Gen Ternyata Mempengaruhi Kebiasaan Minum Kopi, Simak Riset Ini

Reporter

Tempo.co

Editor

Amri Mahbub

Senin, 15 Oktober 2018 13:30 WIB

ilustrasi minum kopi (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Riset dari tim ilmuwan Universitas Edinburgh menemukan gen ternyata mempengaruhi tubuh dalam memproses kopi. Variasi gen dapat mempengaruhi seberapa banyak kopi yang diminum seseorang.

Baca juga: Dalam 5 Tahun, Ridwan Kamil Targetkan Kopi Jabar Mendunia

Pada orang dengan gen yang disebut sebagai decaprenyl-diphosphate synthase subunit 2 (PDSS2), kafein akan diurai lebih lambat. Penguraian yang lebih lambat ini membuat kafein lebih lama bertahan di dalam tubuh. Seseorang dengan gen ini tak perlu banyak-banyak mengkonsumsi kopi untuk terjaga lebih lama.

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa keinginan untuk meminum kopi sudah tertanam dalam gen seseorang," kata Nicola Pirastu, peneliti di Universitas Edinburgh yang memimpin penelitian ini, baru-baru ini.

Baca juga: 3 Pilihan Rasa Kopi Merapi, dari Madu sampai Luwak

Advertising
Advertising

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan mengamati DNA lebih dari 1.000 orang di selatan dan utara Italia serta lebih dari 1.700 orang di Belanda. Semua orang yang DNA-nya diamati juga mengisi kuesioner tentang seberapa banyak mereka mengkonsumsi kopi setiap hari.

Orang Italia, dalam penelitian ini, yang memiliki gen PDSS2 ternyata mengkonsumsi kopi lebih sedikit dibanding mereka yang tak memiliki jenis gen ini. Jumlahnya rata-rata satu cangkir per hari. Jumlah ini lebih sedikit daripada konsumsi orang dengan gen berbeda. "Alasannya, gen jenis ini mengurai kopi lebih lama. Jadi, zatnya lebih lama berada di dalam tubuh mereka," kata Pirastu.

Mirip orang Italia, orang Belanda dengan gen jenis PDSS2 dalam penelitian ini juga meminum lebih sedikit kopi. Tapi perbedaannya dengan gen lain tak sejauh yang tercatat di antara orang Italia. Perbedaan ini bisa juga karena gaya minum kopi di kedua negara.

Baca juga: Ridwan Kamil akan Menyeduh Kopi untuk Pengunjung Ngopi Saraosna

Di Italia, orang minum espresso atau mocha dalam cangkir kecil. Hal ini berbeda dengan di Belanda, yang masyarakatnya terbiasa dengan kopi yang disaring. "Perbedaan ini menghasilkan kadar kopi yang berbeda dalam setiap cangkir," kata Pirastu. Jumlah kafein per cangkir di Belanda tiga kali lebih banyak dibanding di Italia.

Gen PDSS2 bukan satu-satunya gen yang berhubungan dengan konsumsi kafein. Penelitian sebelumnya menunjukkan gen lain memiliki kode enzim untuk mengurai kafein. Sangat mungkin PDSS2 menghalangi kode enzim tersebut. "Dengan begitu, tubuh tak efisien dalam mengurai kafein," ucap Pirastu.

Ia mengatakan penelitian tentang kopi ini juga bertujuan mempelajari lebih lanjut pengaruh kopi terhadap kesehatan. "Mengkonsumsi kopi mencegah penyakit seperti kanker, penyakit kardiovaskular, dan Parkinson," kata Pirastu.

Memahami apa yang mempengaruhi konsumsi kopi juga akan membantu peneliti mengetahui efeknya terhadap penyakit-penyakit tersebut. Gen yang memiliki peran dalam penguraian kafein juga akan memiliki peran terhadap pengobatan tertentu. "Penelitian tentang gen dan kopi ini akan membantu peneliti memahami perbedaan respons pasien terhadap obat-obatan dan membantu dokter mengkhususkan perawatan mereka," ujar Pirastu.

Baca juga: Riset: Gempa Megathrust dan Tsunami Ancam Mentawai

Efek kopi memang berbeda pada setiap orang. Perbedaan ini kadang disalahartikan dengan dilihat sebagai kerugian. Beberapa kritikus menyebutkan minuman hitam itu memberi dampak negatif seperti asidosis (suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam), tekanan darah tinggi, dan insomnia.

Di sisi lain, banyak yang mengungkapkan manfaat kopi. Pemindaian otak mengungkap pengaruh hebat kafein, yakni meningkatkan daya ingat dan konsentrasi. David Elmenhorst, neurolog dari Institute of Neuroscience and Medicine, mengatakan meminum kopi 3-5 cangkir per hari dapat menunda demensia pada usia lanjut.

"Setiap makanan atau minuman pasti punya pengaruh buruk dan baik. Khusus untuk kopi, pengaruh buruknya sangat bervariasi pada setiap orang," kata Elmenhorst. Anda pasti ingin mencegah demensia saat lanjut usia. Tapi perlukah memasukkan kopi sebagai minuman rutin untuk mencegahnya? Itu semua tentu terserah Anda.

Baca juga: Peneliti ITB Bikin Kopi Fermentasi, Saingi Kopi Luwak

Simak hasil riset lainnya seputar kopi hanya di kanal Tekno Tempo.co.

LIVE SCIENCE | THE GUARDIAN | TELEGRAPH | COFFEE SCIENCE

Berita terkait

Inilah 5 Minuman yang Bisa Memperlancar BAB

1 hari lalu

Inilah 5 Minuman yang Bisa Memperlancar BAB

Berikut ini lima minuman kesehatan yang bagus untuk menghilangkan sembelit serta perlancar BAB.

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

4 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

10 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

14 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya

Inilah Alasan Disarankan Tidak Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat

36 hari lalu

Inilah Alasan Disarankan Tidak Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat

Minum kopi sebelum penerbangan tak hanya meningkatkan risiko kembung, tapi juga menyebabkan dehidrasi yang berujung pada rasa mual dan sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Kopi Kenangan Sajikan Blewah Mewah, Menu Segar untuk Berbuka Puasa

42 hari lalu

Kopi Kenangan Sajikan Blewah Mewah, Menu Segar untuk Berbuka Puasa

Menu andalan Blewah Tea dengan taburan Blewah Jelly yang terbuat dari ekstrak buah asli

Baca Selengkapnya

Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

45 hari lalu

Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

Penderita epilepsi diminta tidak minum kopi berlebihan untuk menghindari kejang. Pasalnya, kafein justru dapat meningkatkan frekuensi kejang.

Baca Selengkapnya

Berapa Banyak Konsumsi Kopi dan Teh yang Pas saat Puasa?

50 hari lalu

Berapa Banyak Konsumsi Kopi dan Teh yang Pas saat Puasa?

Ahli gizi dari RS Cipto Mangunkusumo Kencana Fitri Hudayani SST, M.Gz memberi tips mengonsumsi teh atau kopi yang pasa saat puasa.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

50 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

50 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya