Karhutla Parah, Walhi Desak Pemerintah Evaluasi Restorasi Gambut

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Kamis, 12 September 2019 10:02 WIB

Sejumlah kendaraan bermotor melintas di Jalan Sudirman ketika kabut asap dampak karhutla menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Ahad, 25 Agsutus 2019. Kegiatan hari bebas kendaraan bermotor di kawasan tersebut terpaksa ditiadakan karena kondisi kabut asap yang masih menyelimuti Pekanbaru. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) meminta kepada pemerintah agar pelaksanaan restorasi gambut dievaluasi menyusul kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di berbagai daerah di Indonesia yang terus berlanjut dan memunculkan asap yang membahayakan kesehatan masyarakat.

Direktur Walhi Kalimantan Barat Anton P. Wijaya di Jakarta, Rabu, 11 September 2019, mengatakan evaluasi pelaksanaan restorasi gambut harus segera dilakukan. Jika pembangunan berbagai infrastruktur pembasahan telah dilakukan namun masih ada yang terbakar maka seharusnya ada yang bertanggung jawab.

Menurut dia, Badan Restorasi Gambut harus bertanggung jawab jika masih terjadi kebakaran hutan dan lahan jika ternyata di sana sudah ada intervensi pembasahan.

Saat ini ada Sistem Pemantauan Air Lahan Gambut (Sipalaga) yang dapat memantau tinggi level muka air di lahan gambut dan sudah ada standar operasional prosedur (SOP) untuk segera dilakukan pembasahan dengan cepat, namun sayangnya saat ini masyarakat harus “bertempur” lagi melawan kebakaran hutan dan kabut asap.

Menurutnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian Pertanian (Kementan) juga harus bertanggung jawab, karena Karhutla ada yang terjadi di lahan konsesi, baik itu di lahan hutan produksi maupun perkebunan.

Advertising
Advertising

Perusahaan juga punya kewajiban melakukan restorasi gambut untuk menekan terjadinya Karhutla. “Malah seharusnya pemerintah mengajukan peninjauan kembali izin yang sudah diberikan pada perusahaan-perusahaan tersebut,” ujar Anton.

Direktur Walhi Riau Riko Kurniawan mengatakan jarak pandang di Kabupaten Siak sangat cepat berubah karena konsentrasi asap Karhutla. Pimpinan daerah sudah mengeluarkan edaran untuk membuka posko-posko kesehatan, mengingat kondisi udara di Riau cepat sekali “drop” bahkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Pekanbaru sempat menyentuh level berbahaya di kisaran 300-500.

Hanya dalam dua minggu, menurut dia, puluhan ribu masyarakat di sana terpapar dan jutaan lainnya menghirup asap Karhutla yang mengandung partikel berbahaya bagi kesehatan.

Setelah dua tahun tidak ada asap kini kondisinya kembali parah, artinya pemulihan hutan dan lahan gambut gagal karena area ini yang menjadi sumber bencana asap di Riau saat ini.

Menurut dia, kejadian Karhutla kali ini memang banyak terjadi di kawasan yang lahan gambutnya rusak. Narasi pemerintah untuk membenahi tata kelola gambut sudah benar, namun fakta di lapangan itu berjalan lambat, karenanya diperlukan evaluasi.

Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead saat dihubungi ANTARA mengatakan akan melakukan evaluasi dan analisis rutin guna mengetahui berapa banyak kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di area yang sudah direstorasi. Berdasarkan analisis dua tahun lalu yang dilakukan BRG diketahui radius satu kilometer (km) dari titik pembangunan sakat kanal dan sumur bor di lahan gambut hanya sekitar empat persen yang masih mengalami kebakaran.

Analisis akan dilakukan kembali untuk mengetahui efektivitas pembangunan infrastruktur pembasahan yang sudah dikerjakan.

Seberapa banyak titik api di luar radius area yang ada sekat kanal dan sumur bor sekarang dibanding dua tahun lalu akan dicari tahu, dan jika jumlahnya sama berarti ada yang tidak beres dan BRG harus siap evaluasi besar-besaran. Menurut Nazir, pertimbangan untuk segera melakukan analisis dan evaluasi sudah muncul di tahun sebelumnya.

ANTARA

Berita terkait

WALHI Tuntut Jepang Hentikan Pendanaan Proyek LNG, Termasuk di Indonesia

5 jam lalu

WALHI Tuntut Jepang Hentikan Pendanaan Proyek LNG, Termasuk di Indonesia

Walhi menuntut Jepang untuk menghentikan pendanaan publik negara tersebut untuk proyek gas dan LNG (Liquefied Natural Gas). Pasalnya, Walhi menilai proyek itu berdampak buruk pada lingkungan dan melanggar hak asasi manusia.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

1 hari lalu

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.

Baca Selengkapnya

Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

2 hari lalu

Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

Menurut Walhi, pasca Perjanjian Paris, JBIC justru menjadi penyandang dana gas fosil terbesar di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Demo Tolak Tambang Timah di Kantor Gubernur Bangka Belitung, Walhi: Setop IUP Baru

4 hari lalu

Demo Tolak Tambang Timah di Kantor Gubernur Bangka Belitung, Walhi: Setop IUP Baru

Walhi menyebut fakta kacaunya tata kelola timah di Bangka Belitung juga dapat dilihat dari perubahan peradaban masyarakat adat.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

5 hari lalu

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

13 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dan Redmi Pad Pro di Top 3 Tekno

15 hari lalu

10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dan Redmi Pad Pro di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno Berita Terkini dimulai dari artikel berjudul '10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dari Berbagai Universitas'.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

16 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

32 hari lalu

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.

Baca Selengkapnya