Ilmuwan AS: Ukuran Burung Menyusut dari Waktu ke Waktu

Sabtu, 7 Desember 2019 00:01 WIB

Burung Rangkong. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian yang diterbitkan pada hari Rabu, 4 Desember 2019, menemukan bahwa ukuran tubuh rata-rata burung terus menurun dari waktu ke waktu, meskipun sayap mereka meningkat.

Penelitian itu melibatkan 70.716 burung yang mati dari tahun 1978 hingga 2016 dalam tabrakan selama migrasi musim semi dan gugur di Chicago

Menurut peneliti, hasil penelitian mengungkapkan bahwa iklim pemanasan menurunkan ukuran spesies burung tertentu di Amerika Utara dan mungkin di seluruh dunia.

Mereka mengutip fenomena yang disebut aturan Bergmann, di mana individu dalam suatu spesies cenderung lebih kecil di daerah yang lebih hangat dan lebih besar di daerah yang lebih dingin.

"Dengan kata lain, perubahan iklim tampaknya mengubah ukuran dan bentuk spesies ini," kata ahli biologi Brian Weeks dari University of Michigan's School for Environment and Sustainability, yang juga penulis utama studi yang diterbitkan dalam jurnal Ecology Letters, seperti dikutip Reuters, baru-baru ini.

Itu sebagai alasan untuk percaya bahwa spesies dapat menjadi lebih kecil dari waktu ke waktu seiring meningkatnya suhu. Studi ini berfokus pada 52 spesies, kebanyakan burung penyanyi yang didominasi oleh berbagai burung pipit, warbler dan thrush, yang berkembang biak di daerah dingin di Amerika Utara dan menghabiskan musim dingin di Chicago.

Para peneliti mengukur dan menimbang parade burung yang menabrak jendela bangunan dan jatuh ke tanah. Selama empat dekade, ukuran tubuh menurun di semua 52 spesies.

Rata-rata massa tubuh turun 2,6 persen. Panjang tulang kaki turun 2,4 persen. Bentang sayap meningkat sebesar 1,3 persen, memungkinkan spesies untuk terus melakukan migrasi panjang bahkan dengan tubuh yang lebih kecil.

"Secara virtual setiap orang setuju bahwa iklim sedang memanas, tapi contoh-contoh bagaimana hal itu mempengaruhi dunia alami baru sekarang diketahui," tutur Dave Willard, manajer koleksi emeritus di Field Museum di Chicago yang mengukur semua burung.

Studi ini memberikan bukti segar tren mengkhawatirkan untuk burung Amerika Utara. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan September mendokumentasikan penurunan populasi burung di Amerika Serikat dan Kanada sebesar 29 persen sejak tahun 1970 dan kehilangan bersih sekitar 2,9 miliar burung.

"Saya pikir pesan yang harus diambil adalah ini," kata Weeks. "Ketika manusia mengubah dunia pada tingkat dan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, ada kemungkinan tanggapan biotik yang tersebar luas dan konsisten terhadap perubahan lingkungan."

REUTERS | ECOLOGY LETTERS


Berita terkait

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

20 jam lalu

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

Solok berhasil kurangi sampah 10 persen

Baca Selengkapnya

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

1 hari lalu

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

Cinta Laura menjelaskan strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dan manajemen sumber daya air yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

2 hari lalu

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

Masalah sampah bisa menjadi bencana jika penanganannya tidak komprehensif dan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

6 hari lalu

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

Berikut ini deretan hewan terkecil di dunia, mulai dari spesies ikan, katak, kura-kura, kelinci, tikus, hingga ular.

Baca Selengkapnya

Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

20 hari lalu

Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

Forest and Wildlife, Muhammad Ali Imron, mengatakan bisa menyebabkan kematian burung, terutama ketika si penerima tidak menghendaki parcel lovebird.

Baca Selengkapnya

Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

20 hari lalu

Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

Pakar lingkungan Dr Latifah Mirzatika mengajak masyarakat untuk melaksanakan konsep Green Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Marak Lovebird Jadi Parcel Lebaran, Davina Veronica: Merampas Hak Hidup dan Kebebasan Hewan

21 hari lalu

Marak Lovebird Jadi Parcel Lebaran, Davina Veronica: Merampas Hak Hidup dan Kebebasan Hewan

Ada tren menjadikan burung seperti lovebird sebagai parcel atau kado. Davina Veronica menganggap sebagai perampasan hak hidup hewan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

22 hari lalu

Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

Indonesia berada di urutan kedua dengan indeks risiko bencana sebesar 43,5 World Risk Report (WRR) 2023.

Baca Selengkapnya

Sepasang Lovebird Jadi Hampers Lebaran, Davina Veronica: Stop Burung sebagai Hadiah Kado dan Parcel

23 hari lalu

Sepasang Lovebird Jadi Hampers Lebaran, Davina Veronica: Stop Burung sebagai Hadiah Kado dan Parcel

Hampers lebaran tidak lagi hanya berupa kue-kue lebaran atau kaleng biskuit, tapi juga sepasang lovebird. Bentuk kejahatan terhadap binatang.

Baca Selengkapnya

Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

27 hari lalu

Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

Teknologi pemulihan lingkungan biologis membutuhkan biaya yang lebih rendah.

Baca Selengkapnya