120.000 Tewas Digigit Ular Berbisa, Lembaga Ini Beri Dana Rp1,4 T

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 16 Mei 2019 14:14 WIB

Ular Kobra. AP/Wildlife Conservation Society, Julie Larsen Maher

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah yayasan kesehatan global menyuntikkan dana 80 juta poundsterling (sekitar Rp1,4 triliun) untuk biaya penelitian dan pengembangan vaksin penawar bisa ular. Akibat gigitan ular berbisa, 120 ribu orang meninggal dan ratusan ribu lainnya cacat.

Proyek, yang diluncurkan oleh lembaga amal kesehatan Wellcome Trust Inggris, bertujuan meningkatkan pasokan antiracun dan mengembangkan pengobatan baru yang lebih efektif terhadap gigitan ular. Saat ini, pemberian antiracun merupakan satu-satunya cara untuk mengobati gigitan ular.

"Pengobatan gigitan ular pada dasarnya mengandalkan proses yang sudah berusia 100 tahun," kata David Lalloo, profesor dan Direktur Liverpool School of Tropical Medicine, Inggris, Kamis, 16 Mei 2019.

Kekurangan dana bagi penelitian ilmiah membatasi kemajuan di bidang obat tersebut, sehingga ribuan orang meninggal sia-sia, kata Lalloo kepada wartawan.

Philip Price, ahli di Wellcome Trust dalam ilmu pengetahuan gigitan ular, mengatakan gigitan ular berbisa menewaskan sebanyak 120.000 orang per tahun --kebanyakan pada masyarakat paling miskin di pedesaan Afrika, Asia dan Amerika Selatan. Ia menyebut keadaan itu sebagai krisis kesehatan tersembunyi.

Sebanyak 400.000 orang lagi menderita dampak luka-luka yang mengubah hidup mereka, seperti amputasi. Kondisi tersebut dapat mendorong keluarga yang sudah susah jatuh ke dalam kemiskinan yang lebih parah, kata Price.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dijadwalkan pada akhir Mei ini menerbitkan "Roadmap Gigitan Ular", yang bertujuan mengurangi kematian dan cacat akibat gigitan ular sampai 2030.

Pengobatan saat ini, yaitu pemberian antiracun, diproduksi dengan menyuntikkan racun yang relatif tidak berbahaya ke badan kuda lalu mengambil darah kuda untuk digunakan dalam pengobatan manusia. Teknik ini sudah ada sejak abad ke-19 tanpa standar umum keefektifan dan keselamatan.

Teknik itu juga membawa risiko pencemaran dan efek samping, kata ahli, dan berarti korban harus dirawat di rumah sakit, yang kadang-kala jauh dari lokasi desa tempat gigitan ular paling sering terjadi. Pengobatan sering kali terlalu mahal buat korban dan sudah sangat terlambat dilakukan untuk menyelamatkan nyawa.

Yang menambah masalah ialah kekurangan antiracun yang sangat dibutuhkan kalangan penduduk paling berisiko. Di Afrika misalnya, sebanyak 90 persen antiracun yang tersedia mungkin tidak efektif.

Mike Turner, Direktur Sains Wellcome Trust, mengatakan kemajuan perlu dicapai segera.

"Gigitan ular berbisa adalah kondisi yang bisa --atau harus bisa-- diobati," katanya. "Meskipun orang akan selalu mungkin digigit ular berbisa, tak ada alasan demikian banyak orang mesti menemui ajal."

Berita terkait

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

3 hari lalu

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

Keamanan bandara menggunakan Advanced Imaging Technology (AIT) untuk mendeteksi kejanggalan pada penumpang itu sebelum naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

13 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya

Hasil Studi Ini Sebut Daging Ular Piton Paling Lestari Dibandingkan Ternak Lain

49 hari lalu

Hasil Studi Ini Sebut Daging Ular Piton Paling Lestari Dibandingkan Ternak Lain

Studi mengukur pertumbuhan hampir 5000 ular piton jenis Malayopython reticulatus (sanca kembang) dan Python bivittatus (sanca Burma) selama setahun.

Baca Selengkapnya

Dua Warga Badui Digigit Ular Berbisa, Kondisinya Parah dan Dirujuk ke RSUD Banten

8 Februari 2024

Dua Warga Badui Digigit Ular Berbisa, Kondisinya Parah dan Dirujuk ke RSUD Banten

Dua warga Badui korban gigitan ular berbisa ini sudah sepekan dengan kondisi cukup parah. Bagian tangan menghitam dan membusuk.

Baca Selengkapnya

Waspada 7 Hewan Ini Kerap Menyusup ke Dalam Rumah Saat Musim Hujan, Begini Cara Mencegahnya

31 Januari 2024

Waspada 7 Hewan Ini Kerap Menyusup ke Dalam Rumah Saat Musim Hujan, Begini Cara Mencegahnya

Saat musim hujan, rumah bisa dimasuki hewan.

Baca Selengkapnya

Identifikasi Ular Endemik di Sekitar Danau Towuti, Tim Peneliti Perlu Waktu 16 Tahun

27 Januari 2024

Identifikasi Ular Endemik di Sekitar Danau Towuti, Tim Peneliti Perlu Waktu 16 Tahun

Spesies ular air yang baru diidentifikasi itu dinamakan Hypsiscopus indonesiensis.

Baca Selengkapnya

Balita di Tangerang Tewas Digigit King Kobra saat Bermain di Rumah

24 Januari 2024

Balita di Tangerang Tewas Digigit King Kobra saat Bermain di Rumah

Balita MN melihat ada lubang kemudian memasukkan tangannya ke dalam lubang yang diduga merupakan sarang ular itu.

Baca Selengkapnya

Seperti di Film, Penumpang Pesawat Domestik Thailand Kaget Menemukan Ular Merayap di Kabin

23 Januari 2024

Seperti di Film, Penumpang Pesawat Domestik Thailand Kaget Menemukan Ular Merayap di Kabin

Insiden di pesawat tersebut mengingatkan orang pada film thriller aksi Snakes on a Plane keluaran 2006 yang dibintangi Samuel L. Jackson.

Baca Selengkapnya

Petugas Damkar Evakuasi Bangkai Ular Sanca Sepanjang 3 Meter di Bank Victoria Cengkareng

2 Januari 2024

Petugas Damkar Evakuasi Bangkai Ular Sanca Sepanjang 3 Meter di Bank Victoria Cengkareng

Petugas Damkar DKI mengevakuasi bangkai ular sanca sepanjang tiga meter di Bank Victoria, Cengkareng, Jakbar hari ini. Mulanya tercium bau busuk.

Baca Selengkapnya

Saat Pramuka Sosialisasikan Kehidupan Ular ke Pengunjung Pameran Flona 2023

7 Oktober 2023

Saat Pramuka Sosialisasikan Kehidupan Ular ke Pengunjung Pameran Flona 2023

Stand ramah anak dan keluarga menarik minat pengunjung untuk keluarga di Pameran Flona.

Baca Selengkapnya