Penggundulan Hutan Mengancam Kehidupan Laut Raja Ampat

Rabu, 21 Maret 2018 17:58 WIB

Greenpeace mengangkat isu terumbu karang di Raja Ampat. Kredit: Greenpeace

TEMPO.CO, Raja Ampat - Dikenal dengan kehidupan bawah laut yang sangat indah, Raja Ampat menyimpan potensi ancaman yang disebabkan deforestasi atau penggundulan hutan. Ancaman itu di antaranya sedimentasi yang menghalangi arus laut dan ikan untuk masuk ke teluk.

Baca: Greenpeace Ajak Pengusaha Wisata Peduli Terumbu Karang Raja Ampat

Terumbu karang di perairan Raja Ampat, Papua Barat, telah menarik perhatian para turis dan meningkatkan pendapatan masyarakatnya. Sayangnya, terumbu karang di sana banyak yang sudah rusak.

Tingkat ancaman perusakan terhadap pulau-pulau kecil dan terumbu karang di sekitarnya saat ini makin meningkat.

Tidak hanya isu mengenai terumbu karang, Raja Ampat pun memiliki ancaman deforestasi, yang juga berdampak besar pada kehidupan laut. “Harapan kami dari Dewan Adat adalah hutan kami dilindungi sebagai kawasan adat,” tutur Kristian Thebu, Ketua Dewan Adat Suku Maya di Raja Ampat, Papua Barat, Minggu, 18 Maret 2018.

Advertising
Advertising

Dia mengatakan Raja Ampat terdiri atas 20 persen hutan dan 80 persen laut. Keduanya, kata dia, perlu dilindungi.

Di hutan Raja Ampat, banyak binatang endemik, yang juga menjadi sumber penghasilan masyarakat di sana karena bisa dijual dengan jasa wisata.

Dewan Adat Raja Ampat juga mendapat dampingan dari Flora dan Fauna Indonesia, yang sedang melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai peraturan hutan adat.

“Mereka membantu kami dengan peraturan-peraturan, tetapi kami dari Dewan Adat mendorong bagaimana melakukan pemahaman kepada masyarakat kita,” ujar Kristian.

Mereka juga sudah mulai melakukan pemetaan di Teluk Mayalibit, Raja Ampat, agar bisa mengetahui luas hutan. Ancaman terbesar yang mereka hadapi sekarang adalah penebangan kayu ilegal.

Kristian mengingatkan agar isu penebangan kayu di Raja Ampat tidak diabaikan karena berdampak besar pada banyak hal.

Deforestasi hutan juga memiliki dampak besar pada laut. Hal tersebut sempat terjadi di Teluk Mayalibit, yang sebelumnya memiliki arus keras, tapi sekarang tidak ada arus karena sedimentasi membuat tanah menjadi naik.

Baca: 3 Spot Diving di Raja Ampat untuk Pemula

Saat ini, arus yang tadinya membawa banyak ikan masuk sudah jarang. “Kami mau hutan Raja Ampat selamat supaya laut selamat,” tutur Kristian.

Berita terkait

Datang ke Raja Ampat, Ganjar Pranowo Bilang Ini Impiannya

21 November 2023

Datang ke Raja Ampat, Ganjar Pranowo Bilang Ini Impiannya

Ganjar Pranowo menyampaikan terima kasih atas sambutan yang begitu meriah. Ganjar mengatakan kunjungannya ke Raja Ampat adalah impiannya.

Baca Selengkapnya

7 Jenis Cendrawasih, Burung Surga yang Hidup di Indonesia

17 November 2023

7 Jenis Cendrawasih, Burung Surga yang Hidup di Indonesia

Ada banyak jenis burung cendrawasih. Di Indonesia, terdapat 7 jenis yang terkenal cantik hingga dijuluki burung dari surga.

Baca Selengkapnya

Di Papua Barat, BPK Diduga Meminta Setoran Rp 2 Miliar per Kabupaten untuk Jatah Atas dan Bawah

16 November 2023

Di Papua Barat, BPK Diduga Meminta Setoran Rp 2 Miliar per Kabupaten untuk Jatah Atas dan Bawah

Tak hanya Sorong, kabupaten lain di wilayah Provinsi Papua Barat juga menyetor untuk BPK agar auditnya lancar dan hasilnya tidak ada temuan.

Baca Selengkapnya

Pesona Kali Biru, Sepotong Surga di Tanah Raja Ampat Papua Barat

11 November 2023

Pesona Kali Biru, Sepotong Surga di Tanah Raja Ampat Papua Barat

Disebut Kali Biru karena sungai di tanah Raja Ampat ini memiliki air jernih yang memancarkan warna biru dari dasarnya.

Baca Selengkapnya

Geopark Merangin Jambi Raih Penghargaan dari UNESCO

11 September 2023

Geopark Merangin Jambi Raih Penghargaan dari UNESCO

Geopark Merangin di Jambi resmi tercatat sebagai UNESCO Global Geopark pada Mei 2023, kini meraih prestasi Best Practice Award 2023.

Baca Selengkapnya

RSUD Raja Ampat Terima Dokter Spesialis WNI Lulusan Luar Negeri melalui Program Adaptasi

10 September 2023

RSUD Raja Ampat Terima Dokter Spesialis WNI Lulusan Luar Negeri melalui Program Adaptasi

Program ini telah menempatkan 18 dokter spesialis lulusan luar negeri di berbagai wilayah Indonesia.

Baca Selengkapnya

Daftar Wisata Bahari Terkenal di Indonesia yang Bisa Dijadikan Rujukan Liburan

28 Agustus 2023

Daftar Wisata Bahari Terkenal di Indonesia yang Bisa Dijadikan Rujukan Liburan

Bukan hanya terumbu karang yang indah dan luasnya bibir pantai, Indonesia memiliki beraneka ragam spesies laut yang jadi daya tarik wisata bahari.

Baca Selengkapnya

Menilik Keindahan Kabupaten Teluk Wondama yang Siap Jadi Unggulan Papua Barat

22 Mei 2023

Menilik Keindahan Kabupaten Teluk Wondama yang Siap Jadi Unggulan Papua Barat

Kabupaten Teluk Wondama memiliki keunggulan dibandingkan beberapa kabupaten lain di Provinsi Papua Barat.

Baca Selengkapnya

KKP Pastikan MV Indian Partnership Tak Rusak Ekosistem Laut

19 Mei 2023

KKP Pastikan MV Indian Partnership Tak Rusak Ekosistem Laut

Kapal MV Indian Partnership merupakan kapal kargo berbendera asing yang tengah melakukan pelayaran internasional dari Skarten River Australia

Baca Selengkapnya

Kapal Kargo Inggris Kandas di Perairan Koservasi Raja Ampat karena Alami Kebocoran

27 April 2023

Kapal Kargo Inggris Kandas di Perairan Koservasi Raja Ampat karena Alami Kebocoran

Sejauh ini tidak ditemukan kebocoran minyak pada kapal kargo tersebut. Sebanyak 22 ABK dilaporkan selamat.

Baca Selengkapnya