Ratusan Anak Penyu Dilepas di Pantai Pasaman Barat

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 27 Mei 2019 10:30 WIB

Gabungan aktifis, pencinta alam dan kumpulan fotografer serta perwakilan Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat melepas ratusan anak penyu di Pantai Indah Maligi Sasak, Minggu (26/5/2019). (FOTO ANTARA)

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan anak penyu dilepas di Pantai Indah Maligi, Kecamatan Sasak Ranah Pasisia, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Minggu sore, 26 Mei 2019.

Baca juga: Susi Pudjiastuti Lepas Penyu dan Ikan Dilindungi di Natuna Riau

Pelepasan tukik oleh masyarakat dilakukan oleh gabungan aktifis, pencinta alam dan kumpulan fotografer serta perwakilan
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat.

Menurut Camat Sasak Ranah Pasisia, Nur Fauziah Zein didampingi Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah Pasaman Barat, Yosmar Difia, kegiatan perdana pelepasan anak penyu ini menjadi momentum awal pengenalan ke publik bahwa di Pasaman Barat tepatnya di Pantai Indah Maligi sudah terdapat komunitas pencinta lingkungan.

Pecinta lingkungan itu tergabung dalam MRPB Peduli yang digagas oleh warga setempat, Surya beserta kawan-kawan. Ia mengapresiasi insiatif serta kegigihan Surya dan kawan-kawan dari Nagari Maligi dalam merintis serta melestarikan budidaya penyu di Pasaman Barat.

"Konservasi penyu di Maligi ini adalah konservasi pertama yang terdapat di Pasaman Barat. Semoga dengan adanya kegiatan ini menjadi sebuah acuan bagi pemuda lainnya di Pasaman Barat dalam melestarikan alam, khususnya di sepanjang pesisir pantai Pasaman Barat," katanya.

Ia mengharapkan konservasi penyu di Maligi ini dapat dikenal luas bukan hanya wilayah Pasaman Barat saja tapi bisa dikenal di luar Pasaman Barat untuk menambah nilai pariwisata.

"Dengan adanya komunitas fotografi yang datang hari ini. Kita harapkan dapat menyebarluaskan destinasi wisata yang ada di Maligi ini," katanya.

Ketua MRPB Peduli Pasaman Barat, Decky Harmiko Sahputra menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya kegiatan perdana pelepasan anak penyu ini dan dihadiri oleh berbagai elemen serta komunitas.

"Kami bangga atas kegiatan ini, ke depannya akan kita benahi secara bersama-sama tempat penangkaran penyu Maligi ini," katanya.

Ia mengharapkan khusus buat fotografer yang datang agar dapat membantu mempromosikan konservasi ini dengan mengajak teman fotografer lainnya datang ke Maligi.

"Ke depannya kita secara bersama-sama menginginkan adanya kegiatan lomba fotografi tingkat nasional maupun internasional dengan mengambil latar keindahan alam Maligi, khususnya konservasi penyu ini. Untuk itu bersama kita bisa," katanya.

Berita terkait

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

3 hari lalu

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

Direskrimum Polda Banten mengungkap tindak pidana perburuan badak bercula satu atau badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Apa ancaman hukumannya?

Baca Selengkapnya

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

3 hari lalu

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

Sebanyak enam badak Jawa atau badak bercula satu mati ditangan pemburu liar di Ujung Kulon. Berikut profil dan konservasi badak Jawa.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

6 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

10 hari lalu

DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang telah berusia 34 tahun menjadi alasan dilakukan revisi.

Baca Selengkapnya

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

15 hari lalu

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

Sejumlah aspek dalam RUU KSDAHE dianggap masih memerlukan penguatan dan penyelarasan.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

15 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

31 hari lalu

Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

Dengan konsep kota hutan, ada peluang untuk mengembalikan kejayaan biodiversitas di kawasan IKN.

Baca Selengkapnya

KKP Perkuat OECM untuk Perluasan Kawasan Konservasi

33 hari lalu

KKP Perkuat OECM untuk Perluasan Kawasan Konservasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) terus mendorong tercapainya target 30 persen perluasan kawasan konservasi di tahun 2045.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

38 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

38 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya