Kubah Lava Gunung Merapi Terus Tumbuh, Waspadai Wedhus Gembel

Kamis, 31 Januari 2019 15:27 WIB

Gunung Merapi mengeluarkan letusan freatik, 11 Mei 2018. twitter.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kubah lava di Gunung Merapi terus tumbuh dan berpotensi terus mengeluarkan guguran awal panas alias wedhus gembel. Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra gunawan, pertumbuhan tersebut terus terjadi meski cenderung lambat.

Baca juga: Gunung Merapi Mulai Luncurkan Awan Panas Guguran

"Posisinya dekat dengan lereng puncak, sehingga mudah longsor dan menjadi guguran awan panas. Orang setempat menyebutnya wedhus gembel," ujar Hendra saat dihubungi, Kamis, 31 Januari 2019.

Hendra mengatakan, guguran awan panas alias wedhus gembel itu menjadi bahaya utama khas Gunung Merapi. Bahaya khas ini sempat tergantikan dengan terjadinya letusan eksplosif gunung tersebut pada 2010. Fasenya khas, dimulai dengan pertumbuhan kubah lava disusul dengan terjadi guguran awan panas.

Balai Penyelidikan Dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Merapi mencatat volume kubah lava saat ini menembus 461 ribu meter kubik. Laju pertumbuhannya 1.300 meter kubik per detik. "Walaupun kecil, kalau mengelundung jatuh, jadi awan panas. Itu bahaya utama yang harus dicermati," kata Hendra.

Advertising
Advertising

Dia membandingkan dengan laju pertumbuhan kubah lava Gunung Sinabung di Sumatera Utara yang sama-sama menghasilkan guguran awan panas dalam lima tahun terakhir ini. "Gunung Sinabung itu pada 2015 kecepatan pertumbuhan kubah lavanya 2 meter kubik per detik. Dalam satu bulan sudah mencapai 1-2 juta meter kubik. Kubah lava Merapi pertumbuhanya kurang dari 1 meter kubik per detik," kata Hendra.

Baca juga: Dini Hari Gunung Merapi Lontarkan Lava Pijar 9 Kali

Hendra mengatakan, luncuran guguran awan panas guguran kubah lava Gunung Merapi itu mengarah ke Kali Gendol. "Jarak luncuran maksimalnya 1.400 meter. Memang ke depan yang harus diwaspadai itu pertumbuhan kubah lava dan arahnya," kata dia.

Namun, untuk sementara masyarakat bisa tenang. Sebab, ancaman guguran awan panas Gunung Merapi diperkirakan masih dalam daerah batas yang direkomendasikan PVMBG, yakni radius 3 kilometer. "Dalam radius 3 kilometer ini tidak boleh ada aktivitas manusia," kata dia. Daerah radius bahaya ini akan dievaluasi terus seiring tumbuhnya kubah lava Gunung Merapi.

Dia mengimbau masyarakat untuk tidak masuk ke radis 3 kilometer tersebut. Pada 2006, wedhus gembel menimbulkan korban jiwa karena ada aktivitas manusia dalam radius tersebut. "Memang saat itu volume kubah lavanya lebih besar ketimbang saat ini," ujar Hendra.

Baca juga: Penampakan Gunung Merapi saat Luncurkan Lava Pijar

Sebelumnya, guguran awan panas kembali terjadi di Gunung Merapi, Selasa, 29 Januari 2019. Sepanjang pukul 00.00 WIB sampai 20.00 WIB terlihat 9 kali guguran yang mengarah ke Kali Gendol dengan jarak luncuran antara 200 meter hinga 700 meter. Awan panas guguran pertama teramati pukul 20.17 WIB dengan jarak luncuran menembus 1.400 meter selaam 141 detik.

Peristiwa awan panas guguran kedua terjadi pukul 20.53 WIB dengan jarak luncuran 1.350 meter dengan durasi 135 detik. Ketiga terjadi pada pukul 21.41 WIB dengan jarak luncuran 1.100 meter dengan durasi 111 detik. "Semua awan panas guguran menuju hulu Kali Gendol," kata dia.

Wedhus gembel tersebut terpantau menghasilkan hujan abu tipis di sekitar Boyolali dan Klaten. Status aktivitas Gunung Merapi masih dipatok di Level II atau Waspada. Masyarakat yang berada di Kawasan Rawan Bencanan III diimbau tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa, serta selalu mengikuti informasi aktivitas Merapi. Radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk.

Baca juga: Wedhus Gembel Bisa Sebabkan Tsunami Selat Sunda?

Simak kabar terbaru seputar potensi ancaman wedhus gembel Gunung Merapi hanya di kanak Tekno Tempo.co.

Berita terkait

7 Tips Ikut Open Trip Naik Gunung Agar Tak Kena Tipu

2 hari lalu

7 Tips Ikut Open Trip Naik Gunung Agar Tak Kena Tipu

Sebelum mendaki, sebaiknya ketahui beberapa tips ikut open trip naik gunung agar tidak kena tipu oknum. Berikut beberapa tipsnya.

Baca Selengkapnya

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

9 hari lalu

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

Sebuah mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) milik wisatawan terjebak di jalur jip wisata Lava Tour sungai Kalikuning lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Minggu 21 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

9 hari lalu

Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

Iringan kesenian lokal itu sebagai harapan sorgum yang baru pertama kali dibudidayakan di lereng Merapi itu bisa memberikan manfaat.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

10 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

17 hari lalu

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

32 hari lalu

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

33 hari lalu

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.

Baca Selengkapnya

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

42 hari lalu

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

44 hari lalu

Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

Saat sedang pergi ke hutan atau gunung dan bertemu harimau, sebaiknya jangan panik. Berikut beberapa tips menyelamatkan diri saat bertemu harimau.

Baca Selengkapnya

Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

51 hari lalu

Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

Lima dari total orang hilang di gunung Tte Blanche Swiss tersebut adalah satu keluarga.

Baca Selengkapnya