Kecerdasan Buatan Ini Bisa Deteksi Alzheimer dengan Cepat

Reporter

Amri Mahbub

Editor

Amri Mahbub

Senin, 16 Oktober 2017 19:16 WIB

Jalan Baru Penyembuhan Alzheimer

TEMPO.CO, Quebec - Alzheimer, penyakit yang menjadi momok saat usia lanjut datang, kini bisa dideteksi lebih awal menggunakan kecerdasan buatan. Artificial intelligence (AI) ini bekerja dengan algoritma khusus yang bisa memprediksi dengan cukup akurat siapa yang akan terjangkit penyakit tersebut dalam dua tahun ke depan. Tingkat akurasinya mencapai 84 persen.

Studi yang terbit secara online dalam jurnal Neurobiology of Aging edisi 10 Juli 2017 itu berjudul "Identifying Incipient Dementia Individuals Using Machine Learning and Amyloid Imaging". Meski baru tahap pengembangan, menurut tim pembuatnya, analisis kecerdasan buatan ini bisa memberikan hasil yang lebih baik ketimbang mengandalkan analisis dokter semata.

"Bukan mengesampingkan peran dokter. Sebaliknya, alat ini memberikan masukan tambahan untuk analisis yang lebih akurat," kata Pedro Rosa-Neto, anggota tim yang juga pakar neurologi dari McGill University, Kanada, seperti dikutip dari laman berita Live Science.

Baca: Ahli Teknologi Ini Bikin Agama Baru Bertuhankan Kecerdasan Buatan

Selama ini, Rosa-Neto menjelaskan, yang menjadi kendala dalam kasus alzheimer adalah analisis yang cepat dan tepat serta penentuan penanganan medis atau obat yang cocok. Dia mengatakan kecerdasan buatan ini mampu melakukan keduanya.

Advertising
Advertising

"Jika bisa mengungkap jenis kelompok individu mana saja yang akan terkena alzheimer, dokter otomatis dapat membuat obat ampuh untuk mencegah timbulnya penyakit ini,” ujar penulis utama studi yang juga ilmuwan komputer di McGill, Sulantha Sanjeewa.

Selama ini, pengembangan obat pencegah alzheimer harus melewati masa uji klinis yang bisa berlangsung selama 18-24 bulan. Padahal gempuran penyakit alzheimer di otak lebih cepat dari itu.

Baca: Elon Musk dan Mark Zuckerberg Berselisih Soal Kecerdasan Buatan

Meski Alzheimer Associations menyebutkan alzheimer adalah bentuk demensia atau penurunan daya ingat yang paling umum, penyakit ini cukup berbahaya. Pada fase awal, seseorang yang terkena penyakit alzheimer biasanya akan terlihat mudah lupa. Gejala meningkat pada tahap kesulitan melakukan perencanaan, kesulitan bicara, sulit membuat keputusan, dan kerap terlihat bingung.

Pada kasus yang parah, penderita alzheimer bisa mengalami delusi dan halusinasi. Juga, tidak mampu melakukan aktivitas tanpa dibantu orang lain. Peningkatan gejala tersebut terjadi karena penumpukan protein amiloid di berbagai daerah otak yang kemudian menyebabkan kerusakan kognitif permanen. Penumpukan protein ini disebut amiloidosis.

Sanjeewa, Rosa-Neto, dan tim berangkat dari kompleksitas protein tersebut dan membuat algoritma untuk menghitung kapan seseorang akan terkena alzheimer. Menurut tim, prediksi yang cukup akurat sulit dilakukan berdasarkan PET Scan (positron emission tomography) saja.

Baca: Google dan MIT Bikin Kecerdasan Buatan Fotografi

"Siapa saja bisa mengalami amiloidosis dan perlu 5-10 tahun baru gejala demensia muncul. Tapi, kalau tidak ditangani segera dan demensia fase awal datang, saat itulah sulit mengembalikan otak ke fungsi normal," Rosa-Neto menjelaskan.

Tim melakukan beberapa tahap untuk merancang algoritma kecerdasan buatan ini. Pertama, mereka membuat perangkat lunak (software). Kedua, program tersebut diberikan data gejala alzheimer dan diajarkan untuk menghitung kemungkinan seseorang terkena penyakit tersebut. Ketiga, mengujinya.

Saat merancang program, tim memasukkan algoritma untuk menganalisis gambar PET. Tim merancangnya agar bisa mempertimbangkan masalah umum yang muncul saat seseorang mengalami gangguan kognitif ringan. Algoritma tersebut juga bisa mempertimbangkan bahwa penumpukan protein amiloid bisa terjadi dalam tingkat yang berbeda, dalam konsentrasi berbeda, dan lokasi berbeda di otak.

Baca: Nonton TV Seharian, Alzheimer Risikonya

Dalam tahap pengujian, tim menggunakan kecerdasan buatan ini untuk menganalisis adanya amiloidosis pada gambar PET dari 200 pasien yang mengalami gangguan kognitif ringan. Hasilnya, AI memprediksi alzheimer akan berkembang pada 24 bulan setelahnya.

Lantas tim mengujinya kembali terhadap 270 individu berbeda. Hasilnya pun tak jauh. Dari jumlah tersebut, 43 orang didiagnosis menderita alzheimer pada 24 bulan mendatang. “Akurasinya mencapai 84 persen,” ujar Sanjeewa.

Kenapa 84 persen? Sanjeewa dan tim menyatakan kecerdasan ini masih tahap pengembangan. Atau, bisa saja para pasien mengalami bentuk gangguan kognitif selain alzheimer yang datanya tidak dimasukkan ke dalam kecerdasan buatan ini.

Selain itu, para pasien mungkin tidak mewakili masyarakat umum. Inilah yang sedang dikembangkan tim ke depan. Karena itu, kecerdasan buatan ini ditampilkan secara online (http://predictalz.tnlmcgill.ca/PredictAlz_Amy) agar publik global bisa menghitung sendiri kemungkinan terkena alzheimer. Tentunya, dengan memasukkan data hasil pindai PET Anda.

Baca: Makan Buah Anggur Setiap Hari Terbebas dari Alzheimer

Simak artikel menarik lainnya tentang kecerdasan buatan dan alzheimer hanya di kanal Tekno Tempo.co.

NEUROBIOLOGY OF AGING | LIVE SCIENCE

Berita terkait

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

1 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

Topik tentang kendala teknis mewarnai hari pertama pelaksanaan UTBK SNBT 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Sederet Janji Microsoft di Balik Investasi Jumbo untuk Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Sederet Janji Microsoft di Balik Investasi Jumbo untuk Indonesia, Apa Saja?

Microsoft menyodorkan sejumlah rencana untuk Indonesia melalui investasi sebesar Rp 27,6 triliun.Salah satunya pelatihan AI untuk 840 ribu peserta.

Baca Selengkapnya

iPad Pro Terbaru Dirilis Bulan Depan, Gawai Perdana Apple yang Punya Chip M4

2 hari lalu

iPad Pro Terbaru Dirilis Bulan Depan, Gawai Perdana Apple yang Punya Chip M4

Sejumlah peningkatan fitur iPad Pro bocor ke publik. Salah satunya soal pemakaian chip M4 untuk menyokong AI.

Baca Selengkapnya

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

2 hari lalu

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Perlu Regulasi untuk Mengatasi Dampak Buruk AI, Begini Kata Sekjen Kominfo

2 hari lalu

Perlu Regulasi untuk Mengatasi Dampak Buruk AI, Begini Kata Sekjen Kominfo

Walau AI meningkatkan produktivitas dan efisiensi, tapi tak jarang juga mampu memproduksi hoaks, disinformasi dan bahkan deepfake.

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

2 hari lalu

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

CEO Microsoft, Satya Nadella, membeberkan rencana investasi perusahaannya di Indonesia. Tak hanya untuk pengembangan infrastruktur AI dan cloud.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Bos Microsoft Bahas Investasi Besar di Bidang Kecerdasan Buatan

2 hari lalu

Jokowi dan Bos Microsoft Bahas Investasi Besar di Bidang Kecerdasan Buatan

Budi Arie yang mendampingi Jokowi saat bertemu Nadella mengatakan Microsoft akan berinvestasi secara signifikan dalam empat tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

4 hari lalu

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

Menurut keterangan Apple, tiga aplikasi AI itu melabeli dirinya sebagai generator seni. Sudah ada di App Store dua tahun.

Baca Selengkapnya

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

5 hari lalu

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

Pakar Komunikasi Digital bagikan tips agar masyarakat tidak tertipu oleh konten rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) saat belanja online

Baca Selengkapnya

Threads Menguji Fitur Mengarsipkan Unggahan Otomatis

5 hari lalu

Threads Menguji Fitur Mengarsipkan Unggahan Otomatis

Threads menguji fitur baru yang memungkinkan pengguna mengarsipkan unggahan secara manual maupun otomatis ketika diatur dalam jangka waktu tertentu

Baca Selengkapnya