Ini Cara Ahli Gempa ITB Atasi Potensi Likuifaksi di Bandara Bali

Rabu, 10 Oktober 2018 10:37 WIB

Warga melihat mobil yang tertimbun lumpur akibat pencairan (likuifaksi) tanah yang terjadi di Desa Jono Oge, Sigi, Sulawesi Tengah, Kamis, 4 Oktober 2018. Perumahan warga dan gereja di desa ini bergeser dan tergantikan oleh tanaman jagung. ANTARA/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Bandung - Ahli dan peneliti gempa dari Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Mashyur Irsyam mengatakan gejala likuifaksi pada tanah bisa diketahui.

Baca: Kenapa Petobo Terdampak Paling Parah Likuifaksi? Simak Kata Ahli
Baca: Likuifaksi di Palu Ternyata Sudah Diprediksi Sejak 2012
Baca: Kenapa Gempa, Tsunami, Likuifaksi Bisa Terjadi Bersamaan di Palu?

Menurutnya, kejadian likuifaksi bisa diprediksi dengan skenario gempa. Selain itu, juga ada solusi mengatasi likuifaksi untuk bangunan.

Likuifaksi, kata Mashyur, adalah fenomena alam yang umum terjadi setelah gempa. Beberapa catatan kejadian likuifaksi, seperti di Maumere 1992, Padang 2007, Pidie, Lombok, dan yang terbaru di Palu. "Ada mekanikanya bisa dijelaskan," ujarnya di kampus ITB, Senin, 8 Oktober 2018.

Likuifaksi terjadi pada tanah pasiran atau yang didominasi pasir. Sedangkan pada tanah lempung potensinya kecil. Likuifaksi atau pelulukan tanah bisa terjadi pada kondisi tanah pasiran saat terjadi gempa kuat. "Misalnya magnitudo 6-6,5 yang sumber gempanya dekat," kata dia.

Menurut pakar dan peneliti lain dari ITB dan Badan Geologi itu, likuifaksi umumnya ada dua jenis. Jenis pertama yang tanahnya sangat berpasir, bisa membuat tanah seperti bubur lumpur akibat terobosan air dalam tanah yang terguncang oleh gempa kuat. Contoh kasusnya di Palu yang membenamkan perumahan, serta di lokasi lain yang memindahkan posisi rumah.

Advertising
Advertising

Jenis kedua pada tanah berpasir yang lebih keras, di mana dari retakan tanah keluar air dan pasir. Sumur pun bisa terisi oleh pasir. Contoh jenis ini misalnya saat terjadi Gempa Lombok.

Menurut Mashyur, penentu likuifaksi adalah besaran tegangan geser yang proporsional dengan massa dikalikan percepatan gempa. "Jadi sangat tergantung nilai percepatan kemudian penggoyangnya dan kekuatan tanah, kita bisa perkirakan bisa terjadi atau tidak," katanya.

Cara mengatasi potensi likuifaksi telah dilakukannya pada sejumlah bangunan, misalnya Bandara Ngurah Rai Bali dan untuk Bandara di Kulon Progo. "Caranya dengan membuat padat tanah yang berpasir," ujarnya. Setelah bisa diperkirakan dan diketahui caranya, kata Mashyur, tinggal dihitung biayanya apakah impas atau tidak.

Sesuai standar bangunan, kekuatan pondasi harus kuat terhadap beban bangunan yang dipikul. Pondasi bangunan yang ramah gempa itu sudah dipersiapkan untuk menerima gaya gempa. "Selama gaya yang kita pakai untuk pondasi sudah diperhitungkan, itu antisipasi likuifaksi juga," ujarnya.

Sumber gempa bumi menurut Mashyur ada dua jenis, yaitu akibat subduksi dan sesar aktif. Subduksi atau pertemuan lempeng yang menghasilkan sumber gempa di Indonesia berasal dari lempeng Asia, Australia, dan Pasifik.

Simak artikel lainnya tentang likuifaksi di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

3 jam lalu

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya

11 Kereta Dihentikan Sementara saat Gempa Garut

4 jam lalu

11 Kereta Dihentikan Sementara saat Gempa Garut

Sebanyak 11 kereta diminta berhenti sementara saat gempa Garut yang terjadi pada Sabtu, 27 April 2024 pukul 23.29 WIB.

Baca Selengkapnya

Gempa M 6,5 di Garut, Begini Penjelasan Lengkap Badan Geologi ESDM

4 jam lalu

Gempa M 6,5 di Garut, Begini Penjelasan Lengkap Badan Geologi ESDM

Badan Geologi ESDM membeberkan analisis tentang gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa M6,2 di Kabupaten Garut Rusak Sejumlah Bangunan

6 jam lalu

Gempa M6,2 di Kabupaten Garut Rusak Sejumlah Bangunan

Sedikitnya empat orang luka-luka akibat gempa yang terjadi pada Sabtu malam ini.

Baca Selengkapnya

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

6 jam lalu

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: UTBK dan Tips Lolos Seleksi Mandiri, Gempa dan BMKG

7 jam lalu

Top 3 Tekno: UTBK dan Tips Lolos Seleksi Mandiri, Gempa dan BMKG

Sejak 2023 seleksi masuk perguruan tinggi negeri di Indonesia jalur atau seleksi mandiri dipermudah dengan menggunakan nilai UTBK saja.

Baca Selengkapnya

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

8 jam lalu

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

Ada tujuh kali gempa tektonik jauh yang terekam dengan amplitudo 4-26 mm, S-P 12-60 detik, dan lama gempa 29-533 detik.

Baca Selengkapnya

BPBD: Gempa M6,2 dari Laut Selatan Jawa Barat Berdampak Kerusakan dan Korban Luka

8 jam lalu

BPBD: Gempa M6,2 dari Laut Selatan Jawa Barat Berdampak Kerusakan dan Korban Luka

Gempa bermagnitudo 6,2 di Laut Selatan Jawa Barat tidak hanya terasa kencang dan lama getarannya.

Baca Selengkapnya

Gempa Bikin Warga Garut Berhamburan dan Trauma, Kaca Jendela Bergetar Kencang

13 jam lalu

Gempa Bikin Warga Garut Berhamburan dan Trauma, Kaca Jendela Bergetar Kencang

Masyarakat Kabupaten Garut, Jawa Barat, dikagetkan dengan gempa bumi yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024, sekitar pukul 23.30 WIB.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

15 jam lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya