Rusia Luncurkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut Baltik
Reporter
Terjemahan
Editor
Erwin Prima
Selasa, 1 Mei 2018 11:32 WIB
TEMPO.CO, Moskwa - Beberapa negara, termasuk Cina dan AS, telah mengembangkan reaktor nuklir lepas pantai atau mengambang, dan sekarang Rusia akan mencobanya. Rusia telah meluncurkan reaktor nuklir mengambang 70 megawatt, Academik Lomonosov, di Laut Baltik, akhir pekan lalu, sebagaimana dikutip Engadget, 30 April 2018.
Baca: Reaktor Ini Akan Tampung Plasma Bersuhu 10 Kali Panas Matahari
Berangkat dari St. Petersburg, reaktor itu akan ditarik menyisir Norwegia ke sebuah kota Rusia bernama Murmansk untuk mengisi bahan bakar nuklir. Dari sana, reaktor itu akan menuju ke Arktic untuk menggerakkan kota industri minyak Pevek, bersama dengan pabrik penyulingan dan rig pengeboran.
Konstruksi kapal itu mulai berjalan pada tahun 2007, dan dilaporkan berbiaya US$ 232 juta (Rp 3,2 triliun) untuk pengembangannya. Perusahaan negara yang memilikinya, Rosatom, awalnya direncanakan untuk mengisi reaktor itu dengan bahan bakar nuklir di St. Petersburg, kemudian mengirim kapal langsung ke Pevek.
Tetapi Greenpeace dan beberapa negara Baltik mengajukan petisi yang sukses, sehingga perusahaan memutuskan untuk mengisi bahan bakar nuklir dan mengujinya di Murmansk.
Greenpeace dan kelompok lingkungan lainnya masih tidak menganggap reaktor ini adalah ide yang bagus, terutama karena kapal harus ditarik dan tidak dapat bergerak dengan kekuatannya sendiri. "Memindahkan pengujian Titanic nuklir ini dari mata publik tidak akan membuat pengujian ini bertanggung jawab," kata ahli nuklir Greenpeace, Jan Haverkamp.
"Reaktor nuklir yang terombang-ambing di sekitar Samudra Arktik akan menjadi ancaman yang sangat mengejutkan bagi lingkungan yang rapuh yang sudah di bawah tekanan besar dari perubahan iklim," ujarnya.
Kapal nuklir itu akan menggantikan pembangkit listrik tenaga nuklir 48 megawatt di wilayah Pevek. Nyatanya lebih mudah untuk membangun kapal di St. Petersberg, kemudian mengangkut semuanya melalui laut, daripada membangun pabrik baru di tempat terpencil.
"Dermaga, struktur teknik hidraulik, dan bangunan lainnya, yang penting untuk menambatkan pembangkit listrik mengambang akan siap digunakan pada kedatangan Akademik Lomonosov," kata Rosatom dalam siaran pers.
Kapal ini, dengan reaktor nuklir kembar, memiliki daya yang cukup untuk sebuah kota dengan populasi sekitar 100.000 orang, menurut Rosatom. Rusia sangat bergantung pada minyak untuk ekonominya, dan seperti negara-negara lain telah mempertaruhkan klaim atas Arktic yang kaya minyak.
ENGADGET | NPR