Studi Kaspersky: Perusahaan Indonesia Mulai Pakai Layanan Cloud

Rabu, 28 Agustus 2019 17:41 WIB

General Manager for South East Asia Kaspersky Yeo Siang Tiong mempresentasikan hasil studi baru mengenai adobsi layanan cloud di Indonesia, di Hotel Le Meridien, Jakarta Selatan, Rabu, 28 Agustus 2019. TEMPO/Khory

TEMPO.CO, Jakarta - Studi yang dilakukan perusahaan keamanan siber Kaspersky mengungkapkan bahwa adopsi cloud di Indonesia dalam kondisi baik. Dalam Laporan Keamanan TI B2B Kaspersky terbaru itu menjelaskan bahwa perusahaan Indonesia mulai memakai layanan cloud publik.

"Kaspersky menemukan bahwa sebanyak 19,4 persen perusahaan Indonesia telah mulai menggunakan layanan cloud publik, dan sebanyak 32,1 persen perusahaan berencana mengadopsi jenis layanan cloud dalam kurun waktu 12 bulan mendatang," ujar General Manager for South East Asia Yeo Siang Tiong di Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2019.

Studi Kaspersky melakukan penelitian dengan responden dari 24 negara, dan total 134 perusahaan yang disurvei dari Indonesia. Penelitian juga menunjukkan bahwa 31,3 persen perusahaan dan UKM telah bermigrasi ke cloud untuk menyimpan informasi sensitif pelanggannya.

Menurut Siang Tiong, optimisme terhadap teknologi cloud membuktikan bahwa Indonesia siap merangkul efek positif dari digitalisasi. Keuntungan yang ditawarkan cloud juga beragam, seperti meningkatnya keandalan layanan dan kecepatan dalam memberikan produk dan layanan terbaru.

"Tetapi sementara Anda memigrasikan data penting ke dunia virtual, perusahaan harus paham bahwa perhatian terhadap keamanan siber juga diperlukan. Ingat, dengan konektivitas lebih besar akan muncul risiko dan kerentanan lebih besar pula," kata Siang Tiong.

Advertising
Advertising

Studi yang sama juga menunjukkan, 19 persen insiden di Indonesia yang dihosting pihak ketiga dan mempengaruhi infrastruktur disebabkan oleh phishing. Kemudian 20,7 persen disebabkan rekayasa sosial lainnya, seperti pesan media sosial yang dirancang untuk mengelabui responden. Sementara 6,9 persen lainnya disebabkan oleh penyedia cloud.

Laporan Kaspersky mengungkapkan bahwa 9 dari 10 perusahaan di dunia mengalami pelanggaran data yang mempengaruhi infrastruktur cloud publik. Perusahaan mengakui bahwa rekayasa sosial adalah bagian dari serangan tersebut.

"Rekayasa sosial, termasuk semacam trik dasar untuk mengelabui pikiran manusia dan menargetkan individu dengan tujuan mencuri informasi, atau sejenisnya," tutur Siang Tiong. "Beberapa jenis data yang termasuk dalam pelanggaran adalah mengkonfirmasi identitas pelanggan, rincian pembayaran, bahkan kredensial otentikasi pengguna."

Selain itu, Siang Tiong berujar, target serangan juga mengalami kerugian operasional, kerugian finansial, pencemaran reputasi, serta hilangnya loyalitas pelanggan yang sudah diperoleh perusahaan dengan susah payah.

Berita terkait

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

4 hari lalu

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan alasannya mengangkat tokoh buruh, Andi Gani Nena Wea, sebagai salah satu staf ahlinya.

Baca Selengkapnya

Sederet Janji Microsoft di Balik Investasi Jumbo untuk Indonesia, Apa Saja?

5 hari lalu

Sederet Janji Microsoft di Balik Investasi Jumbo untuk Indonesia, Apa Saja?

Microsoft menyodorkan sejumlah rencana untuk Indonesia melalui investasi sebesar Rp 27,6 triliun.Salah satunya pelatihan AI untuk 840 ribu peserta.

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

6 hari lalu

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

CEO Microsoft, Satya Nadella, membeberkan rencana investasi perusahaannya di Indonesia. Tak hanya untuk pengembangan infrastruktur AI dan cloud.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

11 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

11 hari lalu

Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

Google menjalin kerja sama dengan Israel lewat kontrak Project Nimbus untuk layanan komputasi awan atau cloud senilai hampir Rp 20 triliun.

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

14 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

7 Alasan Resign Mendadak yang Tepat dan Tetap Profesional

16 hari lalu

7 Alasan Resign Mendadak yang Tepat dan Tetap Profesional

Ada beberapa alasan resign mendadak yang bisa Anda gunakan saat ingin mengundurkan diri. Pastikan Anda mengkomunikasikan dengan HRD.

Baca Selengkapnya

Diprotes Karyawan Google karena Kerja Sama dengan Israel, Apa Itu Proyek Nimbus?

18 hari lalu

Diprotes Karyawan Google karena Kerja Sama dengan Israel, Apa Itu Proyek Nimbus?

Proyek Nimbus adalah proyek komputasi cloud atau awan milik pemerintah dan militer Israel yang bekerja sama dengan Google dan Amazon.

Baca Selengkapnya

Staf Google Gelar Aksi Duduk Memprotes Kontrak dengan Israel

19 hari lalu

Staf Google Gelar Aksi Duduk Memprotes Kontrak dengan Israel

Para pengunjuk rasa menekan Google untuk mengakhiri kontraknya dengan Amazon untuk proyek cloud dan pembelajaran mesin Israel.

Baca Selengkapnya

5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

19 hari lalu

5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.

Baca Selengkapnya