Mahasiswa FTUI Ciptakan Tekonologi Mikrofilter Pengurang Limbah

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Rabu, 6 November 2019 10:16 WIB

Mahasiswa Fakultas Teknik UI ciptakan tekonologi mikrofilter untuk kurangi limbah. Kredit: UI

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga mahasiswa Program Studi Teknik Perkapalan dan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) menawarkan solusi teknologi mikrofilter untuk mengurangi kandungan mikroplastik dalam air limbah.

Ketiga mahasiswa tersebut adalah Michael Ahli (Teknik Perkapalan 17), Virginia Avrilla (Teknik Lingkungan 17), dan Jilan Athaya Lubis (Teknik Lingkungan 17).

Limbah mikroplastik banyak berasal dari keseharian masyarakat. Sebut saja seperti penggunaan detergen, sabun cuci muka, bahkan pakaian yang kita gunakan juga turut berkontribusi menghasilkan limbah mikroplastik.

Mikrofilter yang dirancang oleh mahasiswa FTUI berupa blok karbon yang memiliki pori-pori sangat kecil sehingga dapat menyaring 90 persen mikroplastik. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat mikrofilter itu sangat mudah ditemui, berharga murah, dan instalasinya tidak sulit. Blok karbon dapat dibeli seharga Rp 11 ribu dan catridge seharga Rp 40 ribu.

Mikrofilter ini ditempatkan di outlet mesin cuci sehingga kontaminasi mikroplastik dapat dicegah dan dapat mengurangi potensi pencemaran air.

Advertising
Advertising

“Solusi yang kami sampaikan ini berawal dari penelitian pertama mengenai mikroplastik pada tahun 2011. Bahwa ditemukan kontaminasi mikroplastik sudah meluas di perairan laut. Hal ini menjadi permasalahan serius yang harus segera diatasi. Oleh sebab itu, kami menawarkan sebuah solusi melalui penggunaan teknologi mikrofilter untuk mengurangi kandungan mikroplastik. Penelitian ini berfokus pada limbah mikroplastik berupa mikrofiber yang dihasilkan dari proses pencucian pakaian menggunakan mesin cuci,” ujar salah satu anggota tim Virgi.

Limbah mikroplastik ada di sekeliling kita, salah satunya dapat ditemukan ketika melihat label pakaian, yaitu sering kita jumpai tulisan 100 persen nilon atau 100 persen poliester. Pakaian yang terbuat dari nilon dan poliester mengandung mikrofiber yang akan terlepas ketika dicuci.

Dalam satu kali pencucian (6 kg pakaian) menggunakan mesin cuci akan menghasilkan sebanyak 700 ribu mikrofiber. Mikrofiber tersebut akan terbawa perairan yang kemudian dapat mencemari lautan.

Jika laut sudah tercemari, maka biota laut juga akan terkontaminasi mikroplastik. Sementara itu, nantinya manusia juga yang akan mengonsumsi ikan-ikan dari laut. Hal ini akan membentuk suatu rantai yang akan memberi dampak negatif. Tim FTUI ingin memutus rantai tersebut dengan menerapkan ide berupa mikrofilter untuk menyaring mikroplastik.

Solusi yang ditawarkan mahasiswa FTUI ini mudah diterapkan oleh seluruh lapisan masyarakat. “Menurut tim kami, permasalahan mikroplastik sudah menjadi permasalahan massal. Maka dari itu, dibutuhkan solusi yang juga dapat disebarkan secara massal,” tutur Virgi.

Untuk ke depannya, tim mahasiswa FTUI berharap ide teknologi mikrofilter ini dapat terealisasi dan digunakan oleh masyarakat. Ide yang diusung oleh mahasiswa FTUI ini telah meraih juara 1 dalam lomba karya tulis ilmiah (LKTI) Maritime Festival 2019 yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro.

Berita terkait

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

10 jam lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

16 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

23 jam lalu

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

Komisaris Tinggi HAM PBB prihatin atas tindakan hukum membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Gagas Pengungsian Ramah Lingkungan, Mahasiswa UI Pertahankan Juara CIOB

1 hari lalu

Gagas Pengungsian Ramah Lingkungan, Mahasiswa UI Pertahankan Juara CIOB

Mahasiswa FTUI kembali memenangkan kompetisi proyek konstruksi inovatif yang diadakan CIOB. Tim UI mencetuskan shelter ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

1 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Ernest Regia Mahasiswa Indonesia Raih Juara 1 Olimpiade Sains di Kazakhstan

2 hari lalu

Ernest Regia Mahasiswa Indonesia Raih Juara 1 Olimpiade Sains di Kazakhstan

Ernest Regia meraih juara 1 Olimpiade Sains Mahasiswa Republik ke-16 di Universitas Buketov, Karaganda, Kazakhstan pada 25 April 2024.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

4 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

5 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

6 hari lalu

Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

Dekan FISIP Untan meminta sivitas akademika agar tak mengumbar info soal dosen yang diduga jadi joki nilai.

Baca Selengkapnya

Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

6 hari lalu

Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

MIrip dengan keluhan peserta Ferienjob di Jerman, sejumlah mahasiswa magang kerja di Hungaria menyebut proram ini bukan magang melainkan TKI.

Baca Selengkapnya