Rahasia Dinginnya Lantai Masjidil Haram Mekah Meski Cuaca Panas

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Kamis, 4 Juli 2019 09:27 WIB

Seorang Muslim beristirahat di tengah umat MUslimnya lainnya melakukan tawaf mengelilingi kakbah dalam menjalankan ibadah Umrah di tengah bulan Ramadan di Masjidil Haram di Mekah, Arab Saudi, 25 Mei 2018. REUTERS/Ahmed Jadallah

TEMPO.CO, Jakarta – Masjidil Haram Mekah, tempat berdirinya Kakbah serta bangunan suci sekaligus pusat kiblat umat Islam, akan ramai dipadati oleh jemaah dari seluruh dunia pada musim haji tahun ini.

Baca: Belalang Hitam di Masjidil Haram Tak Membahayakan Kesehatan

Para jemaah akan melangsungkan prosesi tawaf atau berjalan mengelilingi Kakbah sebanyak tujuh kali, dan sa’i, yaitu berlari lari kecil sebanyak 7 kali antara bukit safa’ dan bukit marwah.

Indonesia akan mulai memasuki musim haji pada 5 Juli besok seiring dengan berangkatnya gelombang pertama dari Indonesia. Ini artinya jemaah haji yang diberangkatkan tahun ini akan segera merasakan cuaca Arab Saudi yang dikabarkan menembus suhu 50 derajat Celcius di sejumlah titik, termasuk Kota Mekkah.

Dengan tawaf dan sa’i yang berlangsung total sejauh 4,5 hingga 6,5 kilometer di suhu mencapai 50 derajat Celcius ini, jemaah tidak perlu takut memikirkan suhu di sekitar Masjidil Haram yang akan ikut naik, terutama pada keramik marmer yang akan menjadi pijakan mereka.

Advertising
Advertising

Hal itu karena penggunaan material marmer yang telah disesuaikan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi agar dapat tetap dingin walaupun di suhu panas sekalipun.

Marmer yang digunakan berdasarkan sebuah penelitian yang dipublikasikan di Arabian Journal of Geosciences pada tahun 2018 diimpor dari Pulau Thassos, sebuah pulau yang berada tujuh mil atau sekitar 11,2 kilometer sebelah selatan daratan Yunani.

Pulau itu berada di Laut Aegean paling utara, di seberang pantai Makedonia Timur dan memiliki luas 369 kilometer persegi.

Marmer tersebut hanya ada di pulau tersebut dan memiliki karakteristik yang unik dibanding marmer yang lain. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasilnya marmer Thassos memiliki tingkat Pancaran Sinar Matahari, Konduktivitas Termal, serta Kualitas Struktur dan Kristal yang lebih baik daripada marmer lain yang ada di dunia.

Hal ini menjadikannya memiliki kelebihan salah satunya adalah tidak mudah mengalami kenaikan suhu seiring dengan naiknya suhu udara di sekitarnya.

Sebelumnya dilansir dari english.alarabiya.net, pihak berwenang telah menepis klaim bahwa alasan sebenarnya di balik kesejukan itu adalah serangkaian pipa air dingin yang diletakkan di bawah lantai marmer Masjidil Haram.

ARABIAN JOURNAL OF GEOSCIENCES | AL ARABIYA | RIDWAN KUSUMA AL-AZIZ

Berita terkait

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

1 hari lalu

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

Cuaca buruk membuat perjalanan kereta cepat Whoosh mengalami keterlambatan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberi kompensasi makanan dan minuman untuk penumpang.

Baca Selengkapnya

BMKG: Satu Pusat Tekanan Rendah dan 2 Sirkulasi Siklonik Pengaruhi Cuaca Hari Ini

8 hari lalu

BMKG: Satu Pusat Tekanan Rendah dan 2 Sirkulasi Siklonik Pengaruhi Cuaca Hari Ini

Potensi cuaca hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang masih melingkupi banyak wilayah provinsi di Indonesia pada hari ini.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

9 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Di Balik Kecelakaan Pesawat Termahal Sepanjang Sejarah: Bomber Siluman B-2 Spirit of Kansas

11 hari lalu

Di Balik Kecelakaan Pesawat Termahal Sepanjang Sejarah: Bomber Siluman B-2 Spirit of Kansas

Insiden kecelakaan pesawat itu berlangsung hanya hitungan detik tapi meninggalkan kerugian senilai US$2 miliar atau setara lebih dari Rp 32 triliun.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Guru Besar Unas Dituding Gunakan Jurnal Predator, Prakiraan Cuaca BMKG, WhatsApp Dikecam

12 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Guru Besar Unas Dituding Gunakan Jurnal Predator, Prakiraan Cuaca BMKG, WhatsApp Dikecam

Topik tentang Guru Besar Unas dituding menggunakan jurnal predator dan mengenal jurnal Scopus menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca pada Jalur Lintas Arus Balik Lebaran dan Selama Sepekan di Jawa Barat

12 hari lalu

Prediksi Cuaca pada Jalur Lintas Arus Balik Lebaran dan Selama Sepekan di Jawa Barat

Cuaca di sejumlah daerah berpotensi hujan sedang hingga sangat lebat yang bisa disertai petir dan angin kencang pada skala lokal secara singkat.

Baca Selengkapnya

Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

13 hari lalu

Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

Cuaca di Indonesia selama periode arus balik mudik hingga sepekan mendatang masih dipengaruhi oleh dua gangguan cuaca skala sinoptik.

Baca Selengkapnya

Keamanan Wahana Wisata Bianglala di Pangalengan Bandung, Pengelola Pantau Cuaca

13 hari lalu

Keamanan Wahana Wisata Bianglala di Pangalengan Bandung, Pengelola Pantau Cuaca

Kondisi cuaca ikut mempengaruhi pengoperasian wahana wisata baru bianglala di Pangalengan, Kabupaten Bandung

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca Destinasi Wisata Jabar Akhir Pekan, Bandung dan Bogor Berpotensi Hujan Petir

14 hari lalu

Prakiraan Cuaca Destinasi Wisata Jabar Akhir Pekan, Bandung dan Bogor Berpotensi Hujan Petir

Hujan berpotensi mengguyur sejumlah destinasi wisata di Jawa Barat pada Sabtu, 13 April 2024.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca Arus Balik Mudik di Jawa Barat Pagi, Siang, dan Malam Nanti Menurut BMKG

14 hari lalu

Prediksi Cuaca Arus Balik Mudik di Jawa Barat Pagi, Siang, dan Malam Nanti Menurut BMKG

Intensitas hujan diperkirakan BMKG meningkat pada kurun pukul 13.00-16.00 WIB seperti di Cikampek, Wanayasa, Purwakarta, dan Tol Cipali KM 102

Baca Selengkapnya