Sungai Gelap 1.600 Km Ditemukan di Bawah Es Greenland

Sabtu, 21 Desember 2019 00:01 WIB

Sungai gelap sepanjang 1.600 kilometer ditemukan di bawah es Greenland. Kredit: American Geophysical Union

TEMPO.CO, Jakarta - Lapisan es Greenland mungkin mengaburkan sungai seribu mil (1.600 kilometer) di bawah permukaan beku. Pulau ini menjadi fokus penelitian ilmiah yang meningkat ketika peneliti berupaya mengungkapkan dunia tersembunyi di bawah gletser Bumi dan konsekuensi perubahan tingkat es pada masa depan planet ini.

Para ilmuwan dari Universitas Hokkaido, Jepang, dan Universitas Oslo, Norwegia, menggunakan data radar yang menganalisis ketinggian permukaan batu di bawah es untuk membuat simulasi komputer dari kemungkinan lapisan tanah.

Sungai itu tidak terganggu di bawah es, membawa air dari jantung pulau terbesar di dunia dan ke Samudra Atlantik melalui Peterman Fjord. Profesor Glaciology Jemma Wadham dari Universitas Bristol, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan kepada The Independent: "Ini adalah penemuan yang menarik," katanya, dikutip Independent baru-baru ini.

Apa yang ditemukan adalah potensi sebuah lembah panjang yang berisi air cair yang mengalir keluar menuju pantai, yang membuat para ilmuwan berhipotesis bahwa mereka telah menemukan sungai 1.600 km yang mengalir jauh di bawah tanah.

Jika benar, itu bisa berarti badan air membentang sebagian besar lapisan es terbesar kedua di dunia, yang panjangnya 2.400 km utara ke selatan.

"Kita tahu dari tempat lain di lapisan es bahwa jika ada cukup air lelehan di dasar gletser dan jalur yang jelas, air kemungkinan akan bergerak melalui saluran cepat, sedikit seperti sungai, bahkan jika es sangat tebal," kata Wadham.

Penamaan jalur air potensial sungai gelap karena banyak dari jalurnya tanpa cahaya. Peneliti mengatakan lebih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi keberadaan sungai saat mempresentasikan temuan mereka ke pertemuan American Geophysical Union.

Meskipun masih ada ketidakpastian cukup besar, hasilnya konsisten dengan sistem sungai subglacial panjang yang aktif saat ini. Jika dikonfirmasi dengan pengamatan radar lebih lanjut, bisa lebih dari 1.600 km panjangnya.

"Hasilnya menimbulkan masalah tentang perlunya mengamati, memahami, dan mensimulasikan hidrologi basal rumit dari lapisan es Bumi," tutur peneliti. "Bahwa fitur-fitur ini mungkin membentang dari 1.600 km ke daratan di Greenland Ice Sheet hingga muncul di Petermann Glacier."

Penemuan ini dapat membantu peneliti di masa depan lebih memahami bagaimana zat-zat dalam es Greenland dapat ditransfer dari sistem kehidupan ke lingkungan, atau suatu proses yang dikenal sebagai siklus biogeokimia.

"Ini proposal yang menarik karena sungai sub-es seperti itu memiliki potensi untuk mempengaruhi aliran es, dan memungkinkan sedimen, gas, dan nutrisi dengan cepat diangkut dari lapisan es ke laut, yang mempengaruhi siklus biogeokimia," ujarnya. Makalah penelitiannya dipublikasikan dalam jurnal Nature.

INDEPENDENT | NATURE

Berita terkait

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

1 jam lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

5 jam lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

1 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

5 hari lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

5 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

7 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

8 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

10 hari lalu

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.

Baca Selengkapnya