Bukan Cheetah, Riset: Semut Drakula Hewan Tercepat

Senin, 17 Desember 2018 08:05 WIB

Ilustrasi semut drakula. pinimg.com

TEMPO.CO, Jakarta - Tim riset gabungan mengungkapkan bahwa hewan yang bergerak paling cepat adalah semut drakula. Semut tersebut memiliki kecepatan hingga 200 mil per jam (321 km/jam) per jam. Ini lebih cepat dari lari cheetah yang hanya 60 mil per jam (96 km/jam).

Baca juga: Terungkap, Ada Mikroplastik di Ikan Teri: Simak Risetnya

"Rahang kuat mereka bekerja seperti perangkap tikus. Mekanisme penguncian dan pegas semuanya menjadi satu," ujar ahli entomologi dari Universitas Illinois Andrew Suarez, seperti dilansir laman news.sky.com, Rabu, 12 Desember 2018.

Para peneliti yang terdiri dari Fredrick J. Larabee dan Adrian A. Smith, serta Suarez sebagai pimpinan peneltian, percaya bahwa semut, yang ditemukan di Afrika, Australia, dan Asia Tenggara, menggunakan rahang mereka yang semakin cepat untuk menghancurkan mangsa potensial.

Baca juga: Riset: 6 Persen Bisnis Indonesia Masuk Kategori Pemimpin Digital

Advertising
Advertising

"Semut menggunakan gerakan tersebut untuk menampar arthropoda lain, sepertinya memukau mereka, menghancurkan mereka di dinding terowongan atau mendorongnya," kata Suarez. "Semut dracula ditemukan pada 1994, gerakan rahang mereka tiga kali lebih cepat dari semut perangkap pemegang rekor sebelumnya." Penelitian Suarez dan tim diterbitkan dalam The Royal Society Publishing pada 12 Desember 2018 dengan judul 'Snap-jaw morphology is specialized for high-speed power amplification in the Dracula ant, Mystrium camillae'.

Semut drakula dapat bergeser dalam gerakan yang hanya membutuhkan waktu 23 mikrodetik. Dinamakan semut drakula karena kebiasaan makan mereka yang tidak biasa. Mereka menggunakan racun untuk menyengat mangsanya yang kemudian dibawa kembali ke koloni untuk dimakan larva.

"Semut drakula itu unik, karena menggunakan tiga bagian berbeda seperti pegas, kait dan lengan pengungkit, ketiganya digabungkan dalam rahang bawah," kata Suarez.

Baca juga: Riset: Masyarakat Khawatir Aktivitas Online Dipantau Peretas

Simak riset menarik lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.

NEWS.SKY.COM | ROYAL SOCIETY PUBLISHING

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

4 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

9 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Traveler Wanita Ini Terkejut Penginapannya Tiba-tiba Dipenuhi Ribuan Semut

36 hari lalu

Traveler Wanita Ini Terkejut Penginapannya Tiba-tiba Dipenuhi Ribuan Semut

Seorang traveler menceritakan kejadian unik, tiba-tiba kamar mandi penginapannya dipenuhi ribuan semut

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

50 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

50 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

50 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Serbuan Semut Invasif Bisa Mengubah Menu Makan Malam Singa

26 Januari 2024

Serbuan Semut Invasif Bisa Mengubah Menu Makan Malam Singa

Hilangnya semut membuat gajah melahap pohon akasia sehingga singa sulit menangkap zebra di sabana.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya