Hasil Riset: Kelelawar Bawa 60 Virus Penyakit

Reporter

Tempo.co

Editor

Amri Mahbub

Kamis, 21 Desember 2017 12:05 WIB

Virus penyebab leukimia ditemukan pada DNA kelelawar purba. telegraph.co.uk

TEMPO.CO, Colorado - Hasil riset mengungkap kelelawar menduduki peringkat teratas sebagai hewan yang paling rawan menyebarkan virus zoonosis, kelompok virus yang menginfeksi manusia. Kelelawar merupakan rumah bagi lebih dari 60 virus penginfeksi manusia.

Penelitian menunjukkan, jumlah virus pada tubuh kelelawar jauh melebihi yang ada pada tikus, mamalia pengerat yang dikenal sebagai sumber penyakit. "Ada sesuatu yang berbeda pada kelelawar sehingga lebih banyak digemari virus zoonosis," kata David Hayman, ahli epidemiologi satwa liar dari Colorado State University di Amerika Serikat, seperti dilansir dari laman Live Science.

Baca: Ganja Bikin IQ Remaja Jongkok? Simak Hasil Riset Ini

Kelelawar telah menjadi pusat perhatian selama beberapa tahun terakhir lantaran kemampuannya menjadi inang bagi banyak virus. Mamalia terbang ini telah terbukti membawa sejumlah virus berbahaya, antara lain rabies dan virus yang berhubungan dengan SARS (sindrom pernafasan akut).

Penelitian juga menunjukkan bahwa kelelawar merupakan inang asli bagi virus mengerikan, seperti ebola dan nipah, yang menyebabkan demam otak mematikan pada orang yang terinfeksi. Namun, yang menakjubkan, kelelawar tidak pernah terinfeksi oleh virus-virus yang ada dalam tubuhnya. Kelelawar hanya menyebarkan virus dari satu tempat ke tempat lain, sehingga hewan lain dan manusia terserang penyakit.

Advertising
Advertising

Temuan mengesankan yang dilakukan Hayman dan timnya meninggalkan sebuah pertanyaan: apakah kelelawar memang memiliki kemampuan khusus untuk menjadi inang virus-virus zoonosis?

Baca: Kecoak Doyan Mandi Kucing, Tak Percaya? Simak Hasil Riset Ini

Untuk menjawab pertanyaan itu, peneliti membandingkan kemampuan kelelawar dengan tikus sebagai inang virus. Mereka menemukan bahwa tikus merupakan inang bagi 179 virus (68 di antaranya zoonosis).

Sedangkan kekelawar merupakan inang bagi 137 virus (61 jenis bersifat zoonosis). Kendati tikus membawa virus zoonosis lebih banyak, jumlah virus pada kelelawar lebih banyak jika dihitung per spesies. Setiap spesies kelelawar menjadi inang bagi 1,79 virus zoonosis, sedangkan tikus hanya 1,48 virus per spesies.

Baca: Hasil Riset Ini Ungkap Misteri Kekuatan Sutra Laba-laba

Simak hasil riset menarik lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.

LIVE SCIENCE | SCIENCE

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

21 jam lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

6 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

46 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

46 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

46 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya