Ajak Anak dan Cucu, Susi Pudjiastuti Kunjungi Kapal Greenpeace

Sabtu, 17 Maret 2018 10:31 WIB

Hettie Geenen, Kapten Kapal Rainbow Warrior, dan Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan, di Kapal Rainbow Warrior, di Sorong, Papua Barat, Sabtu 17 Maret 2018 (Tempo/Astari P Sarosa)

TEMPO.CO, Manokwari - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mengunjungi kapal Greenpeace, Rainbow Warrior, di Sorong, Papua Barat, Sabtu, 17 Maret 2018. Dia datang untuk melihat kapal ternama ini dan melakukan diskusi mengenai isu terumbu karang di Papua.

Menteri Susi datang didampingi timnya, juga anaknya, Alvy Pudjiastuti, dan cucunya, Armand Hilmanysah. Ia disambut oleh kapten kapal, Hettie Geenen, dan langsung diajak melakukan tur keliling kapal.

Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan, mengunjungi Kapal Rainbow Warrior, di Sorong, Papua Barat, Sabtu 17 Maret 2018 (Tempo/Astari P Sarosa)

Dalam diskusi di kapal itu, Susi Pudjiastuti mengatakan kalau keprihatinan dia mengenai terumbu karang sekarang adalah untuk terus menjaga laut dari kapal asing yang merusak. Saat mengunjungi kokpit kapal, dia melakukan diskusi bersama Hettie Geenen dengan isu terumbu karang di Papua.

“Saya sudah melakukan pekerjaan saya untuk mengusir 10,000 kapal. Sekarang, untuk memastikan mereka tidak akan kembali lagi menjadi suatu hal yang penting,” ujar Susi Pudjiastuti.


Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan RI, di kokpit kapal Rainbow Warrior, di Sorong, Papua Barat, Sabtu 17 Maret 2018 (Tempo/Astari Pinasthika Sarosa)

Dia mengatakan kalau selama tiga tahun dia menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, dia sudah banyak memberikan fokus pada isu terumbu karang. Terutama dalam hal menghentikan operasi kapal-kapal ikan asing dan alat tangkap trawl yang merusak. Namun, dia juga ingin pemerintah daerah untuk melakukan lebih, memastikan kalau kapal-kapal tersebut tidak akan kembali lagi.

“Karena yang paling bisa dalam menjaga kebutuhan terumbu karang Papua ini masyarakat dan pemerintah Papua. Kami di Jakarta membantu dengan policy dan support,” lanjut Menteri Susi.

Alvy Pudjiastuti, anak ke tiga Susi Pudjiastuti main gitar untuk crew Rainbow Warrior, di Sorong, Papua Barat, Sabtu 17 Maret 2018 (Tempo/Astari Pinasthika Sarosa)

Advertising
Advertising

Tidak hanya itu, dia juga mengingatkan kalau hal ini bersangkutan dengan masa depan bangsa, terutama untuk masyarakat Papua. Alat tangkap trawl akan menghabiskan dan merusak seluruh terumbu karang, termasuk gulma yang ada di dasar laut. “Tidak boleh lagi kapal-kapal asing ke laut untuk merusak laut kita. Bom ikan juga harus ditindak, dan ditangkap,” jelas Susi Pudjiastuti.

ASTARI PINASTHIKA SAROSA

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

1 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

3 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

3 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

7 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

7 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

23 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

27 hari lalu

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

Penggemar K-Pop global dan Indonesia meminta Hyundai mundur dari investasi penggunaan PLTU di Kalimantan Utara.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

35 hari lalu

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

Terpopuler: Grab Indonesia evaluasi SOP pelayanan buntut kasus pemerasan, deretan barang mewah dari Harvey Moeis untuk artis Sandra Dewi.

Baca Selengkapnya

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

37 hari lalu

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.

Baca Selengkapnya

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

38 hari lalu

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.

Baca Selengkapnya