Aktivis Lingkungan Minta Produsen Ponsel Pakai Bahan Daur Ulang

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 21 Mei 2019 15:14 WIB

Ilustrasi Ponsel. bb.webpusat.com

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis lingkungan mendesak pabrik ponsel menjalankan program daur ulang, menggunakan ulang komponen dan bagian dari produk mereka yang sudah rusak untuk mengurangi limbah elektronik.

"Kita menyerukan pabrikan ponsel untuk melakukan model produksi melingkar, yang salah satunya mengisyaratkan penggunaan ulang komponen dan bagian-bagiannya untuk menjadi sesuatu yang baru," kata Juru Kampanye Urban Greenpeace Indonesia Muharram Atha Rasyadi kepada Antara di Jakarta, Senin, 20 Mei 2019.

Atha mengatakan pabrikan bisa semakin sedikit menggunakan material baru dengan menerapkan model produksi yang semacam itu.

Menurut penelitian yang dilakukan Greenpeace tahun 2017, di dunia setiap dua dari tiga orang dengan rentang usia 18-35 tahun mempunyai telepon pintar.

"Dalam jangka 10 tahun, lebih dari tujuh miliar smartphone diproduksi. Dari data tersebut bisa dibayangkan berapa jumlah ponsel yang telah menjadi limbah," kata Atha.

Namun, menurut Atha, belum banyak perusahaan dan masyarakat yang menyadari bahaya limbah elektronik.

"Perusahaan pun seharusnya bertanggung jawab akan limbahnya sesuai dengan peraturan yang berlaku," kata Atha.

Menurut laporan Greenpeace, kurang dari 16 persen limbah elektronik global pada 2014 didaur ulang di sektor formal dan berpotensi besar membahayakan kesehatan masyarakat.

"Sebagian besar kemungkinan berakhir di tempat pembuangan akhir atau insinerator, atau malahan diekspor ke tempat-tempat di mana proses daur ulang dengan teknik sederhana yang membahayakan kesehatan masyarakat lokal terjadi," ujar Atha.

Aktivis organisasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengatakan sampah elektronik meliputi kira-kira 0,5 persen dari timbulan sampah, namun pengolahannya cukup sulit.

"Masalahnya sekarang adalah pengolahannya yang sulit dan toxic (beracun). Ada logam berat dan PCB yang bisa mengganggu hormon, alergi, cacat pada anak dan bayi," kata Manager Kampanye Perkotaan Walhi, Dwi Sawung.

Menurut laporan pemantauan limbah elektronik regional Asia Tenggara dan Timur yang dipublikasikan United Nations University, organ otonom Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, limbah elektronik Indonesia pada 2015 sebanyak 812 kiloton, paling tinggi jika dibandingkan dengan limbah elektronik negara Asia Tenggara lain.

Laporan yang ditulis oleh Shunichi Honda, Deepali Sinha Khetriwal dan Ruediger Kuehr itu juga menunjukkan bahwa limbah elektronik Indonesia tumbuh 68,1 persen antara 2010 dan 2015.

Kendati demikian, menurut Atha, Indonesia hanya memiliki aturan induk berupa Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, belum punya aturan pelaksanaan untuk mengatur sistem pengelolaan sampah elektronik.

Berita lain tentang daur ulang sampah ponsel bisa Anda baca di tempo.co.

Berita terkait

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

4 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

5 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya

Empat Teknisi Septic Tank Cirebon Super Block Mall Tewas, Polisi Periksa Enam Saksi

15 hari lalu

Empat Teknisi Septic Tank Cirebon Super Block Mall Tewas, Polisi Periksa Enam Saksi

Empat teknisi itu tewas setelah melakukan perawatan rutin di ruang septic tank Cirebon Super Block Mall

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

24 hari lalu

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

Peneliti BRIN tengah mengembangkan metode baru daur ulang baterai litium. Diharapkan bisa mengurangi limbah baterai.

Baca Selengkapnya

CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

37 hari lalu

CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

GoTo Impact Foundation meluncurkan program Catalyst Changemakers Ecosystem atau CCE 3.0 dengan tema Lokal Berdaya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

40 hari lalu

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

Hari Daur Ulang Sedunia ini juga meningkatkan kesadaran akan daur ulang sebagai sebuah ide dan konsep yang penting.

Baca Selengkapnya

Peneliti Undip dan Warga Kabupaten Grobogran Hasilkan Biogas dari Limbah Tahu dan Ternak

40 hari lalu

Peneliti Undip dan Warga Kabupaten Grobogran Hasilkan Biogas dari Limbah Tahu dan Ternak

Peneliti Undip dan UKM Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, membuat biogas dari olahan limbah tahu dan ternak sapi. Bisa digunakan untuk kelistrikan.

Baca Selengkapnya

PT Bioklin Teknologi Cemerlang Solusi Pengelolaan Limbah yang Inovatif, Efisien, dan Ramah Lingkungan

27 Februari 2024

PT Bioklin Teknologi Cemerlang Solusi Pengelolaan Limbah yang Inovatif, Efisien, dan Ramah Lingkungan

Perusahaan ini bertekad untuk memperkenalkan teknologi yang memungkinkan pengolahan limbah secara efektif tanpa merusak lingkungan

Baca Selengkapnya

Telan Biaya Rp 1,2 Triliun, Ini Profil SPAL-DT Makassar yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

22 Februari 2024

Telan Biaya Rp 1,2 Triliun, Ini Profil SPAL-DT Makassar yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Presiden Jokowi menekankan pentingnya SPAL-DT untuk mengelola limbah cair agar ramah lingkungan. Berikut profil SPAL-DT Makassar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air Limbah di Makassar

22 Februari 2024

Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air Limbah di Makassar

Presiden Jokowi menekankan pentingnya perangkat ini untuk mengelola limbah cair agar ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya