Beginilah Pawang Hujan ala Negeri Cina: Pakai Satelit Cuaca

Reporter

Tempo.co

Editor

Amri Mahbub

Sabtu, 10 November 2018 08:00 WIB

Bagian dari satelit cuaca Cina yang akan beroperasi pada 2022. Satelit ini akan bisa memindahkan hujan. (qz.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia memiliki satu profesi unik, yakni pawang hujan. Konon, orang yang menguasai "ilmu" tersebut mampu memindahkan awan hujan ke tempat lain. Tapi tentunya profesi ini belum terbukti secara saintifik. Hanya, fenomena ini bisa dilihat sebagai kearifan lokal.

Baca juga: Kisah Pawang Hujan; Lempar Kolor, Hujan Molor

Nah, Cina juga sebentar lagi juga akan punya pawang hujan. Tapi bukan orang yang "mengendalikan" awan hujan tersebut, melainkan teknologi canggih: satelit. Tim ilmuwan Negeri Tiongkok sedang menyiapkan satelit yang mengubah cuaca.

Seperti dilansir laman Mirror.co.uk, 9 November 2018, proyek ambisius yang diharapkan para pejabat akan beroperasi dalam waktu empat tahun mendatang, akan membuat uap air bergeser dari wilayah barat yang basah, ke arah timur yang lebih kering.

Baca juga: Jakarta Zaman Baheula, Pawang Hujan Dikerangkeng

Advertising
Advertising

Sebanyak enam satelit akan menciptakan koridor atmosfer yang membuat awan dapat bergerak bersama. Proyek ini diberi nama "Tianhe", yang berarti sungai langit.

Sebuah laporan Yicai Global mengungkap teknologi satelit yang dikembangkan Shanghai Academy of Spaceflight Technology ini diharapkan akan beroperasi pada 2022. Dua satelit pertama dijadwalkan berada di luar angkasa dua tahun sebelumnya.

Satelit-satelit Tianhe-1 akan mampu mendeteksi air di udara dan memindahkan air ke daerah utara Sanjiangyuan di Provinsi Qinghai. Tetesan air kecil di awan akan diangkut dalam jarak ribuan kilometer.

Baca juga: Pemerintah Gunakan Data Satelit Hitung Luas Sawah

Prototipe satelit dan pemodelan cuaca telah dipamerkan di Zhuhai Airshow. Pameran ini menampilkan industri penerbangan superpower. Para ilmuwan yakin mereka bisa mengembangkan 'sungai langit' untuk beroperasi.

Uap air bergerak ke arah tertentu karena perubahan tekanan dan kondisi pengendapan. Satelit akan memindahkan awan air ke Samudera Hindia bagian barat, Samudera Hindia bagian timur, Dataran Tinggi Yunnan-Guizhou Cina dan sebagian Asia Tengah.

Baca juga: Satelit Mini Seukuran Kotak Sepatu Ini Diluncurkan Ke Mars

Simak artikel menarik lainnya seputar satelit cuaca Cina hanya di kanal Tekno Tempo.co.

MIRROR.CO.UK | YICAI GLOBAL

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

9 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

18 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

21 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

22 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

23 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

4 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya