa hari sebelum dan setelah oposisi terjadi.
"Jupiter menjadi bintang paling terang di langit malam untuk beberapa hari ke depan," ujar Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, kepada Tempo, Jumat, 28 Oktober 2011.
Menurut dia, saat oposisi Jupiter akan tampak lebih besar dibandingkan biasanya. Piringan planet gas ini membentang hingga 49,6 detik busur. Jupiter sendiri memiliki bentang sudut rata-rata sebesar 35 detik busur. Namun, ukuran Jupiter 37 kali lebih kecil dibandingkan bulan purnama yang membentang hingga 1.800 detik busur.
Karena ukuran yang sangat kecil, Thomas menyarankan masyarakat menggunakan alat bantu optik seperti binokuler atau teleskop untuk melihat permukaan Planet Jupiter. "Semakin besar ukuran teleskop, Jupiter terlihat semakin detail," tambah dia.
Selain bisa menyaksikan Jupiter dalam fase purnama, masyarakat juga bisa melihat empat satelit Jupiter bergerak di sekitar planet. Empat satelit ini adalah Io, Europa, Ganymede, Callisto yang merupakan bulan Jupiter paling terang yang pertama kali disaksikan Galileo Galilei sekitar empat abad silam.
Malam nanti Jupiter akan terbit bersamaan dengan tenggelamnya matahari. Planet ini kemudian bergerak naik hingga mencapai titik tertinggi sekitar pukul 24.00. Selama enam jam berikutnya, Jupiter bergerak turun hingga mencapai horizon barat saat matahari terbit di timur.
ANTON WILLIAM