Inilah 5 Tempat Terasin di Bumi

Reporter

Tempo.co

Editor

Amri Mahbub

Selasa, 16 Oktober 2018 07:25 WIB

Laut Mati (medium.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Jika Anda menyangka laut merupakan tempat terasin di bumi, hampir benar. Air membentuk lebih dari dua pertiga dari permukaan planet kita, dan 96 persen air bumi ada di air laut. Air laut berisi ribuan miliaran ton garam yang terlarut.

Baca juga: Tsunami Palu, Ini Kerusakan Mobil Akibat Terendam Air Laut

Tapi ada tempat di planet kita di mana Anda dapat menemukan air jauh lebih asin daripada di laut. Yang paling terkenal adalah Laut Mati, yang terletak di perbatasan Yordania dan Israel. Air di sana sekitar 10 kali lebih asin daripada air laut. Namun itu hanya urutan kelima air terasin di bumi.

Berikut daftar tempat terasin di bumi:

5. Laut Mati

Advertising
Advertising

Laut Mati (medium.com)

Laut Mati juga bukan benar-benar sebuah laut. Laut Mati adalah sejumlah besar air garam yang sebagian tertutup oleh tanah. Ini adalah danau dengan hiper-salinitas (hypersaline)-memiliki kandungan sodium klorida yang sangat tinggi-terdalam di dunia yang mencapai kedalaman 330 meter, dan secara luas dikenal sebagai titik terendah di darat.

Meskipun telah menyusut dalam beberapa tahun terakhir, ahli geologi Israel percaya Laut Mati akan berangsur stabil dan tak pernah akan mati. Akibatnya, di masa depan Laut Mati bisa menjadi benar-benar air terasin di dunia.

Baca juga: Naskah Laut Mati Dipampang di Internet

Selanjutnya: Antartika...

<!--more-->

4. Kolam Don Juan di Antartika

Kolam Don Juan di Antartika. (myantarcticaresearchtrip.blogspot.com)

Tempat yang lebih asin daripada Laut Mati terletak di Antartika. Ini berupa kolam seluas 3 hektare. Kedalamannya hanya 10 sentimeter, tak cukup dalam untuk bisa mendayung di sana. Dua pilot helikopter yang menemukan kolam yang mengandung 44 persen garam itu memberinya nama kolam Don Juan.

"Penyebab hiper-salinitas kolam ini tak sepenuhnya dapat dipahami," kata ahli geologi Jay Dickson dari California Institute of Technology di Pasadena, seperti dilansir laman Live Science. Dia telah bertahun-tahun mempelajari kolam ini dan merekam bagaimana perubahannya.

"Salah satu faktor penting dari Don Juan adalah ia berupa cekungan tertutup," kata Dickson. Sebuah cekungan terbuka memiliki aliran air ke dalam dan keluar. Cekungan tertutup tidak memilikinya, sehingga air dan garam dibawa ke kolam tidak bisa keluar.

Pada titik ini, air dapat membeku atau menguap. Kolam Don Juan memiliki begitu banyak garam dan membuat suhunya menjadi dingin mencapai -53 derajat Celsius. Akibatnya, jika air menguap, garamnya akan tertinggal dengan sebagian air yang lain. "Ini adalah proses bagaimana ia bisa begitu pekat," kata Dickson. Ia mengatakan para peneliti masih mencoba mencari tahu dari mana air garam berasal.

Baca juga: Begini Jadinya Saat Peneliti Mencoba Memasak di Antartika

3. Salar de Uyuni, Bolivia

Salar de Uyuni di Bolivia. (unbelievableinfo.com)

Permukaan yang mengandung garam terbesar di dunia juga ditemukan di Bolivia. Namanya Salar de Uyuni. Cekungan seluas lebih dari 10.500 kilometer persegi itu terbentuk ketika mega-danau prasejarah mengering.

Cekungan tersebut sekarang terlapisi dengan garam kristal yang membentang sejauh mata memandang. Wisatawan berduyun-duyun mendatangi tempat ini untuk mengagumi tempat yang mereka anggap dunia lain itu. Sementara itum burung flamingo mengunjungi untuk berkembang biak.

Di bawah kerak kristal itu ada air garam, yang kaya akan mineral. Salar de Uyuni berisi setengah pasokan litium dunia. Pemerintah Bolivia baru-baru ini mulai mengeluarkan logam lunak yang berharga itu dan digunakan untuk membuat baterai di gawai elektronik.

Garam telah diekstraksi dari Salar de Uyuni selama berabad-abad. Meskipun demikian, para penambang, yang menggunakan kapak dan sekop untuk menggali dan menumpuk garam kering, hampir tidak menggores permukaannya.

Baca juga: Mengunjungi Uniknya Pasar Penyihir di Bolivia

Selanjutnya: Tambang garam Goderich...

<!--more-->

2. Goderich, Kanada

Tambang garam Goderich di Ontario, Kanada. (realmantravels.com)

"Tambang" garam tunggal terbesar di dunia adalah di Goderich, Kanada. Tambang, dioperasikan oleh Kompas Mineral, mencapai kedalaman 549 meter. "Tambang" ini membentang 7 kilometer persegi dan menghasilkan 7.250.000 ton garam setiap tahun. Area ini adalah sisa-sisa laut prasejarah dari 420 juta tahun yang lalu.

Ada banyak tempat penyimpanan lainnya. "Salah satunya adalah cekungan Michigan di utara-timur Amerika Serikat dan selatan-timur Kanada, di selatan-barat Amerika Serikat, di Gulf Coast Amerika Serikat, utara-barat Eropa dan di bagian barat Kanada," kata Wallace Bolen, spesialis garam di USGS Minerals National Information Center.

Eropa juga memiliki simpanan mineral yang mengesankan. Dikenal sebagai lembah Zechstein, tempat itu terbentuk selama periode Permian 270-250 juta tahun yang lalu. Daerah itu membentang dari Inggris utara, menyeberangi Laut Utara melalui Belanda, Denmark, Jerman dan Polandia.

Orang di dunia Barat telah mencari endapan garam berharga ini selama ratusan tahun. Meskipun demikian, mereka mungkin telah mengabaikan beberapa yang terbesar. "Banyak perhatian selama berabad-abad telah menganggap penyimpanan garam terbesar adalah di Eropa dan Amerika Utara, sehingga penyimpanan garam di tempat-tempat seperti Afrika dan Asia mungkin tidak begitu terkenal," kata Bolen.

Baca juga: Senator Kanada Minta PM Justin Trudeau Blokir Huawei

1. Upper Kama Basin, Rusia

Mungkin yang tidak begitu mengejutkan adalah Rusia, negara dengan daratan terbesar di dunia dan merupakan "raksasa garam". Ini adalah sisa-sisa penguapan laut purba yang terkunci di bawah tanah.

Sebuah tinjauan komprehensif yang diterbitkan pada 1969 menyatakan bahwa Upper Kama Basin, sebelah barat Ural, adalah rumah bagi beberapa penyimpanan garam terbesar di dunia. Mulai abad ke-15, kota Solikamsk didirikan di atas cekungan pertambangan garam, hingga kini masih menghasilkan kalium (garam kalium).

Baca juga: 5 Kecanggihan Sistem Rudal S-400 Buatan Rusia

Simak artikel menarik lainnya seputar tempat terasin di bumi hanya di kanal Tekno Tempo.co.

LIVE SCIENCE | AMB

Berita terkait

Berita terkait tidak ada