Ujian Nasional Diganti, DPR Sebut Guru Tetap Jadi Kuncinya

Jumat, 20 Desember 2019 09:39 WIB

Sejumlah pelajar SMK Negeri 48 Jakarta mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMK Negeri 48 Jakarta, Buaran, Jakarta Timur, Senin 25 Maret 2019. Mulai hari ini pelajar SMK se Indonesia serentak mengikuti ujian nasional berbasis komputer yang berlangsung dari pada 25 hingga 28 Maret 2019. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Perwarkilan Rakyat Komisi X Hetifah menilai bahwa penggantian Ujian Nasional menjadi Asesmen Kompetensi Minimum kuncinya tetap ada pada guru di sekolah masing-masing.

"Sebetulnya itu catatan terakhir, jadi saya kira tetap fokusnya dan prasyarat kunci keberhasilan itu di guru, oleh sebab itu kita tidak boleh over estimated nih soal kemampuan guru itu. Bukan berarti kita merendahkan akan kemampuan mereka tapi justru kita harus fokus mendorong," ujar Hetifah di Perpustakaan Kemdikbud, Jakarta Pusat, Kamis, 19 Desember 2019.

Sebelumnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memutuskan mengganti UN dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter mulai 2021. Pemerintah mengklaim sudah merancang dan menguji coba sistem ini.

Patokan metode ini adalah metode asesmen Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS).

Selain mendorong, kata Hetifah, harus juga melibatkan lembaga terkait agar bisa memberikan semacam kompetensi tambahan terhadap guru-guru agar metode baru ini terwujud. "Niat kita kan tadi bukan memberi beban baru lagi, karena saya memahamilah sulitnya untuk bisa membuat suatu asesmen itu, ada ilmunya juga dan ada tata caranya, jadi pemerintah tidak boleh lepas tangan ya," kata dia.

Hetifah melanjutkan bahwa bukan berarti diotonomikan dan seolah-olah pemerintah pusat lepas tangan. Pemerintah itu, Hetifah berujar, harus bisa memberikan pembinaan yang cukup dan menjamin setiap sekolah mampu menjalankan itu dengan baik dan harus ada evaluasi dari pemerintah sejauh mana nanti sekolah mampu menjalankan itu.

Hetifah yakin bahwa Indonesia memiliki berbagai macam pakar, bahkan NGO yang memang mengetahui asesmen tersebut. Karena metode atau paradigma belajar yang baru ini juga mungkin agaknya bisa dipelajari dari banyak negara-negara yang dianggap sudah berpengalaman.

"Jadi maksudnya pakar itu bukan orang asing, tapi mereka yang sudah lebih berpengalaman dengan metode pembelajaran seperti itu dan acara penilaian atau asesmennya," tutur Hetifah. Namun yang penting sekarang adalah tugas kita mencari realita yang ada di sekolah kita saat ini hasil belajar itu seperti apa dengan sejujur-jujurnya."

Sehingga, Hetifah menambahkan, pemerintah akan mendapatkan feedback, tidak usah merasa malu, karena mungkin banyak juga hal positif bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. Jadi tujuan asesmen tidak lain adalah mendapatkan data dan informasi fakta-fakta yang mencerminkan realita di lapangan.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Totok Suprayitno, mengatakan, para siswa juga harus disosialisasikan bahwa belajar itu perjalanan panjang, maka anak harus diberikan tantangan yang tepat setiap saat, kesehariannya harus diberikan tantangan.

"Dulu mungkin UN merupakan hal yang tepat. Namun dalam perkembangannya, apakah konten yang diakses itu, penguasaan siswa bukan penguasaan informasi, tapi bernalar. Ujian Nasional masih didominasi dengan level rendah tingkat kognitifnya. Maka dibutuhkan kontennya yang ke arah level kognitif lebih tinggi,” tutur Totok.

Berita terkait

KIKA Minta Nadiem Tak Ragu Copot Status Guru Besar Kumba

13 hari lalu

KIKA Minta Nadiem Tak Ragu Copot Status Guru Besar Kumba

Nadiem diharapkan bisa mengambil tindakan tegas.

Baca Selengkapnya

Menteri Nadiem Bantah Ferienjob Bagian dari Program Kampus Merdeka, Ini Alasan Kemendikbudristek

28 hari lalu

Menteri Nadiem Bantah Ferienjob Bagian dari Program Kampus Merdeka, Ini Alasan Kemendikbudristek

Kemendikbudristek membantah ferienjob bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Ordonansi Ketenagakerjaan Jerman jadi rujukannya.

Baca Selengkapnya

Nadiem Klarifikasi Pramuka Tetap Wajib Diselenggarakan Sekolah, tapi Siswa Tidak Harus Ikut

28 hari lalu

Nadiem Klarifikasi Pramuka Tetap Wajib Diselenggarakan Sekolah, tapi Siswa Tidak Harus Ikut

Nadiem menyatakan tidak ingin peraturan baru soal Pramuka yang dia keluarkan disalahartikan

Baca Selengkapnya

Jawab Permendikbud yang Baru, Kepala Pusdiklat Kwarnas: Pembinaan Pramuka Tetap Kuat

29 hari lalu

Jawab Permendikbud yang Baru, Kepala Pusdiklat Kwarnas: Pembinaan Pramuka Tetap Kuat

Penilaian ini berbeda dari pernyataan sikap Sekretaris Jenderal Kwarnas Gerakan Pramuka periode 2018-2023, Mayjen TNI (Purn) Bachtiar Utomo.

Baca Selengkapnya

Bukan Lagi Ekskul yang Wajib Diikuti, Begini Gerakan Pramuka Bermula di Indonesia dan Dunia

29 hari lalu

Bukan Lagi Ekskul yang Wajib Diikuti, Begini Gerakan Pramuka Bermula di Indonesia dan Dunia

Menteri Nadiem Makarim telah mencabut permendikbud yang menetapkan Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah.

Baca Selengkapnya

Menteri Nadiem Cabut Ekskul Pramuka Menuai Polemik

30 hari lalu

Menteri Nadiem Cabut Ekskul Pramuka Menuai Polemik

Menteri Nadiem mencabut ekskul Pramuka menuai respons pro dan kontra dari Kwartir Nasional dan Perhimpunan Pendidikan dan Guru.

Baca Selengkapnya

Kwarnas Pramuka Minta Menteri Nadiem Tinjau Ulang Keputusan

30 hari lalu

Kwarnas Pramuka Minta Menteri Nadiem Tinjau Ulang Keputusan

Tak sesuai Kurikulum Merdeka, ekstrakurikuler Pramuka diputuskan Menteri Nadiem tak wajib lagi diikuti siswa di sekolah atau satuan pendidikan.

Baca Selengkapnya

Peraturan Baru Menteri Nadiem Soal Pramuka, Kemendikbudristek Tegaskan Ini

30 hari lalu

Peraturan Baru Menteri Nadiem Soal Pramuka, Kemendikbudristek Tegaskan Ini

Penjelasan menyusul hangatnya perbincangan mengenai Pramuka beberapa hari belakangan menyusul terbitnya Peraturan Mendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Raker dengan Nadiem, Anggota DPR Sebut Anggaran Makan Siang Gratis Lebih Tinggi dari Kemendikbud

55 hari lalu

Raker dengan Nadiem, Anggota DPR Sebut Anggaran Makan Siang Gratis Lebih Tinggi dari Kemendikbud

Kata politikus PDIP soal anggaran makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Nadiem: Sebanyak 774.999 Guru Honorer Lulus ASN PPPK

56 hari lalu

Nadiem: Sebanyak 774.999 Guru Honorer Lulus ASN PPPK

Nadiem Makarim mengatakan, sebanyak 774.999 guru honorer telah lulus seleksi guru Aparatur Sipil Negara Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.

Baca Selengkapnya