Selain Stasiun Antariksa Cina, 4 Satelit Memasuki Atmosfer Bumi

Reporter

Erwin Prima

Editor

Erwin Prima

Rabu, 25 Oktober 2017 06:10 WIB

Tiangong 1. Kredit: Independent

JAKARTA- Situs pelacak jarak luar angkasa, Satview, menyatakan bahwa laboratorium antariksa milik Tiongkok, Tiangong-1, yang tidak berfungsi, akan jatuh dari orbit dan memasuki atmosfer Bumi.

Baca: Stasiun Antariksa 8,5 Ton Milik Cina Jatuh ke Bumi Oktober-April

Tiongkok meluncurkan Tiangong-1 (yang berarti Istana Surgawi) dengan bobot 8,5 ton pada tahun 2011. Ia memiliki kode Norad No. 87820 dan melayang di ketinggian sekitar 300 km di atas Pasifik Utara, pada pukul 8.32 pagi pada Selasa, 24 Oktober 2017.

Satelit yang memiliki panjang 12 meter dan berdiameter 3,3 meter itu digunakan oleh astronot Cina untuk serangkaian tes docking pesawat luar angkasa dan kunjungan ke luar angkasa.

Pada bulan Maret 2016, laboratorium ruang angkasa itu mogok dan pada bulan Mei 2017 pejabat Cina mengatakan kepada PBB bahwa Tiangong-1 diperkirakan akan masuk kembali ke atmosfer bumi antara bulan Oktober 2017 dan April 2018.

Namun, pada 24 Oktober 2017, satelit tersebut masih mengorbit tinggi di langit. Jaraknya sekitar 300 km, yang bervariasi tergantung dari bagian dunia mana benda itu melayang. Satelit itu diperkirakan tidak akan segera turun, menurut situs pelacakan SatFlare.

Advertising
Advertising

Hal ini ditegaskan dalam sebuah tweet oleh astrofisikawan populer, Dr Jonathan McDowell, yang mengatakan bahwa Tiangong-1 tidak menimbulkan ancaman bagi penghuni bumi.

Dr. Jonathan McDowell, yang bekerja di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, mengatakan bahwa tidak ada yang perlu ditakuti dari stasiun luar angkasa Cina yang akan jatuh. "Benda ini besar, tapi planet kita lebih besar," katanya pada 20 Oktober lalu.

Tiongkok mengatakan akan memantau pecahan Tiangong-1 dan mempublikasikan status orbitnya di situs China Manned Space Agency.

Setelah perkiraan akhir waktu dan wilayah jatuhnya satelit tersebut diperoleh, badan antariksa Cina mengatakan akan mengeluarkan "peringatan dini pada waktu yang tepat" - dengan menginformasikan Kantor Urusan Luar Negeri PBB dan sekretaris jenderal dunia.

Namun, antara 26 Oktober dan 13 November 2017, empat satelit lagi atau sampah luar angkasa yang melayang di atas akan terbakar saat jatuh, menurut satview.com, situs pelacak satelit yang populer.

ISS DEB, yang secara teknis dikenal sebagai 1998-067BA (atau kode Norad 31928), adalah bagian dari perisai yang hilang di ruang angkasa dari Stasiun Ruang Angkasa Internasional pada tanggal 30 Maret 2017.

Astronot NASA di sebuah pesawat ruang angkasa secara tidak sengaja kehilangan perisai yang dibutuhkan untuk stasiun luar angkasa. ISS DEB diperkirakan akan masuk kembali pada pukul 5.20 pagi UTC pada tanggal 26 Oktober.

Sedangkan Firefly (kode Norad: 39404), sebuah satelit yang diluncurkan pada tanggal 20 November 2013, saat ini memiliki orbit paling dekat dengan Bumi, yakni 248,8 km, menurut situs pelacak lainnya. Satview memperkirakan bahwa Firefly akan kembali memasuki atmosfer bumi pada hari Kamis, 2 November di pukul 17.45.

Flock 2E'-4 diperkirakan pada tanggal 13 November, pukul 22.47 dan CZ-4B DEB diperkirakan akan jatuh pada 14 November pada pukul 16.27. Waktu ini tentatif atau belum pasti karena situs biasanya memperbarui data telemetri mereka sesuai kebutuhan.

Baca: Stasiun Antariksa Cina Tiangong 1 Diprediksi Segera Jatuh ke Bumi

Apakah risiko kejatuhan itu akan menyebabkan kerusakan atau cedera pada kita atau pesawat terbang? "Sangat rendah," kata Dr. Jonathan, karena sebagian besar benda antariksa tersebut akan terbakar di atmosfer saat jatuh. Dia memastikan bahwa Tiangong-1 telah mulai menurun lebih cepat saat mencapai bagian atmosfer bumi yang lebih padat.

GULFNEWS | RENDRAWATI

Berita terkait

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

14 jam lalu

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

Melalui situs resminya, Starlink mematok harga layanan internet sebesar Rp 750 ribu per bulan.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

3 hari lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

3 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

OPPO Find X7 Ultra Versi Satellite Communication Mulai Dijual di China, Ini Spesifikanya

7 hari lalu

OPPO Find X7 Ultra Versi Satellite Communication Mulai Dijual di China, Ini Spesifikanya

OPPO Find X7 Ultra Satellite Communication mendukung kartu China Telecom dan kartu khusus satelit Tiantong.

Baca Selengkapnya

Vivo X100 Ultra Dirumorkan akan Miliki Fitur Konektivitas Satelit, Ini Detailnya

9 hari lalu

Vivo X100 Ultra Dirumorkan akan Miliki Fitur Konektivitas Satelit, Ini Detailnya

Ponsel Vivo X100 Ultra akan menggunakan satelit Tiantong untuk komunikasinya.

Baca Selengkapnya

Kemenkominfo Ingin Tingkatkan Pengelolaan Spektrum Frekuensi Lewat Forum APSMC

12 hari lalu

Kemenkominfo Ingin Tingkatkan Pengelolaan Spektrum Frekuensi Lewat Forum APSMC

Agenda prioritas Indonesia dalam APSMC adalah saling berdiskusi soal tantangan dan pengalaman dalam manajemen spektrum frekuensi.

Baca Selengkapnya

Oppo Find X7 Ultra Satellite Edition Resmi Dirilis, Miliki Konektivitas Off-grid

37 hari lalu

Oppo Find X7 Ultra Satellite Edition Resmi Dirilis, Miliki Konektivitas Off-grid

Pertama kali dirilis awal tahun ini, Oppo Find X7 Ultra Satellite Edition menjadi ponsel pertama di dunia dengan pengaturan kamera periskop ganda.

Baca Selengkapnya

BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

39 hari lalu

BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

Satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI merupakan salah satu hasil riset karya anak bangsa yang dikembangkan oleh BRIN.

Baca Selengkapnya

Pembaruan Terbaru Android 15 Hadirkan Dukungan Konektivitas Satelit

44 hari lalu

Pembaruan Terbaru Android 15 Hadirkan Dukungan Konektivitas Satelit

Perubahan besar pada Android 15 DP2 adalah dukungannya terhadap konektivitas satelit di tingkat sistem operasi.

Baca Selengkapnya

SpaceX Dikabarkan Bangun Jaringan Ratusan Satelit Mata-mata untuk Intelijen AS, Nilai Kontrak Rp 28 Triliun

50 hari lalu

SpaceX Dikabarkan Bangun Jaringan Ratusan Satelit Mata-mata untuk Intelijen AS, Nilai Kontrak Rp 28 Triliun

SpaceX menggambarkan Starshield sebagai jaringan satelit aman yang berfokus pada pemerintah

Baca Selengkapnya