Selain Gempa dan Tsunami, Ada Likuifaksi di Palu, Apa Itu?

Senin, 1 Oktober 2018 19:03 WIB

Fenomena likuifaksi yang terjadi saat gempa di Palu. twitter.com/sutopo_pn

TEMPO.CO, Jakarta - Selain gempa dan tsunami yang menghancurkan Kota Palu, ternyata pada saat bersamaan terjadi pula fenomena likuifaksi. Likuifaksi merupakan pencairan tanah yang disebabkan oleh gempa bumi, sebagaimana dilansir laman lembaga Survei Geologi Amerika (USGS).

Baca juga: BNPB Sebut Ada Empat Lokasi di Sulawesi Tengah Alami Likuifaksi

Fenomena tersebut terlihat dalam sebuah video yang diunggah oleh Kepala Pusat Data dan Humas Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPPB) Sutopo Purwo Nugroho pada Ahad, 30 September 2018, di akun Twitternya, @Sutopo_PN. Video berdurasi 38 detik itu menggambarkan proses terjadinya gempa yang disertai runtuhnya tanah.

Fenomena serupa juga pernah terjadi di Amerika, pencairan tanah terjadi di wilayah Teluk San Francisco yang disebebkan oleh gempa bumi. Hal itu telah dipetakan oleh T. Leslie Youd dan Seena N. Hoose dari USGS.

Baca juga: Dampak Kerusakan Gempa di Palu: Tsunami hingga Likuifaksi

Advertising
Advertising

Lokasi kejadian yang dipetakan tersebut dirakit dalam USGS Open-File Report 00-444, yang mencakup peta skala kecil (peta kerentanan likuifaksi 1: 275.000) yang menunjukkan lokasi, bersama dengan basis data spasial digital di mana lokasi dan lainnya informasi yang relevan tentang kejadian dicatat.

Dalam mekanika tanah, istilah "mencair" pertama kali digunakan oleh Allen Hazen mengacu pada kegagalan Bendungan Calaveras di California tahun 1918. Hazen menjelaskan mekanisme aliran pencairan tanggul tersebut.

"Jika tekanan air dalam pori-pori cukup besar untuk membawa semua beban, tekanan itu akan berefek membawa partikel menjauh dan menghasilkan suatu kondisi yang secara praktis seperti pasir hisap," ujar Hazen dalam jurnal Transactions of the American Society of Civil Engineers edisi tahun 1920. "Pergerakan awal beberapa bagian material dapat menghasilkan tekanan yang terus bertambah, mulanya pada satu titik, kemudian pada titik lainnya, secara berurutan, menjadi titik-titik konsentrasi awal yang mencair."

Baca juga: Buta Soal Tsunami Palu, Ini Kata BMKG

Fenomena ini paling sering diamati pada tanah berpasir yang jenuh dan longgar (kepadatan rendah atau tidak padat). Ini karena pasir yang longgar memiliki kecenderungan untuk memampat ketika diberikan beban. Sebaliknya pasir padat cenderung meluas dalam volume atau melebar. Jika tanah jenuh dengan air, suatu kondisi yang sering terjadi ketika tanah berada di bawah permukaan air tanah atau permukaan laut, maka air mengisi kesenjangan di antara butir-butir tanah (ruang pori).

Baca juga: Ada Potensi Bahaya yang Timbul Pasca Gempa Lombok, Apa Itu?

Simak artikel menarik lainnya tentang fenomena Likuifaksi hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Tonton video fenomena langka rumah berjalan akibat Likuifaksi pascagempa Palu disini.

USGS | TRANSACTIONS OF THE AMERICAN SOCIETY OF CIVIL ENGINEERS

Berita terkait

Tsunami dan Gempa Palu Donggala 2018 dalam Angka: Korban, Daya Rusak, dan Lainnya

29 September 2023

Tsunami dan Gempa Palu Donggala 2018 dalam Angka: Korban, Daya Rusak, dan Lainnya

Gempa Palu Donggala pada 28 September 2018 adalah bencana yang sangat patut untuk dikenang. Lantas berapa korban, rumah rusak, dan hal lainnya?

Baca Selengkapnya

Fenomena Likuifaksi di Gempa Palu 5 Tahun Lalu, Mengenal Likuifaksi

29 September 2023

Fenomena Likuifaksi di Gempa Palu 5 Tahun Lalu, Mengenal Likuifaksi

Likuifaksi seperti di gempa Palu adalah bencana yang dapat datang kapan saja. Sering kali disertai gempa dan tsunami menjadikannya sangat berbahaya.

Baca Selengkapnya

Masjid Terapung Saksi Tsunami Palu Jadi Tempat Ngabuburit Warga

28 Maret 2023

Masjid Terapung Saksi Tsunami Palu Jadi Tempat Ngabuburit Warga

Pengunjung yang datang ngabuburit di sana bisa sekaligus menikmati pemandangan Teluk Palu.

Baca Selengkapnya

BNPB Sebut Lumpur Bergerak Usai Gempa Pasaman Bukan Likuifaksi

27 Februari 2022

BNPB Sebut Lumpur Bergerak Usai Gempa Pasaman Bukan Likuifaksi

BPBD Kabupaten Limapuluh Kota, telah melakukan kaji cepat dan pemetaan melalui udara soal kejadian usai gempa Pasaman tersebut

Baca Selengkapnya

Gempa Palu 2018, Gedung Rusun Berbahaya Belum Juga Dibongkar

10 Februari 2022

Gempa Palu 2018, Gedung Rusun Berbahaya Belum Juga Dibongkar

Bangunan itu rusak karena dampak guncangan gempa pada 28 September 2018 yang menewaskan lebih dari dua ribu orang.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Minta PUPR Bangun Jalan Penghubung Strategis Pasca Gempa Palu

6 Januari 2022

Ma'ruf Amin Minta PUPR Bangun Jalan Penghubung Strategis Pasca Gempa Palu

Ma'ruf Amin meminta PUPR)agar mendahulukan pembangunan jalan strategis penghubung antarkabupaten/kota Palu pasca gempa dan tsunami.

Baca Selengkapnya

Profesor Gempa Hitung Lebih dari 2.500 Kejadian Gempa di Indonesia Setiap Tahun

27 Desember 2021

Profesor Gempa Hitung Lebih dari 2.500 Kejadian Gempa di Indonesia Setiap Tahun

Bisa ditebak, gempa dengan kekuatan di atas magnitudo 6,5 itu paling banyak terjadi di wilayah Indonesia Timur daripada Barat.

Baca Selengkapnya

Kembalikan Ekosistem Air, BNPB Tanam 5 Ribu Bibit Terumbu Karang di Teluk Palu

30 Oktober 2021

Kembalikan Ekosistem Air, BNPB Tanam 5 Ribu Bibit Terumbu Karang di Teluk Palu

Mengembalikan ekosistem air setelah tsunami Palu beberapa tahun lalu, BNPB dan Universitas Tadulako lakukan penanaman 5 ribu bibit terumbu karang.

Baca Selengkapnya

Perempuan Peneliti Bencana dari BRIN Dapat Leadership Awards

14 Oktober 2021

Perempuan Peneliti Bencana dari BRIN Dapat Leadership Awards

Penghargaan ini merupakan ajang pengakuan kepada para perempuan yang memberi kontribusi dalam upaya pengurangan risiko bencana di Asia Pasifik.

Baca Selengkapnya

PVMBG: Gempa Tojo Una-una Berpotensi Bahaya Ikutan Likuifaksi

26 Agustus 2021

PVMBG: Gempa Tojo Una-una Berpotensi Bahaya Ikutan Likuifaksi

Likuifaksi terjadi dipicu guncangan gempa kuat pada tanah yang dominan pasir, jenuh air, muka air tanah dangkal berkedalaman kurang dari 15 meter.

Baca Selengkapnya