Gempa Maluku Utara, Bali, dan Ambon Satu Tipe, tapi Tak Berkaitan

Minggu, 17 November 2019 13:20 WIB

Warga berada di luar rumah yang temboknya retak akibat gempa 5,0 SR di Desa Musi, Buleleng, Bali, Kamis, 14 November 2019. Gempa yang terjadi pada pukul 18.21 Wita tersebut tidak menimbulkan korban jiwa tapi sejumlah bangunan mengalami kerusakan dan masih dalam pendataan petugas terkait. ANTARA/Bpbd Bali

TEMPO.CO, Badung - Tiga gempa kuat terjadi dalam waktu berdekatan di Maluku Utara, Bali dan Ambon. Badan Meteorologi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membantah ketiga gempa itu saling berkaitan.

Gempa Maluku bermagnitudo 7,1 dan Gempa Bali Utara bermagnitudo 5,0 pada 14 November 2019 serta Gempa Ambon bermagnitudo 6,5 pada 26 September lalu memiliki kesamaan dalam tipe gempa.

Menurut Kapala Bidang Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, ketiga gempa itu memiliki tipe yang diawali oleh aktivitas gempa pendahuluan (foreshock), selanjutnya terjadi gempa utama (mainshock) dan kemudian diikuti oleh serangkaian gempa susulan (aftershocks).

Hasil pemutakhiran hingga Sabtu 16 November 2019 pukul 18.00 WIB, tercatat Gempa Maluku Utara diikuti sebanyak 185 gempa susulan, Gempa Bali Utara diikuti 100 gempa susulan, dan Gempa Ambon diikuti 2.345 gempa susulan.

"Meskipun ketiga gempa tersebut memiliki tipe yang sama, akan tetapi memiliki perbedaan dalam hal sumber gempa dan mekanisme sumbernya," kata Daryono lewat keterangan tertulis Sabtu malam, 16 November 2019.

Gempa Maluku Utara menurutnya dipicu oleh deformasi batuan dalam lempeng Laut Maluku (gempa intraslab). Gempa Bali Utara dibangkitkan oleh sumber gempa struktur Sesar Naik di Utara Bali, dan Gempa Ambon terjadi akibat aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan sebelumnya.

Advertising
Advertising

Selain berbeda soal sumber gempa, ketiga gempa tersebut juga berbeda dalam mekanisme sumbernya. Gempa Maluku Utara memiliki mekanisme sumber sesar naik (thrust fault), Gempa Bali memiliki mekanisme sumber kombinasi pergerakan dalam arah mendatar dan naik (oblique thrust), dan Gempa Ambon memiliki mekanisme sesar geser (strike slip).

Apakah ketiga gempa tersebut saling berkaitan dan saling picu? "Tentu saja tidak berkaitan dan gempa tidak menjalar kesana kemari," ujarnya.

Banyaknya aktivitas gempa bumi di Indonesia kata Daryono bukan disebabkan oleh adanya saling picu. Tingginya frekuensi aktivitas gempa bumi disebabkan karena di Indonesia banyak terdapat sumber gempa.

Indonesia memiliki enam sumber gempa tumbukan lempeng yang jika dirinci menjadi 13 zona sumber gempa megathrust. Selain itu ada sumber gempa sesar aktif lebih dari 295 segmen. "Sehingga wajar jika di Indonesia sering terjadi gempa bumi," kata dia.

Setiap sumber gempa memiliki proses akumulasi medan tegangan, fase matang sendiri-sendiri, dan selanjutnya mengalami rilis energi dalam bentuk gempa bumi masing-masing. Banyaknya kejadian gempa bukan karena gempa saling menjalar ke sana kemari.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

8 jam lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 6 - 7 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kepala BMKG: Suhu Panas Akhir-akhir Ini karena Peralihan Musim

10 jam lalu

Kepala BMKG: Suhu Panas Akhir-akhir Ini karena Peralihan Musim

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan cuaca panas akhir-akhir ini bukanlah akibat gelombang panas (heatwave), tapi suhu panas.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

12 jam lalu

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

Top 3 Tekno Berita Terkini Senin pagi ini, 6 Mei 2024, dimulai dari artikel prestasi tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej).

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

13 jam lalu

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

Ketika cuaca panas masih membekap wilayah luas di daratan Asia, potensi hujan lebat masih ada untuk wilayah Indonesia hingga hari ini.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

14 jam lalu

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

Gempa M6,0 yang mengguncang Seram Bagian Utara, Maluku, pada Senin dinihari masih memiliki rangkaian gempa susulan hingga pagi

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Pagi, Siang, dan Malam Ini

16 jam lalu

Prediksi Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Pagi, Siang, dan Malam Ini

Prediksi cuaca BMKG menyebutkan Jakarta cerah berawan Senin pagi ini, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

1 hari lalu

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

1 hari lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

1 hari lalu

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

BMKG mencatat gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu pagi ini, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

1 hari lalu

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

Prediksi cuaca Jakarta hari ini, Minggu 5 Mei 2024, diawali dengan cerah berawan merata di seluruh wilayahnya pada pagi ini.

Baca Selengkapnya