Google Docs Rentan Disalahgunakan Siswa Sekolah?

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 16 Maret 2019 08:45 WIB

Ilustrasi UTBK (ujian tulis berbasis komputer). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai metode pembelajaran terkini, siswa dibekali Google Docs, sebuah tempat penyimpanan daring (online).

Di Amerika, Google Docs sudah berkembang menjadi forum kelas. Siswa dan guru bisa melakukan kegiatan pembelajaran di mana saja.

“Sekarang, kami beralih dari catatan fisik”, ujar Skyler, 15 tahun.

Di era milenial ini, penggunaan laptop di kalangan siswa dan guru mulai dari siswa SMP hingga SMA. Para guru memberikan penugasan dan rencana pembelajaran daring, sementara itu sangat disayangkan bahwa ada siswa menyalahgunakan fasilitas yang ada pada Google Docs.

Para remaja menganggap sepele dengan meninggalkan status daring melalui gawai mereka walaupun mereka tahu teman-teman mereka aktif dari perangkat lainnya seperti laptop.

Advertising
Advertising

Tidak jarang juga mereka menggunakan fitur live chat yang tidak diketahui guru bahwa fitur tersebut adalah bawaan dari platform Google Docs. Atau pada cerita lainnya, mereka mengakali penyaringan kata dan kalimat yang ada untuk menyalin kembali melalui kotak dialog (chat box) di sisi kanan, dan menyalin rencana pembelajaran seolah-olah mereka membuat tugas dari materi yang diberikan. Apabila salah satu guru menyadarinya, dengan menekan resolve button, seluruh utas tersebut terhapus.

Google Docs diharapkan sebagai salah satu forum yang berkembang, tapi, para siswa tidak antusias dan hanya menyebarkan bahan ajaran ke dalam bentuk teks atau paragraf.

“Ini dapat diketahui dengan membentuk laman baru dan jenis huruf berbeda, jadi kau bisa mengetahui siapa yang menulis in,” ujar Skyler. “Aku memiliki sahabat dari asrama yang berbeda, jadi kami saling berbagi dokumen dan mengobrol mengenai kegiatan kami di sekolah”.

Di akhir pembelajaran, mereka akan menghapus seluruh dokumen dan obrolan mereka. Tidak jauh berbeda pada zaman di mana membuang catatan-catatan terdahulu,

Mengobrol melalui Google Docs tidak hanya mengelabui para guru, pun terjadi kepada orang tua siswa. Memang benar mereka mengerjakan PR bersama malam itu. Tetapi melalui sebuah utas dalam forum Reddit pada Februari lalu, Google Docs menjadi media sosial yang dilarang, karena menipu orang tua.

Salah satu faktor luputnya perhatian orang tua adalah mereka tidak melakukan pengawasan ketika sedang mengerjakan tugas yang diberikan sekolah atau tugas kelompok. Belum lagi dengan fitur chat pada Google Docs yang tidak ada pengawasannya sama sekali, bahkan berpotensi menjadi arena cyberbullying.

Tidak bisa dipungkiri bahwa Google Docs dan catatan konvensional sama saja. Digunakan para siswa untuk bercerita tentang hari-hari di sekolah, bergosip, dan bahkan perundungan (bullying).

Faktanya, Google bisa menyembunyikan percakapan anak-anak mereka dan menghapus rekam jejaknya. LifeHacker memberikan contoh kasus: jika anak-anak menggunakannya sebagai media komunikasi, maka dianggap wajar. Akan berbeda kasus jika, mereka berkomplot untuk hal lain, seperti mempermalukan teman-temannya.

Dalam sebuah aplikasi Bark, yang digunakan orang tua sebagai forum diskusi dan memonitor ponsel anak mereka, mengingatkan atas potensi perundungan temannya melalui Google Docs: “Mereka membentuk geng kecil dan menulis status yang menyakitkan. Contohnya adalah ketika seorang anak melakukan perundugan terhadap sebayanya, disertai dengan upaya menghasut anak lain untuk melakukan hal serupa.” Hal ini pun ditanggapi Skyler, “kami tidak melakukan itu. Kami hanya bercanda memgenai guru-guru kami atau aktivitas selama di sekolah atau hal lainnya. Dalam rangka mengakrabkan kami”.

Murid-murid tidak hanya menggunakan Google Docs sebagai pembelajaran kolaboratif atau semacamnya, tetapi, digunakan sebagai media mengobrol. Tidak berbeda dengan Microsoft Word daring pun disalahgunakan juga. Seorang anak suburban Philadelphia Nathan, 16 tahun menceritakan bahwa ia dan teman-temannya, menemukan co-working space yang bisa berbagi dokumen dan mengunggahnya untuk dibagikan kepada teman-temannya.

Selain itu, catatan-catatan tersebut dibagikan melalui OneNote, dengan memberikan highlight dan dibagikan bersama hal lainnya seperti meme. Nathan menambahkan, ia dan teman-temannya merasa girang setelah menemukan fitur tersebut. “Fitur ini seolah-olah memperlihatkan kami seolah-olah produktif. Tapi, ada kekurangan yaitu melenceng dari fumgsinya. Sehingga tidak mengerjakan apapun.

Penggunaan Google Docs sebagai media komunikasi populer dikalangan pelajar, Google Docs beranjak ditinggalkan sebagai media sosial saat memasuki perguruan tinggi. Skye, salah satu mahasiswi mengatakan “mengobrol dengan Google Docs memberikan kenangan”. Ujarnya, “dan buku catatan? Aku sudah tidak menggunakannya sejak kelas lima SD”.

Pada akhirnya, bagaimanapun era milenial berkembang, diharapkan peran orang tua dalam menjaga anak mereka dari cyber bullying dengan mengawasi perilaku mereka di dunia maya dan dunia nyata.

Meskipun anak-anak berbekal dengan hal-hal baru, orang tua tetap perlu memantau aktivitas mereka dan tetap berkomunikasi dengan anak-anak. Pastikan bahwa orang tua adalah solusi bagi anak dalam menghadapi suatu masalah serta bangun rasa percaya antara anak dan orang tua.

Panji Moulana | The Atlantic | Yahoo

Berita terkait

Cara Membuat Daftar Isi Otomatis di Google Docs yang Mudah

20 jam lalu

Cara Membuat Daftar Isi Otomatis di Google Docs yang Mudah

Cara membuat daftar isi di Google Docs cukup mudah dilakukan. Anda dapat membuatnya secara otomatis tanpa perlu repot lagi. Ini caranya.

Baca Selengkapnya

Generasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?

52 hari lalu

Generasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?

Ekonom Yusuf Wibisono angkat bicara soal akar masalah fundamental dari maraknya kredit macet Pinjol pada generasi muda.

Baca Selengkapnya

Hasil Survei Ini Ungkap Perbedaan Pilihan Kelompok Gen Z dan Gen X saat Berlibur, Termasuk Soal Motivasi dan Bikin Rencana

26 Februari 2024

Hasil Survei Ini Ungkap Perbedaan Pilihan Kelompok Gen Z dan Gen X saat Berlibur, Termasuk Soal Motivasi dan Bikin Rencana

Hasil survei: wisatawan Indonesia dari kelompok Gen Z dan milenial lebih banyak memutuskan untuk berlibur karena ingin menghilangkan stres.

Baca Selengkapnya

Prudential Indonesia Luncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture, Targetkan Milenial dan Gen Z

22 Februari 2024

Prudential Indonesia Luncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture, Targetkan Milenial dan Gen Z

Prudential Indonesia pada awal tahun ini telah meluncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture. Produk ini merupakan perlindungan jiwa jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Pilpres 2024, Studi Ungkap Beda Perspektif Pilihan Gen Z dan Milenial

24 Januari 2024

Pilpres 2024, Studi Ungkap Beda Perspektif Pilihan Gen Z dan Milenial

Layanan penyedia data Populix menggelar survei tentang harapan pemilih muda dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Survei Pilpres 2024 Populix: Gen Z Punya Harapan Tinggi, Millenial Skeptis

24 Januari 2024

Survei Pilpres 2024 Populix: Gen Z Punya Harapan Tinggi, Millenial Skeptis

Dalam survei Pilpres 2024 yang digelar Populix, Gen Z yang didominasi pemilih pertama diketahui punya harapan tinggi terhadap calon pemimpin negara.

Baca Selengkapnya

Super Air Jet Buka Rute Baru Langsung dari Makassar dan Solo ke Bali

14 Januari 2024

Super Air Jet Buka Rute Baru Langsung dari Makassar dan Solo ke Bali

Maskapai penerbangan Super Air Jet akan melayani penerbangan langsung dari Makassar (UPG) dan Solo (SOC) ke Bali (DPS) per 25 Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Berkampanye di Surabaya, Mahfud Md Janjikan Internet Gratis untuk Gen Z dan Pengusaha Muda

11 Januari 2024

Berkampanye di Surabaya, Mahfud Md Janjikan Internet Gratis untuk Gen Z dan Pengusaha Muda

"Kami punya program namanya Gratisin. Gratisin itu kita mau menggratiskan wifi di berbagai tempat agar akses internet itu lebih mudah," kata Mahfud Md

Baca Selengkapnya

Mengenal Generasi Baby Boomers, Milenial, dan Gen Z

2 Januari 2024

Mengenal Generasi Baby Boomers, Milenial, dan Gen Z

Generasi manusia dibagi menjadi beberapa periode. Yang paling terkenal adalah generasi baby boomers, milenial, dan gen Z.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya