Kenapa Gerakan Anak Muda Soal Perubahan Iklim Sepi di Indonesia?

Selasa, 8 Oktober 2019 10:50 WIB

Aktivis dari berbagai organisasi lingkungan melakukan aksi terkait krisis iklim di Taman Aspirasi, Monas, Jakarta Pusat, Jumat 20 September 2019. Dalam aksinya mereka meminta pemerintah untuk serius mengatasi dampak perubahan iklim demi generasi mendatang. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Bandung - Anak-anak muda di penjuru dunia bergerak untuk menuntut berbagai langkah nyata untuk menghadapi perubahan iklim kepada para politisi. Mereka mencemaskan dampak perubahan iklim di masa depan yang kini telah terjadi. Gerakan seperti itu di Indonesia sejauh ini dinilai belum bergema.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat Meiki W. Paendong mengatakan, pemahaman dan kesadaran di kalangan anak muda masih kurang. Pun pengetahuan soal pemanasan global dan perubahan iklim. “Yang sudah tahu juga belum menganggap hal itu sebagai ancaman nyata,” ujarnya Senin, 7 Oktober 2019.

Sementara Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Bandung Lulu Aulia Rahmah mendukung gerakan itu. Menurutnya para politikus banyak yang menutup mata soal lingkungan dan perubahan iklim. “Sedangkan dunia kita membutuhkan suatu hal yang bisa mengubahnya sekarang,” ujar dia.

Lulu mengetahui gerakan Zero Hour dan Climate March marak di luar negeri, namun tidak begitu di Indonesia, khususnya di Bandung. “Di sini belum menemukan,” katanya.

Soal mewujudkan gerakan itu, ujar Lulu, ada hambatan sebagai sebagai siswa SMA. Dia berharap kalangan mahasiswa yang melakukannya. “Karena demonstrasi bukan kapasitas pelajar.”

Advertising
Advertising

Pelajar, ujarnya, bisa ikut serta kampanye misalnya lewat media sosial. Namun demonstrasi untuk menekan politisi dan pengambil kebijakan soal pemanasan global dan perubahan iklim dinilainya kompleks bagi siswa.

“Soal demo teknisnya bagaimana, persiapan, pelaksanaan, tuntutan apa kan harus dikaji dulu,” ujar Lulu. Mahasiswa dinilainya punya bidang kajian dan jurusan-jurusan terkait di kampus.

Hal serupa Lulu juga diutarakan Rafli Pratrityo, Ketua OSIS SMA Negeri 9 Tangerang Selatan. Menurutnya, kampanye tentang perubahan iklim sangat minim diterima siswa seperti dirinya. Dia juga mengaku tidak mendapatkan info terkait aksi global terhadap perubahan iklim yang digalang anak muda di dunia baru-baru ini. "Sejauh ini kami belum mendapat info baik dari LSM, pemerintah, atau lingkungan," ujarnya.

Namun, beberapa anak muda baik siswa atau mahasiswa ternyata ikut terlibat aksi global ini, seperti anak muda di Yogyakarta. Setidaknya 100 kalangan muda berkumpul untuk menyuarakan bahaya perubahan iklim di Titik Nol Yogyakarta akhir September lalu. Kalangan muda ini membentangkan beragam poster yang memprotes kerusakan lingkungan dan mengajak orang peduli.

Aksi mereka di ramaikan poster bertuliskan planet bumi di atas profit atau uang, bumi mung siji ojo dipateni (bumi hanya satu, jangan dibunuh). Mereka juga mengumpulkan donasi untuk darurat kabut asap dan kebakaran hutan dan lahan di Riau. Mereka juga menggunakan panel surya milik Wahana Lingkungan Hidup yang menyokong energi untuk pengeras suara dan pentas musik.

Mereka terinspirasi dari Greta Thunberg, remaja aktivis lingkungan yang bersama ribuan murid sekolah lainnya berkampanye di depan gedung parlemen Swedia. Greta dan ribuan anak muda berkampanye secara global dengan cara mogok sekolah terhadap lambannya penanganan perubahan iklim.

"Keberanian Greta menginspirasi. Anak muda harus turun ke jalan, jangan cuma sibuk bermedia sosial," kata Puri Permata Sari, mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta.

Puri, 24 tahun, dan kawannya, Retno Widowati merupakan peserta aksi protes perubahan iklim di Titik Nol. Gerakan ini digagas Jaringan Masyarakat Peduli Iklim (Jampiklim) Daerah Istimewa Yogyakarta. Jaringan ini beranggotakan aktivis lingkungan, aktivis isu-isu sosial politik, seniman, dan jurnalis.

Peserta aksi lainnya, Meisy, siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 datang bersama kawan-kawannya untuk menyuarakan keprihatinannya terhadap dunia yang semakin rusak. Dia bicara tentang pencemaran lingkungan karena sampah plastik. "Kami ingin dunia yang lebih baik. Ayo kita tunda kehancuran bumi dengan cara lebih peduli lingkungan," kata dia.

Sebelum menggelar aksi pemanasan untuk menuju puncak aksi yang lebih besar pada 27 September, sejumlah siswa sekolah telah mengikuti diskusi tentang perubahan iklim di Universitas Islam Negeri Yogyakarta.

ANWAR SISWADI | SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

9 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

1 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

2 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

4 hari lalu

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya

Anies Minta Anak Muda Tak Putus Asa dengan Proses Politik

9 hari lalu

Anies Minta Anak Muda Tak Putus Asa dengan Proses Politik

Anies Baswedan menyampaikan terima kasih kepada anak-anak muda yang telah memberi warna baru pada pilpres kali ini.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

13 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

14 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

14 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya