Indonesia Belajar Teknologi HTGR untuk PLTN dari Cina

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Rabu, 29 November 2017 08:41 WIB

Seorang operator bekerja di ruang simulator pengontrol PLTN di Ostrovets, Belarusia, 19 April 2016. PLTN pertama di Belarusia ini direncakan akan rampung pada 2018. REUTERS

TEMPO.CO, Solo - Indonesia akan mempelajari teknologi Reaktor Pendingin Gas Temperatur Tinggi (High Temperature Gas Cooled Reactor/HTGR) untuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dari Cina sebelum membuatnya sendiri.

Baca: Tahun Depan Mulai Dibangun PLTN Mini di Puspitek Serpong

"Untuk nuklir, kita mesti belajar dulu. Teknologi HTGR itu sebenarnya dari Jerman, Cina dan Jepang mempelajari dan ternyata Cina sekarang lebih maju, kita belajar sekarang dari mereka," kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir usai menandatangani tiga MoU dengan Menteri Riset dan Teknologi Cina Wan Gang dalam Pertemuan Pejabat Tinggi ke-3 Hubungan Antarmasyarakat Indonesia-Cina di Solo, Selasa, 28 November 2017.

Menurut Nasir, kesepakatan yang ingin dibuat adalah kerja sama riset khusus HTGR di mana harapannya akan ada pembangunan laboratorium di Indonesia. "HTGR ini tidak hanya bisa untuk jadi pembangkit listrik saja tapi sumber panasnya itu juga bisa untuk keperluan macam-macam," lanjutnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto kepada Antara mengatakan kerja sama penelitian Reaktor Pendingin Gas Temperatur Tinggi untuk tujuan keamanan dan energi antara Indonesia dan Cina ini akan memperkuat program pengembangan Reaktor Daya Eksperimen (RDE) yang sedang dikerjakan di Puspiptek, Serpong.

"Kebetulan Cina sudah miliki teknologi ini dan sedang membangun yang lebih besar," kata Djarot.

Advertising
Advertising

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kedua negara memang menginginkan adanya "joint laboratory" di mana kedua belah pihak bisa saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam program HTGR tersebut.

Saat ditanya apakah akan ada pendanaan pembangunan RDE, ia mengatakan belum ada pembicaraan ke arah sana. Belum ada pembicaraan soal harga ataupun kontrak, karena Indonesia sebenarnya tetap terbuka dengan negara lain.

Selain itu, Batan ingin membangun sendiri apa yang memang sudah dikuasai, dan sisi yang baru belum dikuasai akan dipelajari dari negara yang lebih maju. "Tapi kemungkinan mereka ingin lebih ke arah ekspor teknologi," ujar Djarot.

Baca: Dukung PLTN, BATAN Kembangkan Simulator Reaktor

Teknologi HTGR sendiri, menurut Djarot, memiliki masa depan bagus terutama untuk industri smelter, pencairan batubara dan lain sebagainya. Jadi teknologi ini tidak hanya dipergunakan untuk PLTN saja.

ANTARA

Berita terkait

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

5 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

35 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Cina Kecam Jepang karena Buang Lagi Limbah Nuklir PLTN Fukushima

29 Februari 2024

Cina Kecam Jepang karena Buang Lagi Limbah Nuklir PLTN Fukushima

Kedutaan Besar Cina mengkritik pemerintah Jepang yang melanjutkan pembuangan air limbah dari PLTN Fukushima

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut Ketua Tim Percepatan PLTN NEPIO, Ini Beragam Penolakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

21 Januari 2024

Jokowi Tunjuk Luhut Ketua Tim Percepatan PLTN NEPIO, Ini Beragam Penolakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Menko Marinves Luhut Pandjaitan mendapatkan tugas baru dari Jokowi. Ketua Tim Percepatan PLTN NEPIO. Ini sejarah beragam penolakan PLTN.

Baca Selengkapnya

Mengintip Organisasi Percepatan Pembangunan PLTN yang Bakal Diketuai Luhut

19 Januari 2024

Mengintip Organisasi Percepatan Pembangunan PLTN yang Bakal Diketuai Luhut

Luhut Binsar Pandjaitan bakal menjadi ketua NEPIO, organisasi percepatan persiapan pembangunan PLTN di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri 2 Jabatan Baru Luhut Setelah Sembuh Sakit, Salah Satunya Ketua TIM PLTN

19 Januari 2024

Jokowi Beri 2 Jabatan Baru Luhut Setelah Sembuh Sakit, Salah Satunya Ketua TIM PLTN

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan mendapat dua jabatan baru dari Jokowi di awal 2024. Salah satunya Ketua TIm PLTN. Berikut 21 jabatan lainnya.

Baca Selengkapnya

Jepang Buang Air Limbah Nuklir Fukushima ke Laut, Bagaimana Debat Dampak Lingkungannya?

15 Januari 2024

Jepang Buang Air Limbah Nuklir Fukushima ke Laut, Bagaimana Debat Dampak Lingkungannya?

Jepang membuang air limbah nuklir PLTN Fukushima ke laut. Tindakan ini memunculkan perdebatan perihal dampak lingkungan yang ditimbulkannya.

Baca Selengkapnya

AS Teken Perjanjian dengan Filipina, Siapkan Pembangkit Listrik Nuklir

17 November 2023

AS Teken Perjanjian dengan Filipina, Siapkan Pembangkit Listrik Nuklir

Amerika Serikat menandatangani perjanjian nuklir dengan Filipina, yang sedang menjajaki penggunaan tenaga nuklir untuk dekarbonisasi.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Terima Uranium dari Rusia untuk PLTN

6 Oktober 2023

Bangladesh Terima Uranium dari Rusia untuk PLTN

Bangladesh menerima pengiriman pertama bahan bakar uranium dari Rusia untuk pembangkit listrik tenaga nuklir pertamanya.

Baca Selengkapnya

Kedubes Jepang di Beijing Dilempari Batu Bata Akibat Air Limbah Fukushima

29 Agustus 2023

Kedubes Jepang di Beijing Dilempari Batu Bata Akibat Air Limbah Fukushima

Jepang menyatakan kantor kedubes di Beijing dilempari batu bata setelah pembuangan air limbah PLTN di Fukushima.

Baca Selengkapnya